Perempuan budak milik Shafiyah binti Huyai mendatangi Umar bin Khattab r.a. dan mengadu, "Shafiyah suka hari Sabtu dan bersilaturrahim pada orang Yahudi." Lalu Umar mengutus orang untuk menanyakan kebenaran berita itu pada Shafiyah.
Shafiyah
menjawab, "Aku tidak lagi menyukai hari Sabtu
sejak Allah SWT menggantinya dengan hari Jum'at. Sedangkan soal
orang Yahudi, aku memiliki hubungan kerabat dengan mereka dan menyambung tali
silaturrahim."
Kemudian
Shafiyah bertanya pada perempuan budaknya, "Apa
yang mendorongmu melakukan itu?"
Perempuan budak itu menjawab, "Syaitan." Shafiyah lalu meminta, "Pergilah,
kau sekarang merdeka."[1]
Al-Khansa’
Al-Khansa', Tamadhur binti Amr bin al-Harits bin al-Syuraid al-Ruyahiyyah
al-Sulamiyyah, dari Bani Sulaim. Dia adalah seorang penyair Arab yang
paling terkenal dan yang paling fasih. Dia juga termasuk penduduk Nejed. Sebagian
besar umurnya dia habiskan pada masa jahiliyah. Dia menjumpai Islam, lalu
memeluknya dan bersama kaumnya mengirim utusan untuk datang menghadap Rasulullah
Saw. Sebagian besar syairnya dan yang paling bagus adalah syair risa'nya (syair-syair
ratapan) buat kedua saudaranya Shakhr dan
Mu'awiyah yang terbunuh pada masa jahiliyah.
Pada
awalnya dia membuat 2 atau 3 bait syair, sampai saudara sekandung Mu'awiyah bin
Amr dan saudaranya sebapak Shakhr, terbunuh. Shakhr adalah orang yang paling
dicintainya, karena dia seorang yang lemah lembut, baik hati dan dicintai oleh keluarganya. Dia berperang di Bani Asad dan Abu Tsaur al-Asadi menikamnya
yang menyebabkan sakit selama satu tahun lalu tewas. Ketika kedua saudaranya
tewas, dia banyak menulis syair, di antaranya syair tentang Shakhr:
Terbitnya
matahari mengingatkanku pada Shakhr
Dan
setiap tenggelam matahari, aku menangisinya
Wahai
Shakhr, aku tidak akan melupakanmu
Aku
akan berpisah dengan ruhku dan kuburku sesak
Kalau
saja tidak ada orang yang banyak menangis di sekitarku
Atas
orang-orang mati, aku akan membunuh diriku
Mereka
tidak menangisi orang seperti saudaraku
Tetapi
aku senang mengikuti mereka
Wahai
Shakhr, jika mataku menangis
Kau
telah membuatku tertawa untuk waktu yang lama
Aku
menyebutmu di depan wanita yang meratap
Aku
lebih berhak menampakkan ratapan
Aku
mendorongmu pada Tuhan saat kau masih hidup
Lalu
siapa yang akan berbicara dengan Tuhan
Jika
tangisan ini buruk untuk orang yang terbunuh
Maka
menangisimu adalah bagus dan indah
Dalam
syairnya ini, dunia mampak penuh dengan ratapan, air mata dan syair tentang
saudaranya, Shakhr. Dan itu terjadi pada masa Jahiliyah.
Ketika dia masuk Islam, dia memiliki peran lain. Dia ikut dalam
perang al-Qadisiyah bersama empat orang putranya. Dia menasehati dan
memotivasi mereka untuk berperang dan tidak lari dari medan perang. Di antara ucapannya pada malam menjelang pertempuran, "Wahai anakku,
kalian telah masuk Islam dan berhijrah sebagai orang-orang pilihan. Demi Allah,
kalian adalah anak seorang laki-laki dan anak seorang perempuan. Aku tidak
pernah mengkhianati ayah kalian dan membuat malu paman kalian. Aku tidak mengubah dan merusak nasab kalian. Kalian telah mengetahui pahala besar
yang disiapkan Allah untuk kaum Muslimin dalam memerangi orang-orang
kafir. Ketahuilah, rumah yang kekal itu (akhirat) lebih baik daripada rumah yang fana' (dunia). Allah SWT
berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan
kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan
bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung." (QS
Ali Imran [3]: 200).
