Asosiasi
Pengusaha Indonesia (Apindo) Depok mengkritik kesiapan pemerintah untuk
menggulirkan program Badan Perlindungan Jaminan Sosial (BPJS). Sebab, hingga
kini sosialisasi program tersebut dinilai masih belum terdengar di kalangan
pengusaha.
Ketua
Apindo Depok Inu Kertapati mengatakan sosialisasi yang dilakukan pemerintah
belum berjalan. Padahal, kata dia, BPJS akan digulirkan beberapa bulan lagi.
"Persiapan
mau ke BPJS, undang-undangnya juga enggak tahu nih, sosialisasi enggak jalan,
saya enggak melihat ada sosialisasi dari pemerintah di kalangan pengusaha, kan
tinggal beberapa bulan lagi. Kalau enggak siap ditunda dong. Hampir tak ada
sosialisasi di perusahaan saya," ujarnya di Depok, Rabu (25/09/2013).
Semestinya,
lanjut Inu, pemerintah menjelaskan mekanisme pembayaran saat sudah dilimpahkan
ke PT Askes, harus dijelaskan. Sebab lebih dari 80 perusahaan yang tergabung di
Apindo sudah ikut dalam Jamsostek.
"Bagaimana
pembayarannya. Ini kan belum ada penjelasannya. Makanya saya mau tanya ini ke
Jamsostek. Kok enggak ada, mekanismenya, siapa saja, bisa langsung enggak ke
rumah sakit, sampai sekarang UU BPJS pun
belum disosialisasikan dengan baik. Kami harusnya kan diundang. Kan mereka yang
punya program ini," tukasnya.
Selama ini,
Inu menilai program yang dijalankan Jamsostek sudah sangat baik. Namun Inu
mengkhawatirkan jika Jamsostek akan merugi sebab perhitungan prosentase gaji
yang dilakukan masih sebesar Rp 1 juta.
"Semua
yang formal pasti ikut Jamsostek, terutama di bawah Apindo, tak ada anggota
Apindo yang tak masuk Jamsostek. Jamsostek sudah sangat bagus, dulu sampai
sekarang kan batas hitungan premi Rp1 juta gaji, sementara UMK Depok saja sudah
Rp2.042.000, apa enggak rugi nanti Jamsostek, takutnya berpengaruh ke
pelayanan, saya enggak tahu apa akan ada PP baru atau tidak," tandasnya. (economy.okezone.com)
No comments:
Post a Comment