Monday, May 12, 2014

KONDISI UMUM DAERAH



2.1     GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI WILAYAH
2.1.1   Kondisi Geografis

1.  Letak Geografis
Secara geografis, posisi  Kabupaten Padang Pariaman terletak antara 0°11’-0°49’ Lintang Selatan dan 98°36’ - 100°28’ Bujur Timur.  Luas wilayah Kabupaten Padang Pariaman 1.328,79 Km², yang merupakan dengan 3,15 % dari luas wilayah Provinsi Sumatera Barat dengan panjang garis pantai 642,11 kmdengan tinggi dari permukaan laut 2 – 1.000 m.  Curah hujan rata-rata sepanjang tahun 2011 mencapai 352.1 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 18 hari dan kecepatan angin 1.80 km/jam. 
Rata-rata curah hujan secara keseluruhan untuk Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2011 adalah sebesar  352,1 milibar (mb), dengan rata-rata hari hujan sebanyak 18 hari per bulan. Temperatur rata-rata untuk Kabupaten Padang Pariaman adalah 25,14 derajat celcius dengan kelembaban relatif 86,57 persen.
Setelah disahkannya Kota Administratif Pariaman menjadi Kota Pariaman dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2002, maka wilayah Kabupaten Padang Pariaman menjadi 17 kecamatan dengan luas wilayah menjadi  1.328,79 Km² atau 132.879 Ha dengan panjang garis pantai 42,11 km. Luas daratan daerah ini setara dengan 3,15 % luas daratan wilayah Propinsi Sumatera Barat.
Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari 17 (tujuh belas) kecamatan. Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam tercatat memiliki wilayah paling luas, yakni 228,70 km², sedangkan Kecamatan Sintuk Toboh Gadang memiliki luas wilayah terkecil,  yakni 25,56 km².

2.  Topografis
Keadaan Topografi  Kabupaten Padang Pariaman berupa daratan seluas 1.328,79 km² atau 56,10% dari wilayah datar - landai dengan ketinggian antara 0 - 100 meter dari permukaan air laut, sedangkan yang lainnya merupakan daerah bergelombang agak curam – curam dan sangat curam dengan ketinggian 100 - 1500 meter di atas permukaan laut atau seluas 43,90%. Daerah datar - landai terletak pada bagian Barat yang mendekati pantai, sedangkan daerah bergelombang dan dataran tinggi (agak curam – curam – sangat curam) terdapat di bagian Timur dan Utara. Pada daerah perbatasan dengan Kabupaten Solok, Tanah Datar, dan Agam merupakan daerah gugusan Bukit Barisan yang membujur sepanjang bagian Barat Pulau Sumatera.

