Sunday, April 6, 2014

Aku Takut pada Diriku


Diceritakan oleh Yahya bin Bistham al-Ashgar bahwa Salamah al-Afqam bercerita kepadanya, "Aku bertanya kepada Abidah binti Abu Kilab, apakah yang kau inginkan?" Abidah menjawab, "Kematian." Salamah kembali bertanya, "Kenapa?" Jawab Abidah, "Karena demi Allah, aku takut suatu hari aku melakukan sebuah dosa yang akan mendapat ganjaran pada hari kiamat."

Derajat Takwa yang Paling Tinggi
Dinarasikan oleh Abdul Aziz bin Salman, "Abidah dan ayahku berselisih umur dengan Malik bin Dinar selama 20 tahun. Ayah Abdul Aziz berujar, "Aku tidak pernah mendengar Abidah bertanya kepada Malik tentang sesuatu kecuali satu kali. Abidah bertanya, "Wahai Abu Yahya, kapan seorang yang bertakwa mencapai derajat takwa yang paling tinggi?" Malik menjawab, "Apa-apaan ini? Jika seorang yang bertakwa mencapai derajat yang paling tinggi yang tidak ada derajat lagi yang lebih tinggi daripada itu, maka tidak ada yang lebih aku sukai selain datang menghadap Allah SWT." Abdul Aziz berkata, "Lalu Abidah berteriak keras dan jatuh tidak sadarkan diri."

Bangunlah!
Dikisahkan oleh al-Husain bin Abdurrahman bahwa beberapa orang sahabatnya bercerita, pada suatu malam, istri Habib Abu Muhamad, membangunkannya saat sahur. Dia berkata, "Bangunlah! Malam telah pergi dan siang telah datang. Di depanmu ada jalan yang sangat panjang sedangkan bekal kita sedikit. Rombongan orang-orang saleh telah lewat di depan kita dan kita di sini telah tertinggal."

Sakit dan Sakit
Muslim bin Ibrahim mengisahkan bahwa dia mendengar Suhail, saudara Hazim, bercerita, dahulu Habib Abu Muhamad mempunyai seorang istri yang dipanggil Amrah. Amrah mengeluhkan matanya yang sakit dan dia ditanya, "Bagaimana keadaan matamu?" Dia menjawab, "Sakitnya hatiku melebihi sakitnya mataku."

Beberapa Berita Burdah al-Shuraimiyah
Bila dia ditanya, "Bagaimana keadaanmu?" Dia menjawab, "Aku adalah tamu yang mencari bantuan di tanah yang asing, dan kami menunggu jawaban orang yang berseru."
Asyras Abu Syaiban – seorang ahli ibadah yang banyak menangis – dari Tsabit al-Banani, dia mengungkapkan bahwa seorang wanita dari masa awal dan dipanggil Burdah banyak menangis sampai rusak penglihatannya. Lalu dikatakan kepadanya, "Bertakwalah kepada Allah, apakah kau tidak takut penglihatanmu akan hilang?" Dia menjawab, "Biarkan aku. Kalau aku termasuk ahli neraka, maka Allah  akan menjauhkanku dan menjauhkan penglihatanku, dan jika aku termasuk ahli surga, maka Allah  akan menggantinya dengan dua mata yang lebih baik daripada mataku ini."
Dikisahkan Musa bin Said atau lainnya bahwa dikatakan kepada al-Hasan, "Wahai Abu Said, di sini ada seorang wanita yang dipanggil Burdah. Kedua matanya rusak akibat sering menangis." Lalu al-Hasan mendatanginya dan mengucap, "Wahai Burdah, sesungguhnya badanmu punya hak atas dirimu dan penglihatanmu memiliki hak atas dirimu." Burdah menjawab, "Wahai Abu Said, kalau aku termasuk ahli neraka, maka Allah  akan menjauhkan penglihatanku. Dan jika aku termasuk ahli surga, maka Allah  akan menggantinya dengan dua mata yang lebih baik daripada mataku ini."
Atha' bin al-Mubarak menceritakan, "Di Basrah ada seorang wanita yang ahli ibadah yang akrab dipanggil Burdah. Dia melakukan qiyamullail, jika gerakan dan mata telah tenang, dia berseru dengan suara lirihnya, Mata telah tenang, bintang telah muncul dan setiap kekasih berduaan dengan kekasihnya. Aku berdua dengan-Mu, wahai Kekasihku. Apakah Kau akan menyiksaku sedangkan cinta-Mu ada dalam hatiku? Jangan lakukan itu, Kekasih."
Muhamad bin al-Husain berkata, Syadz bin Fayyadh bercerita kepadanya bahwa seorang yang bertemu dengan al-Hasan bercerita kepada Syadz, "Pada zaman al-Hasan ada seorang wanita jika dia mendengar ayat al-Quran dia akan berteriak dan terkadang dia berbicara apa yang tidak dia inginkan. Lalu dia ditanyakan tentang itu, jawabnya, Terkadang aku mendengar al-Qur'an dan aku melihat kerajaan Bani Marwan telah mengelilingku. Dia menangis sehingga orang yang melihatnya akan merasa iba padanya.
Muhamad bin al-Husain berkata bahwa al-Hamidi bercerita kepadanya, pada suatu hari Sufyan menyebut Burdah dan berkata, "Semoga Allah merahmatinya. Di sini tidak ada wanita yang lebih bersungguh-sungguh darinya. Dia menangis sampai penglihatannya hilang."
Sufyan bertutur, "Jika Burdah mendengar suara teriakan keras, dia berteriak dan terus berteriak sampai tidak sadarkan diri."

Beberapa Berita Ummu Thalq
Dari Muhamad bin Sanan al-Bahili, dia berkata, "Aku mendengar Syu'bah bin Dukhan menyebutkan bahwa Ummu Thalq setiap hari dan malam melakukan shalat sebanyak 400 rakaat dan dia juga banyak membaca al-Quran.
Syu'bah bin al-Arqam berkata bahwa dia mendengar Ashim al-Jahdari berkata, "Ummu Thalq pernah mengucap, Nafsuku tidak menginginkan apa-apa lagi setelah Allah SWT menjadi sultan bagi hatiku."
Dikisahkan oleh Sufyan bin Uyainah bahwa Ummu Thalq berkata kepada Thalq, "Alangkah indahnya suaramu dengan al-Quran. Semoga itu tidak menjadi sesuatu yang memberatkanmu pada hari kiamat." Mendengar itu, Thalq menangis sampai tidak sadarkan diri.
Dari Salamah al-Aiham bahwa dia mendengar Ashim al-Jahdari berkata, "Ummu Thalq pernah berkata, Nafsu itu menjadi raja jika kau mengikutinya dan akan menjadi rakyat jika kau mampu mengendalikannya."

No comments:

Post a Comment