Dari Ibnu Ruwad, dia berkata, "Di Makkah ada wanita yang tinggal di kampung kami. Setiap hari dia bertasbih sebanyak 12.000 tasbih. Dia berjalan dan ketika tiba di kuburan, dia lenyap dari pandangan orang. Rahimahallah.”
Kami Bukan Mereka
Abu Syaudzab mengisahkan, Abdah bin Abu Lubabah menulis kepada Syuraik yang
dipanggil al-Hasan bin al-Khazzaz, "Bayarlah 300 dirham pada Ahlul Bait
yang paling memerlukan di Makkah.” Dia bertanya dan ditunjukkan pada Ahlul Bait,
lalu dia mendatangi mereka. Kemudian keluar seorang wanita tua yang amat baik
perangainya. Dia berkata kepada wanita itu, "Aku diutus dengan membawa 300
dirham dan aku disuruh untuk memberikannya pada Ahlul Bait yang paling
memerlukan di Makkah." Wanita itu menjawab, "Jika kau diperintahkan
untuk itu, kami bukan yang dimaksud dan kami tidak berhak menerima uang itu.
Aku tahu Ahlul Bait yang lebih memerlukan."
Lalu dia bertanya pada wanita itu dan ditunjukkan pada mereka. Kemudian
dia memberikan uang itu pada mereka dan menulis kepada Abdah untuk
mengabarkannya tentang keadaan wanita itu. Lantas
Abdah membalas untuk melipat-gandakan uang itu dan memberikannya
pada wanita itu sebanyak 600 dirham.
Jariyah (Budak Perempuan) yang Hitam
Dari
al-Mutsanna bin al-Shabah, "Atha' dan Mujahid mengikuti seorang jariyah
yang hitam di pinggir Makkah yang membuat mereka menangis, kemudian mereka
kembali."
Tangisan
Malik
bin Dinar bercerita,
"Aku melihat seorang wanita yang amat indah matanya di Makkah. Para wanita
datang untuk melihatnya. Lalu wanita itu menangis. Mereka berkata bahwa matanya
akan buta kalau menangis terus.”
Wanita itu berkata, "Kalau aku termasuk ahli surga, maka Allah akan
menggantikannya dengan mata yang lebih indah daripada mata ini dan kalau aku
termasuk ahli neraka, maka Allah akan membuatnya lebih parah dari ini." Lalu
dia menangis sampai satu matanya buta. Semoga Allah SWT merahmatinya.
Hakimah
Muhamad bin Marwan berkata, "Ada seorang wanita di Makkah yang
dimuliakan Allah SWT yang dipanggil ‘Hakimah.’ Jika dia
melihat pintu Ka'bah terbuka, dia berteriak sangat keras dan pingsan.” Pada suatu hari, ketika dia tidak ada, pintu Ka'bah dibuka. Saat dia datang, dikatakan kepadanya, "Wahai Hakimah, hari ini rumah
Tuhanmu dibuka. Kalau kau melihat orang-orang berthawaf dengan mengenakan
pakaian ihram sambil bertalbiyah dan mengharap rahmat dan ampunan dari Tuhan
mereka serta menangis dengan penuh kehinaan dan penyesalan, itu pasti akan
membuatmu senang." Lalu dia berteriak dengan teriakan yang sangat
menggetarkan hati dan dia terus berteriak sampai mati karena menyesal tidak
sempat melihat pintu Ka'bah terbuka yang telah Allah muliakan dan tidak ada di
dunia ini yang serupa dan bisa menggantikannya.
Sebuah Nasehat
Abu
Abdurrahman al-Maghazili berkisah, "Dahulu Hakimah tinggal di Makkah.
Pada suatu hari kami mendatanginya, lalu wanita yang membantunya berkata
kepadanya, ‘Saudara-saudaramu mendatangimu ingin
mendengar kata-katamu’."
Dia menangis lama sekali kemudian menemui Abu Abdurrahman dan kawan-kawan
lantas mengucap, "Saudara-saudaraku dan penyejuk hatiku, kalian umpamakan
kiamat ada di ujung mata hati kalian lalu kembalikan pada diri kalian apa yang
telah kalian kerjakan. Apa yang kalian sangka Dia akan memperkenankan itu pada
hari kiamat, maka berharaplah Tuhanmu akan menerimanya dan menyempurnakan
nikmat-Nya di sana. Apa yang kalian takutkan bahwa pada hari itu Dia akan
menolak kalian, maka perbaikilah dari sekarang. Saudara-saudaraku dan penyejuk
hatiku, janganlah kalian lalai pada diri kalian, lalu akan dikembalikan pada
kalian di mana tidak ada pengganti dan tidak ada yang sanggup menjamin."
Kemudian dia menangis lama, lalu datang menemui Abu Abdurrahman dan kawan-kawan
lantas bernsehat, "Saudara-saudaraku dan penyejuk hatiku, kebaikan badan
dan kerusakannya karena baik-buruknya niat. Orang-orang yang bertakwa meraih
cinta karena mereka mencintai-Nya dan hanya berhubungan dengan-nya. Kalau tidak
ada Allah dan Rasul-Nya, mereka tidak meraih itu. Tetapi mereka mencintai Allah
dan Rasul-Nya lalu Allah memberi rasa cinta pada hamba-hamba-Nya kepada mereka
karena rasa cinta mereka kepada Allah dan Rasul-Nya. Saudara-saudaraku,
penyejuk hatiku, rasa takut berbicara dengan hati pemiliknya lalu dia memutus
mereka dan menyibukkan mereka dari merasakan kelezatan dan syahwat.
Saudara-saudaraku, penyejuk hatiku, sebanyak kalian menyimpang dari Allah sebaik
itu pula Dia akan menyimpangkan kebaikan-Nya dari kalian dan sebesar yang
kalian terima dari-Nya, Dia akan menerima dan menambahkan karunia-Nya pada
kalian. Allah Maha Luas dan Maha Pemurah."
No comments:
Post a Comment