Dana
kelolaan peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan pada tahun 2017 mendatang diharapkan bisa
mencapai Rp 450 triliun atau melonjak hampir
tiga kali lipat dari jumlah dana kelolaan PT Jamsostek (Persero) yang hingga
periode September 2013 baru mencapai Rp 149 triliun.
Direktur
Keuangan PT Jamsostek (Persero) Herdi Trisanto, mengakui bahwa untuk mengejar
target tersebut, BPJS Ketenagakerjaan nantinya harus memiliki jumlah peserta
mencapai 37,3 juta peserta.
“Dana
kelolaan sebesar Rp149 triliun didapat
dari jumlah peserta Jamsostek sebanyak
12 juta. Jika nanti sudah jadi BPJS
Ketenagakerjaan dengan jumlah peserta 37,3 peserta, kita optimistis target sebesar Rp 450 triliun
bisa tercapai,” ujar Herdi usai menutup pelaksanaan Diklat Persiapan
Kerja PT Jamsostek (Persero), di Jakarta, Jumat (20/9).
Menurut
Herdi, pencapaian target tersebut sangat tergantung dari regulasi mengenai strategi
investasi BPJS Ketenagakerjaan yang akan diterbitkan pemerintah sebagai
regulator. “Kalau strateginya tidak berubah seperti yang dijalankan oleh PT
Jamsostek, maka target pencapaian dana kelolaan sebesar Rp 450 triliun pada
tahun 2017 mendatang pasti akan tercapai,” katanya.
Dia
menambahkan, PT Jamsostek sendiri saat ini terus berbenah diri menjelang proses
transformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Salah satu yang tengah dipersiapkan
oleh Jamsostek adalah memperkuat tenaga sumber daya manusia (SDM) yang
dipersiapkan untuk menunjang aktivitas BPJS Ketenagakerjaan.
“Pada
rekrutmen karyawan tahun 2013 ini kami menjaring 433 calon karyawan dari total
sebanyak 70.560 pelamar. Dengan adanya tambahan 433 karyawan, nantinya jumlah
karyawan BPJS Ketenagakerjaan akan menjadi sekitar 4.000 karyawan,” ungkapnya.
Dengan
tantangan dan tugas yang jauh lebih besar dibandingkan Jamsostek,
lanjutnya, BPJS Ketenagakerjaan idealnya
memang harus memiliki jumlah karyawan tiga kali lipat dibandingkan jumlah
karyawan yang dimiliki PT Jamsostek (Pesero) saat ini.
“Namun
karena regulator menghendaki agar BPJS Ketenagakerjaan tidak boleh besar (dari
segi jumlah karyawan/red), tapi kapasitas SDMnya yang harus besar, makanya kami
harus membentuk tim yang andal dengan hanya menerima calon karyawan terbaik
yang telah lolos dari delapan kali tahapan seleksi dari seluruh Indonesia,”
ungkapnya.
Kata
Herdi, saat ini gaji serta renumerasi yang diterima oleh karyawan PT Jamsostek
(Persero) tercatat sudah lebih tinggi dibandingkan karyawan BUMN perbankan.
“Kalau tidak salah, renumerasi kita hanya kalah dengan karyawan Bank
Indonesia,” tandasnya. (www.poskotanews.com)
No comments:
Post a Comment