Para
pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah salah satu peserta utama Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan saat mulai beroperasi 1 Januari
2014.
Berbeda
dengan saat ini, premi pensiunan yang akan ditanggung pemerintah nanti lebih
besar, yaitu sebesar 3%.
“Kalau
sekarang dari premi 4%, tanggungannya 2% oleh pensiunan, dan 2% pemerintah,
maka di era BPJS nanti, premi naik menjadi 5%, di mana 2% oleh pensiunan, dan
3% ditanggung pemerintah,” kata Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
Agung Laksono saat menghadiri penandatanganan MoU PT Askes dengan Perhimpunan
Wredatama Republik Indonesia (PWRI) sekaligus peringatan HUT ke-51 PWRI, di
Jakarta, Kamis (5/9).
Agung
mengatakan, meskipun peningkatan tanggungan pemerintah ini hanya 1%, secara
jumlah anggaran APBN yang dikucurkan cukup besar.
Apalagi,
kata Agung, setiap tahunnya jumlah
pensiunan PNS semakin bertambah.
Peningkatan jumlah pensiunan itu menurutnya semakin cepat karena ada
peraturan yang mengatur batasan umur
lebih muda.
Misalnya,
ada batasan pensiun untuk para eselon, sehingga mempercepat masa pensiun dan
menambah jumlah pensiunan.
Dirut PT
Askes Fahmi Idrid mengatakan, di era BPJS Kesehatan, benefit yang diperoleh
pensiunan PNS akan jauh lebih luas, dibanding dengan saat ini.
Semua
penyakit akan ditanggung BPJS Kesehatan tanpa iur biaya, kecuali yang berkaitan
dengan kosmetik atau estetika.
Selain itu,
anggota keluarga yang dikaver juga bertambah jumlahnya dari yang sekarang ini
hanya 4 orang (suami,isteri, dan dua anak),
ditambahkan 1 anak lagi sehingga menjadi
5 orang.
Ia
mengatakan, untuk menyosialisasikan BPJS
Kesehatan pihaknya merangkul PWRI karena merupakan peserta existing dan pelanggan loyal dari PT Askes.
Ia berharap
dengan kerja sama ini komunikasi atau pesan sosialisasi tentang BPJS Kesehatan
berjalan efektif.
“Peserta
Askes Sosial akan semakin paham dan tidak perlu khawatir bahwa manfaat atau
benefit yang diterima akan berkurang sedikitpun, bahkan ada peningkatan,”
katanya.
Lebih jauh
Fahmi menjelaskan, pada 1 Januari 2014 nanti ada 4 kelompok masyarakat yang
otomatis menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Di
antaranya, peserta Askes Sosial 16,4 juta jiwa,
Jamkesmas 86,4 juta, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Jamsostek
sebanyak 8 juta , dan TNI Polri serta PNS Pertahanan Keamanan sekitar 3 juta.
Dari 16,4
juta peserta PT Askes tersebut adalah pegawai pemerintahan beserta keluarganya
yang secara otomatis menjadi peserta BPJS Kesehatan pada 1 Januari 2014.
Sementara
itu, Ketua Umum PWRI Prof Haryono Suyono mengatakan, jumlah pensiunan PNS yang
semakin bertambah menjadi potensi besar untuk BPJS Kesehatan.
Namun, ia
berharap para pensiunan PNS tidak hanya diberikan jaminan kesehatan, tetapi
didayagunakan agar bermanfaat di tengah masyarakat.
“Tua bukan
berarti kadaluarsa. Sebagian besar dari pensiun sangat berpengalaman, dan
mereka bisa jadi penggerak pembangunan. Di antara mereka ada yang dulunya
menjadi camat atau lurah, yang dekat dengan masyarakat,” kata Haryono.
Direktur
SDM PT Taspen Karsidi mengungkapkan,Taspen siap melaksanakan BPJS. Saat ini Taspen sedang menyusun road map, dan
akan diserahkan kepada pemerintah paling lambat 2014 nanti.
Taspen
sendiri tetap bertugas mengelola jaminan hari tua dan pensiunan PNS.
PWRI adalah
salah satu mitra starategis Taspen, karena keberadaannya di seluruh pelosok
memudahkan jangkauan jaminan terhadap para pensiunan di seluruh Tanah Air.
Jumlah
peserta Taspen saat ini sebanyak 6,9 juta, terdiri dari 4,5 juta peserta aktif,
dan pensiunan 2,4 juta.
Sementara
titik layanan Taspen saat ini berada di 12.865 lokasi, dengan 45 kantor cabang
dan 3 kantor cabang pembantu. (www.suarapembaruan.com)
No comments:
Post a Comment