Diceritakan oleh Yahya bin Bistham al-Ashgar bahwa Salamah al-Afqam bercerita kepadanya, "Aku bertanya kepada Abidah binti Abu Kilab, apakah yang kau inginkan?" Abidah menjawab, "Kematian." Salamah kembali bertanya, "Kenapa?" Jawab Abidah, "Karena demi Allah, aku takut suatu hari aku melakukan sebuah dosa yang akan mendapat ganjaran pada hari kiamat."
Derajat Takwa yang Paling Tinggi
Dinarasikan oleh Abdul Aziz bin
Salman, "Abidah dan ayahku berselisih umur dengan Malik bin Dinar selama
20 tahun.” Ayah Abdul Aziz berujar, "Aku tidak pernah mendengar Abidah
bertanya kepada Malik tentang sesuatu kecuali satu kali.” Abidah bertanya,
"Wahai Abu Yahya, kapan seorang yang bertakwa mencapai derajat takwa yang
paling tinggi?" Malik menjawab, "Apa-apaan ini? Jika seorang yang
bertakwa mencapai derajat yang paling tinggi yang tidak ada derajat lagi yang
lebih tinggi daripada itu, maka
tidak ada yang lebih aku sukai selain datang menghadap Allah SWT." Abdul Aziz berkata, "Lalu Abidah
berteriak keras dan jatuh tidak sadarkan diri."
Bangunlah!
Dikisahkan oleh al-Husain bin
Abdurrahman bahwa beberapa orang sahabatnya bercerita, pada suatu malam, istri Habib Abu Muhamad, membangunkannya saat sahur. Dia berkata, "Bangunlah! Malam
telah pergi dan siang telah datang. Di depanmu ada jalan yang sangat panjang
sedangkan bekal kita sedikit. Rombongan orang-orang saleh telah lewat di depan
kita dan kita di sini telah tertinggal."
Sakit dan Sakit
Muslim
bin Ibrahim mengisahkan bahwa dia mendengar
Suhail, saudara Hazim, bercerita, dahulu Habib Abu Muhamad mempunyai seorang istri yang dipanggil
Amrah. Amrah mengeluhkan matanya yang sakit dan dia ditanya, "Bagaimana
keadaan matamu?" Dia menjawab, "Sakitnya hatiku melebihi sakitnya
mataku."
Beberapa Berita Burdah al-Shuraimiyah
Bila dia ditanya, "Bagaimana keadaanmu?" Dia menjawab,
"Aku adalah tamu yang mencari bantuan di tanah yang asing, dan kami
menunggu jawaban orang yang berseru."
Asyras
Abu Syaiban – seorang ahli ibadah yang banyak menangis – dari Tsabit al-Banani,
dia mengungkapkan bahwa seorang wanita dari masa awal
dan dipanggil Burdah banyak menangis sampai rusak penglihatannya. Lalu
dikatakan kepadanya, "Bertakwalah kepada Allah, apakah kau tidak takut
penglihatanmu akan hilang?" Dia menjawab, "Biarkan aku. Kalau aku
termasuk ahli neraka, maka Allah akan
menjauhkanku dan menjauhkan penglihatanku, dan jika aku termasuk ahli surga,
maka Allah akan menggantinya dengan dua
mata yang lebih baik daripada mataku ini."
Dikisahkan Musa bin Said atau lainnya bahwa dikatakan kepada
al-Hasan, "Wahai Abu Said, di sini ada seorang wanita yang dipanggil
Burdah. Kedua matanya rusak akibat sering menangis." Lalu al-Hasan
mendatanginya dan mengucap, "Wahai
Burdah, sesungguhnya badanmu punya hak atas dirimu dan penglihatanmu memiliki
hak atas dirimu." Burdah menjawab, "Wahai Abu Said, kalau aku
termasuk ahli neraka, maka Allah akan
menjauhkan penglihatanku. Dan jika aku termasuk ahli surga, maka Allah akan menggantinya dengan dua mata yang lebih
baik daripada mataku ini."
Atha'
bin al-Mubarak menceritakan, "Di Basrah
ada seorang wanita yang ahli ibadah yang akrab dipanggil
Burdah. Dia melakukan qiyamullail, jika gerakan dan mata telah tenang,
dia berseru dengan suara lirihnya, ‘Mata telah tenang, bintang telah muncul
dan setiap kekasih berduaan dengan kekasihnya. Aku berdua dengan-Mu, wahai Kekasihku.
Apakah Kau akan menyiksaku sedangkan cinta-Mu ada dalam hatiku? Jangan lakukan
itu, Kekasih’."
Muhamad
bin al-Husain berkata, Syadz bin Fayyadh bercerita kepadanya bahwa seorang yang bertemu dengan al-Hasan bercerita kepada Syadz, "Pada zaman al-Hasan ada seorang wanita jika dia mendengar
ayat al-Quran dia akan berteriak dan terkadang dia berbicara apa yang tidak dia
inginkan. Lalu dia ditanyakan tentang itu, jawabnya, ‘Terkadang
aku mendengar al-Qur'an dan aku melihat kerajaan Bani Marwan telah mengelilingku.’ Dia menangis sehingga orang yang melihatnya akan merasa iba
padanya.”
Muhamad bin al-Husain berkata bahwa al-Hamidi bercerita kepadanya, pada
suatu hari Sufyan menyebut Burdah dan berkata, "Semoga Allah merahmatinya.
Di sini tidak ada wanita yang lebih bersungguh-sungguh darinya. Dia
menangis sampai penglihatannya hilang."
Sufyan
bertutur, "Jika Burdah mendengar suara teriakan keras, dia berteriak
dan terus berteriak sampai tidak sadarkan diri."
Beberapa Berita Ummu Thalq
Dari
Muhamad bin Sanan al-Bahili, dia berkata, "Aku mendengar Syu'bah bin Dukhan
menyebutkan bahwa Ummu Thalq setiap hari dan malam melakukan shalat sebanyak
400 rakaat dan dia juga banyak membaca al-Quran.”
Syu'bah
bin al-Arqam berkata bahwa dia mendengar Ashim al-Jahdari berkata, "Ummu Thalq pernah mengucap, ‘Nafsuku tidak menginginkan apa-apa
lagi setelah Allah SWT menjadi sultan bagi hatiku’."
Dikisahkan oleh Sufyan bin Uyainah bahwa Ummu Thalq berkata kepada Thalq, "Alangkah indahnya suaramu
dengan al-Quran. Semoga itu tidak menjadi sesuatu yang memberatkanmu pada hari
kiamat." Mendengar itu, Thalq menangis sampai tidak sadarkan diri.
Dari
Salamah al-Aiham bahwa dia mendengar Ashim
al-Jahdari berkata, "Ummu Thalq pernah berkata, ‘Nafsu itu menjadi raja jika kau mengikutinya dan akan menjadi
rakyat jika kau mampu mengendalikannya’."
No comments:
Post a Comment