Monday, February 17, 2014

Keluarga Pertama yang Berhijrah kepada Rasulullah Saw


Hindun binti Abu Umayyah al-Mughirah al-Qurasyiyah al-Makhzumiyah menikah dengan anak pamannya, Abdullah bin Asad bin Hilal al-Makhzumi. Abdullah juga saudara susu Nabi dan anak bibi beliau. Hindun dan suaminya telah lama masuk Islam dan hijrah ke Habsyah bersama-sama. Dari Abdullah, Hindun dikaruniai seorang anak bernama Salamah. Kemudian mereka bersama-sama datang ke Makkah. Ketika suaminya, Abu Salamah hendak hijrah ke Madinah, Ummu Salamah menyiapkan perbekalannya.
Ummu Salamah berkisah, "Dia (Abu Salamah) membawa aku dan anakku, Salamah. Kemudian dia keluar menuntun untanya. Ketika orang-orang Bani al-Mughirah (keluarga Ummu Salamah) melihatnya, mereka menghampirinya dan berkata, ‘Dirimu adalah milikmu, lalu bagaimana dengan dirinya (Ummu Salamah)? Bagaimana kami membiarkanmu membawanya keluar dari sini?’ Lalu mereka menarik tali kekang unta dari tangannya dan mengambilku.”
Saat itu, Bani Abdul Asad (keluarga suaminya, Abu Salamah) marah dan menginginkan Salamah lalu mereka berkata, "Demi Allah, kami tidak akan membiarkan anak kami bersamanya karena kalian telah mengambilnya dari saudara kami." Lalu mereka saling tarik-menarik Salamah sampai pegangan tangannya lepas dari Ummu Salamah. Kemudian Bani Abdul Asad membawanya dari kelompok Abu Salamah sedangkan Bani Al-Mughirah menawan Ummu Salamah.
Sehingga Abu Salamah berangkat sendiri dan sampai ke Madinah. Ummu Salamah dipisahkan dari suaminya. Setiap petang Ummu Salamah keluar dan duduk di atas bukit. Ummu Salamah terus menangis sampai malam. Lalu datang seorang dari kaum pamannya dan dia melihat air mata di wajah Ummu Salamah. Kemudian dia berkata pada Bani al-Mughirah, "Kenapa kalian tidak membiarkan wanita malang ini pergi? Kalian telah memisahkannya dengan anak dan suaminya?
Mereka menjawab, "Kalau kamu mau, pergi sana susul suamimu." Saat itu juga Bani Abdul Asad mengembalikan anak Ummu Salamah. Lalu Ummu Salamah menaiki untanya dan meletakkan anaknya di pangkuan. Dan Ummu Salamah berangkat menyusul suaminya di Madinah.
Di tengah perjalanan itu, tidak ada yang menemani Ummu Salamah. Tapi, ketika Ummu Salamah sampai di Desa Tan'im, dia berjumpa dengan Utsman bin Thalhah. Ummu Salamah juga bertemu dengan Abdul Dar, dia mengejekku dan bertanya, "Mau ke mana engkau, wahai anak Abi Umayyah?"
Ummu Salamah menjawab, "Aku ingin menyusul suamiku di Madinah.”
Lalu Utsman tiba-tiba bertanya, "Apakah ada yang menemanimu?"
Jawab Ummu Salamah, "Tidak ada, kecuali Allah dan anakku ini."
Kemudian dia mengambil tali kekang unta Ummu Salamah, lalu dia menggiringnya dan pergi bersama Ummu Salamah. “Demi Allah, aku belum pernah melihat laki-laki Arab yang lebih mulia darinya. Jika berhenti pada suatu tempat, dia menurunkanku, lalu dia menuju sebuah pohon dan berbaring di bawahnya. Ketika mau berangkat, dia menyiapkan untaku dan menungguku naik. Setelah aku naik dan duduk dengan posisi yang pas, dia mengambil tali kekangnya dan menuntunnya sampai tiba di tempat lain. Dia terus melakukan itu sampai aku tiba di Madinah,” tutur Ummu Salamah. Ketika dia melihat kampung Amr bin Auf di Quba', dia berucap, "Suamimu ada di kampung ini." Memang Abu Salamah tinggal di sana.
Setelah Ummu Salamah hijrah ke Madinah dan berkumpul dengan suaminya, dia melahirkan Umar, Durrah dan Zainab. Abu Salamah ikut dalam perang Badar dan Uhud, dia terluka dalam perang itu. Kemudian Nabi Saw mengirimnya dalam sebuah pasukan ke Bani Asad pada bulan Shafar tahun 4 Hijriah. Kemudian dia kembali dan lukanya semakin parah. Akhirnya dia meninggal pada bulan Jumadil Akhir.

Siapa yang Lebih Baik daripada Abu Salamah?
Ummu Salamah pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda, "Tidaklah seorang Muslim mendapat musibah, lalu dia mengucap apa yang diperintah Allah,  Innâ Lillahi wa innâ illaihi râjiûn.[1] Atau dengan berdoa, Ya Allah berilah aku balasan pada musibah ini dan gantilah dengan yang lebih baik darinya. Karena, aku yakin Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik."
Ketika Abu Salamah meninggal, Ummu Salamah mengucap, "Siapa yang lebih baik dari Abu Salamah? Seorang keluarga pertama yang hijrah kepada Rasulullah Saw!" Kemudian dia membaca doa tersebut.[2]
Setelah masa iddah Ummu Salamah selesai, Abu Bakar al-Shidiq r.a. meminangnya, tetapi dia menolak. Kemudian Umar bin al-Khattab meminangnya, dia juga menolak. Lalu Rasulullah Saw mengutus Hathib bin Abu Balta'ah meminangkannya untuk Rasulullah Saw. Ummu Salamh berkata, "Aku memiliki putri kecil yang masih menyusu, aku juga wanita yang sangat cemburu, aku takut engkau melihat sesuatu dariku, lalu Allah SWT mengadzabku karena perbuatanku ini. Dan aku seorang wanita yang tua renta, banyak anak dan tidak ada keluargaku yang menjadi saksi."
Lantas Rasulullah Saw berkata, "Tentang ucapanmu aku memiliki banyak anak, maka Allah yang akan mencukupkan anak-anakmu. Tentang ucapanmu aku pencemburu maka aku akan berdoa pada Allah agar dia membuang rasa cemburumu. Tentang ucapanmu aku wanita yang tua, aku juga mengalaminya dan aku lebih tua darimu. Adapun ucapanmu tentang wali, maka tidak ada di antara mereka, baik yang ada ataupun yang tidak ada, kecuali akan merestuiku." Akhirnya Nabi Saw pun menikahinya.
Ummu Salamah mengucap, "Allah mengganti orang yang lebih baik dari Abu Salamah, yaitu Muhamad Saw."[3]


[1]QS Al-Baqarah [2]: 156.
[2]HR Muslim (918).
[3]Shahih Muslim (918-919), Musnad Ahmad (4/24, 6/313, 317),  Ibn Sa’ad, Al-Thabaqât al-Kubra (8/87-96).  

No comments:

Post a Comment