Dari
Abu al-Muwarriq, dia bertutur, "Orang yang mendengar Naqisy
binti Salim di Makkah bercerita kepada kami.”
Naqisy mengadu, "Wahai Tuhan manusia, kesulitan telah pergi dariku. Ini
adalah tempat orang yang berlindung dengan maaf-Mu dari kemarahan-Mu, dengan
rahmat-Mu dari kemurkaan-Mu. Wahai Kekasih orang-orang yang bertaubat, wahai Yang
tidak tertahan untuk memberi, wahai yang memiliki pemberian dan nikmat,
tambahkan rasa percaya kepadaku agar menjadi penyambung dengan-Mu dan jadikan hidanganku
bebasnya aku dan senangkan hatiku dengan ridha-Mu."
Di satu tempat, Naqisy berkeluh-kesah, "Dosa-dosa telah memberatkanku,
Tuhan. Mataku bercelak kesedihan dan demi keagungan-Mu aku tidak pernah
menikmati tawa selamanya sampai aku tahu di mana aku akan tinggal dan di mana
rumahku kelak?" Ketika dia melihat tangan manusia mengulur untuk berdoa,
dia berkata, "Tuhanku, Engkau menempatkan mereka di tempat ini karena
takut neraka. Wahai penyejuk hatiku, mereka mencari pemberian-Mu dan mengharap
anugerah-Mu." Ketika mereka kembali, dia meletakkan pipinya dan berteriak,
"Manusia telah pulang dan aku tidak merasa hatiku putus asa pada-Mu."
Ya Allah, Tolonglah Aku dari Diriku
Abu Abdil Malik mengisahkan bahwa dirinya melihat seorang wanita bergelayutan di dinding Ka'bah sambil berkata,
"Ya Allah, aku meminta perlindungan-Mu dari diriku."
Menjaga Diri
Dari Abdullah bin Ahmad bin Bakar, dia berkata, "Abu al-Hasan al-Makki
memiliki seorang anak perempuan yang tinggal di Makkah dan lebih wara' daripadanya. Dia hanya memiliki uang 30 dirham yang
diberikan ayahnya setiap tahun dari keuntungan harga daun kurma yang dia anyam
dan jual.”
Ibnu al-Rawas al-Tammar, tetangganya, memberitahu Abdullah, "Aku
datang untuk berpamitan padanya karena aku ingin pergi haji dan aku bawakan
keperluannya. Aku minta doanya, lalu dia menyerahkan selembar kertas dan
berkata, ‘Tanyalah di Makkah tempat si fulan dan fulanah dan serahkan kertas
ini kepadanya.’ Aku tahu itu adalah anaknya.”
Ibnu al-Rawas mengambil ambil kertas itu, lalu mendatangi dan bertanya
tentangnya. Lalu dia menemukannya sedang beribadah dan zuhud. Ibnu al-Rawas
berpikir akan memberikan sebagian hartanya untuknya agar mendapat pahala. Ibnu
al-Rawas tahu kalau memberikan pada anaknya, dia tidak akan
mengambilnya. Lalu dia membuka kertas itu dan Ibnu Rawas menambahkan 30 dirham menjadi 50 dirham tetapi dia mengembalikannya
seperti semula dan menyerahkannya kepada Ibnu al-Rawas.
Dia bertanya, "Bagaimana kabar ayahku?"
Ibnu al-Rawas menjawab, "Baik."
Dia bertutur, "Ahli dunia telah bercampur dan terputus dari Allah SWT.
Demi Allah dan demi orang yang kau tuntut sesuatu padanya, aku minta padamu untuk
mempercayaiku." Ibnu al-Rawas mengucap, "Ya."
Dia bertanya, "Apakah dirham ini bercampur dengan dirham
milikmu?"
Ibnu al-Rawas menjawab, "Ya. Bagaimana kau bisa tahu?"
Dia berujar, "Ayahku tidak pernah memberi lebih dari 30 dirham karena
keadaannya tidak memungkinkan untuk itu kecuali dia meninggalkan kebiasaan.
Kalau kau memberi tahuku akan hal itu, aku juga tidak akan mengambilnya." Kemudian
dia berkata, "Ambillah semuanya karena kau telah berbuat jahat padaku
padahal kau mampu berbuat baik kepadaku."
Ibnu al-Rawas bertanya, "Kenapa?"
Dia menjawab, "Aku tidak memakan sesuatu yang bukan dari hasil usahaku,
bukan juga dari usaha ayahku dan aku tidak mengambil uang yang aku tidak tahu
bagaimana uang itu diperoleh."
Ibnu al-Rawas berkata, "Ambillah 30 dirham sebagaimana yang biasa
ayahmu berikan dan kembalikan sisanya padaku."
Dia mengatakan, "Kalau aku tahu mana uang yang dari ayahku, aku akan
mengambilnya. Tetapi uang itu sudah bercampur dan aku tidak bisa membedakannya,
jadi aku tidak akan mengambilnya. Sekarang aku akan makan dari tempat sampah
sampai musim haji mendatang karena ini adalah uang makanku tahun ini. Kau telah
membuatku lapar. Kalau kau bermaksud menyakitiku, pasti aku akan mendoakan
keburukan padamu."
Ibnu al-Rawas berkata, "Aku menjadi resah dan aku kembali ke Basrah
dan mendatangi Abu al-Hasan, lalu aku ceritakan kepadanya dan aku minta maaf.” Abu
al-Hasan berkata, "Aku tidak bisa mengambilnya lantaran uang itu telah
bercampur dengan uang orang lain, kau telah berbuat jahat kepadaku."
Ibnu al-Rawas bertanya, "Apa yang harus aku lakukan dengan uang
ini?"
Abu al-Hasan menjawab, "Aku tidak tahu. Ini bukan saatnya untuk
meminta maaf dan bertanya mau diapakan uang itu?" Setelah beberapa lama,
dia berkata kepada Ibnu al-Rawas, "Sedekahkan uang itu." Lalu Ibnu
al-Rawas melakukannya.
No comments:
Post a Comment