Jika
esok tiba, insyaallah kalian akan selamat. Pergilah dalam memerangi musuh
kalian dengan kewaspadaan dan Allah SWT akan memberi kalian kemenangan atas
musuh-musuh-Nya. Jika kalian tiba di medan perang dan panasnya api peperangan
telah kalian rasakan, maka majulah ke dalam apinya. Kalian akan memenangkan peperangan
dan mendapatkan harta rampasan perang (ghanimah) dan kemuliaan di
akhirat kelak."
Kemudian para pemuda itu berangkat dan mentaati serta menerima nasehat
ayahnya. Mereka maju ke medan laga sambil membaca syair. Anak yang pertama
berkata:
Wahai
saudara-saudaraku, wanita tua itu memberi nasehat
Dia
menasehati kita saat dia mendoakan kita semalam
Nasehat
yang sangat indah dan jelas
Maka
majulah ke medan perang yang buruk dan kotor
Karena
kalian akan bertemu dengan teriakan
Dari
tentara Persia, anjing yang menyalak
Mereka
yakin akan mendapat kemenangan dari kalian
Kalian
berada di antara
kehidupan yang baik
Atau
kematian yang mewariskan ghanimah yang berlimpah
Lalu
dia maju berperang sampai syahid di jalan Allah SWT.
Kemudian anak yang kedua berduel dengan musuhnya sambil bersyair:
Demi
Allah, kami tidak akan melanggar wanita tua itu satu huruf pun
Dia
telah menyuruh kami dengan kasih dan sayang
Kebaikan
yang tulus dan kelembutan darinya
Maka
majulah ke medan laga dengan serentak
Sampai
kalian menghentikan tentara Persia
Dan
menyingkirkan mereka dari penjagaan kalian
Kita
melihat meremehkan mereka adalah sebuah kelemahan
Dan
membunuh mereka adalah keselamatan dan kebaikan
Lalu
anak yang ketiga bersyair:
Kau
bukan milik Khansa', bukan juga Akhzam
Bukan
juga Amr yang memiliki keagungan dan keberanian
Jika
kau tidak berkunjung di keluarga Ajam
Keluarga
Abi Sasan atau keluarga Rustum
Setiap
pertemuan yang terpuji ada singa
Yang
berjalan di atas huru-hara mencabik-cabik
Mungkin
untuk kemenangan yang cepat atau untuk ghanimah
Atau
untuk kehidupan di jalan yang mulia
Kau
akan meraihnya dengan bagian yang besar
Selanjutnya anak yang keempat bersyair:
Wanita
tua itu memiliki keinginan dan tekad yang kuat
Pandangan
yang jitu serta pendapat yang benar
Dia
telah menyuruh kita dengan benar dan baik
Sebagai
nasehat darinya dan berbakti pada orang tua
Majulah
ke medan laga serentak
Mungkin
untuk kemenangan membantu negeri
Atau
kematian yang mewariskan keabadian
Dalam
surga Firdaus dan hidup yang senang
Mereka
semua berjuang dan mendapat hasil yang diinginkan, yaitu mati syahid. Ketika kabar kesyahidan mereka sampai kepada ibunya, al-Khansa', dia berkata, "Segala
puji bagi Allah yang telah memuliakanku dengan kematian mereka. Aku berharap
Dia akan mengumpulkanku bersama mereka di surga-Nya."
Demikianlah kehidupan
al-Khansa' pada masa Jahiliyah dan masa setelah dia masuk Islam. Dia
adalah sebaik-baik wanita mukmin yang bersabar.
No comments:
Post a Comment