2.1.2   Demografis
         Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Padang Pariaman tahun 2011 sebanyak  397.062 jiwa, yang terdiri dari 195.426 laki – laki dan 201.636 perempuan, sedangkan tahun sebelumnya tercatat sebanyak 393.571 jiwa (193.472 laki- laki dan 200.099 perempuan). Tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2011 ini terhitung sebanyak 299 jiwa/Km2. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Batang Anai, yakni 45.274 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Padang Sago yakni   8.049 jiwa.
Jumlah orang yang bekerja di Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 139.051 orang dengan rincian 91.929  laki-laki  dan  47.122  perempuan.  Dilihat  dari tingkat  pendidikan  pekerja  di Kabupaten Padang Pariaman terbanyak pada tingkat pendidikan Tamat Sekolah Dasar sebanyak 48.880 orang (35%), pekerja berpendidikan SLTA sebanyak 28.094 orang (20,2%), SMP/sederajat sebanyak 27.864 orang (20%) dan yang tidak/belum tamat SD sebanyak 19.854 orang (14,27%). Selanjutnya pekerja yang lulusan perguruan tinggi (Diploma s/d Universitas) hanya terdapat sebanyak 11.237 orang (8%).
Dilihat dari tingkat kesejahteraan keluarga berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana pada tahun 2011 sebanyak 11.152 keluarga (11,8%)  berada pada tingkat pra sejahtera, 31.421 (33,4%) keluarga pada tingkat Sejahtera I, sebanyak 30.790 (32,74%), keluarga pada tingkat Sejahtera II, sebanyak 18.980 (20,1%), keluarga pada tingkat Sejahtera III, dan sebanyak 1.684  keluarga pada tingkat Sejahtera III Plus.(1,78%).
Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Batang Anai, yakni 45.149 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Padang Sago yakni   8.149 jiwa, seperti dalam tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Padang Pariaman
No
Kecamatan
Luas Daerah (Km2)
Jumlah Penduduk (jiwa)
Kepadatan (jiwa/Km2)
1
Batang Anai
180
45 149
246
2
Lubuk Alung
112
43 602
385
3
Sintuk Toboh Gadang
26
18 117
700
4
Ulakan Tapakis
39
19 021
489
5
Nan Sabaris
29
27 187
925
6
2 x 11 Enam Lingkung
36
18 417
504
7
Enam Lingkung
39
19 274
485
8
2 x 11 Kayu Tanam
229
25 937
112
9
VII Koto Sungai Sarik
91
33 923
371
10
Patamuan
53
15 949
297
11
Padang Sago
32
8 149
250
12
V Koto Kampung Dalam
61
22 637
368
13
V Koto Timur
65
14 288
220
14
Sungai Limau
70
27 971
395
15
Batang  Gasan
40
10 536
261
16
Sungai Geringging
99
27 089
272
17
IV Koto Aur Malintang
127
19 816
155
      Jumlah          2011
1,329
397 062
296
2010
1,329
393,571
294
2009
1,329
390,226
292
2008
1,329
387,452
287
2007
1,329
381,792
283
Sumber: Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka, 2012
Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari 17 Kecamatan, dari jumlah Kecamatan tersebut  penduduk terbanyak tersebar di Kecamatan Batang Anai dengan jumlah penduduk 45,149 jiwa kemudian disusul oleh Kecamatan Lubuk Alung dengan jumlah penduduk sebanyak 43,602 jiwa yang berkontribusi sebesar 21% terhadap penduduk total yang ada di Kabupaten Padang Pariaman. Hal ini disebabkan sifat perkotaan yang cukup mencolok di daerah ini serta kelengkapan fasilitas maupun prasarana yang ada serta lokasi yang berdekatan dengan Kota Padang membuatnya mampu menarik penduduk untuk tinggal disana.
Berdasarkan hasil sensus penduduk  laju pertumbuhan penduduk Padang Pariaman tahun 2011 adalah 0,636. %, hal ini menunjukkan masih di bawah angka pertumbuhan Provinsi dimana  pertumbuhana penduduk Sumatera Barat sebesar 1,34 %.  Laju pertumbuhan ini sangat dipengaruhi oleh struktur umur penduduk, yang sangat ditentukan oleh perkembangan tingkat kelahiran, kematian dan migrasi. Oleh karena itu, jika angka kelahiran pada suatu daerah cukup tinggi, maka dapat mengakibatkan daerah tersebut tergolong sebagai daerah yang berpenduduk usia muda dan kecendrungan laju pertumbuhan penduduknya tinggi. 


2.2     STRUKTUR DAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH
Sejak tahun 2010 banyak slogan yang mengajak masyarakat untuk segera bangkit dari keterpurukan. Secara perlahan namun pasti proses recovery terus berjalan, baik dalam bentuk kebangkitan sosial maupun geliat kegiatan perekonomian. Setiap sektor ekonomi, mulai menggeliat dan menghasilkan output dengan pertumbuhan ekonomi yang cenderung lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009. Ini berdampak pada kinerja perekonomian Kabupaten Padang Pariaman yang dipresentasikan melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Padang Pariaman atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2011 yang mengalami pertumbuhan positif.
Di bidang pembangunan ekonomi, salah satu indikator penting untuk mengetahui  perekomomian secara makro adalah data produk domestik regional bruto (PDRB). Terdapat 2 (dua) jenis penilaian produk domestik regional bruto (PDRB) dibedakan dalam dua jenis penilaian yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Penyajian PDRB atas dasar harga konstan mengalami perubahan mendasar sebagai konsekuensi logis berubahnya tahun dasar yang digunakan. Selain menjadi bahan dalam menyusun perencanaan, angka PDRB juga bermanfaat untuk bahan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Adapun beberapa kegunaan angka PDRB ini antara lain :
Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan setiap sektor ekonomi, mencakup sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas, dan air bersih; konstruksi; perdagangan, restoran, dan hotel; pengangkutan dan komunikasi; lembaga keuangan; dan jasa-jasa lainnya;
1)     Untuk mengetahui struktur perekonomian.
2)     Untuk mengetahui besarnya PDRB perkapita penduduk sebagai salah satu indikator tingkat kemakmuran/ kesejahteraan.
3)     Untuk mengetahui tingkat inflasi/deflasi, berdasarkan pertumbuhan perubahan harga produsen.
PDRB Kabupaten Padang Pariaman dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan pertumbuhan yang cukup signifikan. Pertumbuhan dua tahun secara berturut-turut dari tahun 2010-2012 sebesar 5,2 dan 5,5. Ini menunjukan bahwa ada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat Kabupaten Padang Pariaman.
Berdasarkan hasil penghitungan, nilai PDRB Kabupaten Padang Pariaman atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp. 2,89 triliun. Dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya (2010) nilai yang dicapai selama tahun 2010 sama, jika dibandingkan tahun 2009 PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp. 2,75, Sehingga selama tahun 2010 terjadi peningkatan sebesar  160 milyar atau sekitar 5,50 persen.
Tabel 2.2
Perkembangan PDRB Kabupaten Padang Pariaman 
Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 (Milyar Rp)
No

