Thursday, January 23, 2014

Menahan Amarah dan Memaafkan Orang Lain yang Bersalah

            Pada suatu hari seorang budak perempuan Shafiyah binti Huyay[1] datang kepada Umar bin Khattab dan mengabarkan, "Sesungguhnya Shafiyah menyukai hari Sabtu dan masih menjalin tali silaturrahim dengan orang Yahudi."
            Mendengar kabar itu, Umar segera mengirim orang kepada Shafiyah untuk mempertanyakan kebenarannya. Kepada orang yang dikirim Umar, Shafiyah menyatakan, "Adapun hari Sabtu, saya sudah tidak menyukainya setelah Allah SWT menggantinya dengan hari Jum'at. Adapun hubungan saya dengan kaum Yahudi, itu murni karena masih ada kerabat yang harus saya jalin tali silaturrahimnya."
            Setelah diklarifikasi, Umar memanggil budak perempuan tadi dan bertanya, "Siapa yang memancing kamu untuk memberitahu tentang hal itu."
Budak itu menjawab singkat, "Syaitan.” Umar kemudian meminta, "Pergilah, kamu sudah merdeka."

Ibu Bagi Kaum Miskin
            Salah seorang istri Nabi yang bernama Zainab binti Khuzaimah al-Hilaliyah adalah seorang perempuan lemah lembut dan lebih dikenal sebagai ibu bagi kaum miskin mengingat kebaikannya yang tiada batas. Dia terlihat sering memberi makan fakir miskin dan bersedekah untuk mereka.
            Dia seorang janda dari sahabat Nabi, Abdullah bin Jahsy, yang mati syahid ketika perang Uhud. Lalu, Nabi Saw menikahinya. Namun tidak lama setelah pernikahan mereka, sekitar 2-3 bulan, Zainab meninggal dunia.[2]

Kedermawanan dan Kebaikan
            Zainab binti Jahsy waktu itu masih berstatus sebagai istri Zaid bin Haritsah. Zaid kemudian menceraikannya. Setelah itu dia dinikahi oleh Nabi Saw dengan perintah langsung dari Allah melalui suatu ayat di dalam Al-Qur'an, tanpa seorang wali ataupun saksi.[3] Karena itu, dia bangga dengan status ini dan sering menceritakannya kepada istri-istri Nabi Saw yang lain. "Kalian dinikahkan oleh keluarga kalian, sementara saya dinikahkan langsung oleh Allah dari atas singgasana-Nya."[4]
            Zainab termasuk perempuan yang wara' (berhati-hati dan waspada), agamis dan terkenal dermawan. Barazah binti Rafi' pernah memberi kesaksian, "Pada suatu waktu, Umar mengirimkan bagian [jatah uang] Zainab. Zainab berkata, 'Semoga Allah mengampuni Umar, masih banyak yang lebih membutuhkannya daripada saya'."
Orang yang diperintah Umar untuk memberikan uang itu mempertegas, "Semua ini untuk Anda."
Zainab menjawab, "Subhanallah!" Sambil menutupi wajahnya dia berkata, "Letakkanlah dan taruh kain di atasnya." Lalu Zainab menoleh kepada Barazah, "Masukkan tanganmu dan ambil secukupnya. Kemudian pergilah ke keluarga fulan dan fulan (baik yang yatim atau yang masih punya hubungan tali silaturrahim)."
            Zainab membagi-bagikan jatah uangnya hingga tersisa sedikit. Barazah mengatakan kepada Zainab, "Semoga Allah mengampunimu, demi Allah saya akan mendapat pahalanya juga karena telah membantumu."
Lalu Zainab berkata, "Kamu juga masih dapat bagian di bawah kain itu." Barazah membukanya dan ternyata di sana masih tersisa 85 dirham. Setelah itu, Zainab mengangkat tangannya ke langit dan berdo’a, "Ya Allah, saya sudah tak bisa membagi-bagikan pemberian Umar setelah tahun ini.”  
            Tahun itu pula Zainab wafat. Dan dia termasuk istri Nabi Saw yang paling cepat meninggal sesuai dengan prediksi kenabian Rasulullah, "Di antara kalian yang paling cepat menyusul diriku adalah yang paling dermawan."[5]    




[1]Salah satu istri Nabi Saw yang masih keturunan Yahudi.
[2]Muslim (2453).
[3]Ibnu Sa'ad (8/109-110).
[4]Ahmad (4/422).
[5]Bukhari (5470).

No comments:

Post a Comment