“Segmennya berbeda antara BPJS dan
asuransi umum. Kalau BPJS, lebih banyak yang untuk konsumen menengah.
Asuransi umum kan antara menengah hingga menengah ke atas. Jadi tidak
ada pengaruhnya,” katanya.
Dia menambahkan, BPJS merupakan solusi
dari pemerintah untuk melindungi seluruh masyarakat. “Sekarang trennya
kan satu orang punya lebih dari satu polis. Jadi, tidak ada masalah.
Malah harapannya antara BPJS dan asuransi bisa bersinergi,” ujarnya.
Dia mengungkapkan bahwa nilai BPJS yang
memiliki batasan tertentu menjadi peluang bagi asuransi umum untuk
mengeruk pangsa pasar lebih banyak. “Bergantung pada masyarakat mau
seperti apa. BPJS kan terbatas. Jadi, memungkinkan masyarakat memiliki
double polis,” katanya.
Terlebih, kini hanya BPJS kesehatan yang
secara aktif beroperasi. Sementara itu, BPJS ketenagakerjaan mulai
aktif beroperasi tahun depan.
Seperti diketahui, BPJS ketenagakerjaan
merupakan lembaga yang diatur dalam undang-undang. Menurut UU No 24
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, BPJS
ketenagakerjaan mulai aktif beroperasi penuh paling lambat 1 Juli 2015.
Itu merupakan batas waktu penyelenggaraan PT Jamsostek.
Di sisi lain, PT Asuransi Sinar Mas
(ASM) terus menggenjot kinerja perseroan dengan memaksimalkan jalur
agensi. Regional Manager IV ASM Konstantinus S. Tarung mengungkapkan,
pemasaran melalui jalur agensi tahun lalu secara nasional membukukan
premi bruto Rp 153,687 miliar. “Pencapaian tersebut naik 32 persen dari
2012 sebesar Rp 116 miliar,” katanya.
Kini jumlah agen ASM tercatat sebanyak
12.270 di seluruh tanah air. Premi bruto ASM wilayah IV (Jatim, Bali,
NTB, NTT, dan Kalimantan non-Kalbar) tahun lalu mencapai Rp 212 miliar.
Jalur distribusi agensi menyumbang premi Rp 11 miliar atau 5 persen dari
total premi bruto. “Tahun ini kami menargetkan premi bruto Rp 255
miliar atau naik 20,2 persen dari pencapaian tahun lalu,” pungkasnya. (www.jpnn.com)
No comments:
Post a Comment