Friday, November 1, 2013

Ditolak Minta Jamkesmas, Penderita Tumor Ganas Menangis

Mistar (34), penderita tumor di wajah asal Desa Rejosari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menangis karena ditolak Dinas Kesehatan setempat saat meminta surat Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Jamkesmas itu tadinya sebagai bekal untuk berobat dan operasi tumor yang dideritanya selama 32 tahun.

Mistar didampingi Juari, kepala Rejosari mendatangi kantor Dinkes Kabupaten Malang pada Senin (7/10/2013). Setelah Dinkes Malang menolaknya, ia duduk sambil menangis di halaman kantor Dinkes.

Ditemui para wartawan, Mistar bercerita sembari meneteskan air mata. "Saya menderita tumor di wajah ini sudah 32 tahun lamanya. Saya hidup membujang, karena tak ada perempuan yang mau menikah dengan saya akibat tumor ini," keluhnya.

Kondisi tumor Mistar sudah cukup membesar. Tonjolan besar sudah nyaris menutupi seluruh wajahnya. Pada tahun 2002 dan 2005 lalu, Mistar sudah mencoba berusaha untuk operasi tumor yang dideritanya. "Saat itu, biayanya menggunakan asuransi kesehatan," katanya.

Namun, upaya tersebut belum menyembuhkan tumor yang diderita Mistar. Kondisi tumornya masih saja terus membesar. "Saat ini saya mencoba mau minta surat Jamkesmas. Tapi malah ditolak oleh Dinkes," katanya.

Setiap tiga hari sekali, Mistar harus merasakan rasa sakit di wajahnya. "Setiap tiga hari sekali wajah saya terasa panas dan sakit sekali. Seperti ada yang membakar wajah saya," katanya.

Sebelum mendatangi kantor Dinkes, Mistar mengaku sudah mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, milik Pemerintah Kabupaten Malang. "Siapa tahu bisa operasi tumor saya dengan gratis, karena saya warga miskin. Tapi rumah sakit angkat tangan," katanya.

Karena RSUD Kanjuruhan tak bisa menanganinya, Humas RSUD Kanjuruhan Suwarno, mengantar Mistar ke Poliklinik bedah. Namun dokter poliklinik mengaku tak bisa menanganinya. Pihak dokter menyarankan Mistar berobat ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

"Kalau tumornya masih kecil katanya bisa menanganinya. Karena tumor saya sudah besar dokternya tidak siap menangani," kata Mistar.

Agar bisa dioperasi di RSSA Malang, Mistar harus memiliki kartu Jamkesmas dari Pemda Malang. Ia pun mendatangi kantor Dinkes Kabupaten Malang. "Saat ke kantor Dinkes malah saya dicuekin para pegawai yang ada di sana. Pegawai Dinkes mengaku tidak berani mengeluarkan Jamkesmas tanpa sepengetahuan Kepala Dinkes. Ya, saya harus pulang dan menangis meratapi nasib saya ini. Memang susah, mas jadi warga miskin," keluhnya sembari kembali meneteskan air.


Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Musyidah mengelak dikatakan menolak permohonan Mistar untuk mendapatkan Jamkesmas. "Kami tidak menolak. Kami akan cek dulu lagi di data base. Jika tidak ada, kami akan mengupayakan untuk penambahan penerima Jamkesmas," katanya singkat. (regional.kompas.com)

No comments:

Post a Comment