Bagi Arief Muhammad (23), penulis yang dikenal melalui akun Twitter @poconggg, asuransi dan investasi bukan hal yang baru lagi. Sejak kecil orang tuanya sudah menggunakan dan mengenalkannya kepada produk-produk keuangan. Akhirnya saat sudah memiliki penghasilan sendiri, ia pun langsung mengamankan uangnya dengan berinvestasi melalui reksadana dan juga menggunakan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa.
"Sudah sejak dua tahun lalu saya memiliki asuransi dan berinvestasi. Sebenarnya pemicu lainnya adalah saat saya harus rawat inap karena demam berdarah dimana biayanya lumayan mahal. Dari situ saya memutuskan untuk menggunakan asuransi," ujar Arief pada saat menjadi pembicara di acara "Bumiputera Youth Gathering" di Jakarta, Sabtu (24/5).
Namun, diakuinya kalau kenyataan di lapangan tidak semua anak-anak muda memiliki perhatian terhadap produk keuangan seperti dirinya. Menurutnya, anak-anak muda cenderung lebih tidak peduli hal-hal tersebut dan menyerahkan saja kepada orang tua mereka.
"Masalahnya cuma satu, yaitu edukasi. Edukasi sangat penting dari mereka kecil. Jadi, saat mereka sudah memiliki penghasilan sendiri, maka meraka akan tahu uangnya mau dibawa kemana," tutur Arief.
Dilanjutkannya, mau diedukasi seperti apapun bila orang tuanya tidak berperan, maka sama saja hasilnya nihil. Keluarga, dikatakannya, memiliki peranan sangat penting terhadap pemahaman anak akan masalah keuangan.
"Teman-teman saya yang saat ini ikut asuransi dan investasi memang dari kecilnya mereka sudah diperkenalkan oleh orang tuanya," tandas Arief.
Selain itu, budaya konsumtif juga dikatakannya sebagai salah satu penyebab anak-anak muda sulit untuk diajak berasuransi dan berinvestasi. Hal tersebut juga diamini oleh Prasetya M. Brata, Direktur SDM dan Umum, AJB Bumiputera 1912.
"Ancaman kita adalah budaya konsumerisme dengan adanya kemajuan teknologi sosial, industri dan sebagainya. Disinilah kita memiliki tanggung jawab untuk berupaya terus menerus meningkatkan kepedulian anak muda terhadap masa depan yang lebih terencana," ujar Prasetya.
Dengan begitu, Bumiputera mengaku akan konsisten menyelenggarakan Bumiputera Youth Gathering, yang baru pertama kali dilaksanakan pada hari ini, untuk mengedukasi dan membangun kepedulian anak-anak muda terhadap asuransi dan investasi.
"Untuk memperkenalkan produk-produk keuangan kepada anak muda tidak akan efektif bila menggunakan cara hard selling. Produk-produk keuangan tidak bisa diiklankan begitu saja, karena ini kan lebih kepada masalah pemahaman. Anak-anak akan mudah paham kalau mereka menyukai hal tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang berkelanjutan," imbuhnya. (www.beritasatu.com)
No comments:
Post a Comment