Thursday, April 10, 2014

Banyak Bangun Malam


Uwaid bin Abi Imran al-Juni bercerita, "Ibuku pernah melakukan qiyamullail sampai kedua betisnya diperban dengan kain. Lalu Abu Imran al-Juni meminta, "Cobalah kau kurangi sedikit qiyamullail-mu. Dia menjawab, "Ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan berdiri saat Hari Perhitungan kelak." Abu Imran pun terdiam.

Siapa yang Menipuku denganmu, Riyah?
Abu Yusuf al-Bazzaz berkata, "Riyah al-Qisi menikahi seorang wanita, lalu dia tinggal bersamanya. Pagi harinya, wanita itu pergi menggiling gandum. Riyah al-Qisi mengucap, "Kalau kau mencari seorang wanita, cukuplah yang seperti ini. Lalu istrinya berkata, "Aku menikah dengan Riyah al-Qisi dan aku tidak menikahi seorang yang kejam dan bengis.
Malam harinya, Riyah tidur untuk menguji istrinya. Lalu istrinya melakukan qiyamullail seperempat malam kemudian memanggilnya, "Bangunlah, Riyah." Riyah menjawab, "Aku akan bangun." Tetapi dia tidak bangun. Lalu istrinya melakukan qiyamullail seperempat malam lagi kemudian memanggilnya, "Bangunlah, Riyah." Riyah menjawab, "Aku akan bangun." Namun dia tidak bangun. Lalu istrinya melakukan qiyamullail seperempat malam lagi kemudian memanggilnya, "Bangunlah, Riyah." Riyah menjawab, "Aku akan bangun." Lalu istrinya berkata, "Malam telah berlalu. Orang-orang baik telah berkumpul untuk perang, sedangkan kau tidur. Siapa yang telah menipuku denganmu, Riyah?" Riyah berkata, "Lalu istriku melakukan qiyamullail seperempat malam terakhir."
Dari Abdullah bin al-Harits, "Syumaith bin al-Ajalan menikahkan Riyah al-Qisi dengan seorang wanita. Ketika Riyah duduk bersama istrinya, tiba-tiba istrinya memandang langit lalu berteriak sangat keras dan tidak sadarkan diri."
Riyah berkata, "Aku pernah gelisah memikirkan satu urusan dunia. Lalu istriku berkata, Aku melihat kau sedang gelisah memikirkan satu urusan dunia yang telah menipuku denganmu, Riyah." Kemudian istrinya mengambil bulu mata dari balik cadarnya dan berkata, "Dunia itu lebih kecil dari ini."
Sayyar berkata bahwa Riyah bercerita kepadanya, "Seorang wanita disebutkan kepadaku, lalu aku pun menikahinya. Lalu istrinya itu ketika melaksanakan shalat Isya' memakai minyak wangi dan bakhur serta memakai pakaiannya kemudian mendatangi dan berkata, Kau perlu sesuatu? Jika aku menjawab, Ya, dia akan bersamaku dan bila aku menjawab, Tidak, dia bangkit lalu mengganti pakaiannya, lalu melakukan qiyamullail sampai pagi."

Cukuplah Seorang Disebut Bodoh Jika Dia Mengagumi Ilmunya
Sufyan al-Tsauri bertutur, "Aku menemui anak perempuan Hasan al-Asadi dan di keningnya hita, seperti punggung kambing karena bekas sujud. Aku berkata kepadanya, Wahai anak Ummi Hasan, tidakkah kau menemui Abdullah bin Syihab bin Abdullah? Kalau kau mengadukan keadaanmu kepadanya, dia akan memberikan zakat hartanya kepadamu agar kau bisa membeli beberapa keperluanmu. Lalu dia minta diambilkan kain penutup kepala lalu melipatkannya di kepala dan berkata, Wahai Sufyan, hatiku suka pada sifatmu, tetapi sekarang Allah telah menghilangkan sikap suka itu dari hatiku. Sufyan, apakah kau menyuruhku meminta dunia pada orang yang tidak memilikinya?"
Sufyan berujar, "Jika malam tiba, dia masuk ke mihrabnya, menutupnya dan berkata, Tuhanku, semua kekasih telah menyepi dengan kekasihnya dan aku menyepi dengan-Mu, Kekasih. Tidak ada penjara yang akan ditempati orang yang durhaka kepadamu selain Jahanam dan tidak ada siksa selain neraka."
Sufyan bertutur, "Aku menemuinya setelah sepertiga malam dan dia dalam keadaan lapar yang tampak di wajahnya. Lalu aku berkata kepadanya, Wahai anak perempuan Ummi Hasan, kau tidak akan bisa mendapatkan lebih banyak daripada yang diberikan Allah pada Musa dan Khidir ketika mereka mendatangi penduduk kampung lalu keduanya memberi makan mereka. Dia menjawab, Sufyan, ucapkanlah Alhamdulillah. Aku berkata, Alhamdulillah. Lalu dia berkata, Mau aku beritahu tentang syukur? Aku menjawab, Ya. Dia berkata, Kau harus mengetahui syukur itu sebagai syukur dan dua syukur itu sebagai syukur yang tidak akan selesai untuk selamanya."
Sufyan berkata, "Demi Allah, ilmuku amat dangkal." Lalu Sufyan berpaling untuk pulang dan dia berkata, "Sufyan, cukuplah seorang disebut bodoh jika dia bangga pada ilmunya dan cukuplah seorang disebut alim jika dia takut kepada Allah SWT. Ketahuilah hati tidak akan bersih dari kerusakan sampai semua keinginannya hanyalah untuk Allah SWT semata." Sufyan berkata, "Demi Allah, dirimu telah membuatku kecil."

No comments:

Post a Comment