Lapangan Usaha
ATAS DASAR HARGA BERLAKU
ATAS DASAR HARGA KONSTRAN
PERTUMBUHAN EKONOMI 2011
2010
2011
2010
2011







(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Pertanian
1.496,95
1.631.95
690,68
709,81
2,77
2
Pertambangan & Penggalian
214,14
235,30
93,93
100,30
6,79
3
Industri Pengolahan
659,23
722,01
342,05
363,59
6,30
4
Listrik dan Air Bersih
83,10
91,23
38,73
41,21
6,40
5
Bangunan/Konstruksi
312,61
346,56
133,68
145,25
8,65
6
Perdag, Hotel dan Restoran
705,19
762,58
336,06
357,48
6,38
7
Pengangkutan & Telekomunikasi
1.716,15
1.941,951
730,51
767,23
5,03
8
Keu, Persewaan & Jasa Perusahaan
1.35,61
51,82
61,39
65,31
6,39
9
Jasa-jasa
947,92
1.095,94
463,72
499,51
7,72

Jumlah
6.270,90
6.978,94
2.890,75
3.049,71
5,50







           Sumber : PDRB Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2012

Seperti halnya PDRB atas dasar harga berlaku, bahwa peningkatan nilai tambah terbesar dalam perekonomian Kabupaten Padang Pariaman dicapai oleh sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Demikian juga halnya dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000. Pada tahun 2010 nilai tambah sektor Pengangkutan dan Komunikasi mencapai Rp 1.716,15 milyar, maka pada tahun 2011 meningkat menjadi sebesar Rp.1.941,951 milyar atau meningkat sekitar Rp.226 milyar. Peningkatan yang cukup tajam yang terjadi pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi tersebut dipicu dengan adanya peningkatan lalu lintas udara dari dan ke Bandara Minangkabau terutama yang terjadi sejak awal 2011 berkaitan dengan banyaknya kunjungan dari luar Sumatera Barat.
Sementara itu, sektor Pertanian selama tahun 2011 hanya menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp. 1.496,95 milyar atau hanya mengalami peningkatan sekitar Rp. 134,61 milyar dibandingkan dengan nilai tambah bruto sektor Pertanian selama tahun 2010.
Peningkatan nilai tambah dari suatu proses kegiatan ekonomi menunjukkan adanya perkembangan perekonomian suatu daerah. Pada sisi yang lain perkembangan ekonomi dari tahun ke tahun berikutnya dapat dipresentasikan sebagai laju pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang dapat menggambarkan sampai dimana keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian sektor ekonomi tertentu. Untuk melihat laju pertumbuhan ekonomi yang riil dan mengeliminir pengaruh dari perubahan harga, maka perlu disajikan PDRB atas dasar harga konstan secara berkala.
Pada dasarnya dari sembilan sektor ekonomi dalam PDRB dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok sektor, yaitu kelompok sektor primer, sekunder, dan tersier. Pengelompokan kegiatan ekonomi ini didasarkan atas input-output dan atas asal terjadinya proses produksi untuk masing – masing produsen.
Kelompok sektor primer meliputi kegiatan yang outputnya masih merupakan output proses tingkat dasar. Yang termasuk kelompok sektor primer adalah sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Selanjutnya, sektor yang sebagian besar inputnya berasal dari sektor primer dikelompokkan ke dalam kelompok sektor sekunder. Kelompok sektor sekunder meliputi sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum serta sektor bangunan. Sedangkan sektor lainnya, yakni sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa dikelompokkan ke dalam sektor tersier.
Selama tahun 2011 struktur perekonomian Kabupaten Padang Pariaman didominasi oleh sektor tersier, sedangkan andil kelompok sektor primer dan sekunder cenderung menurun. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Padang Pariaman semakin bertumpu pada sektor tersier.
Tabel 2.4
Perkembangan PDRB Kabupaten Padang Pariaman Atas Dasar Harga Berlaku menurut Kelompok Sektor, Tahun  2005 – 2011







No
Kelompok
2007
2008
2009
2010
2011

Sektor





(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)







1
Primer
1 275.84
1 464.57
1 577.59
1 711.10
1 866,85


(29.11)
(28.56)
(28.09)
(27.59)
(26,75)
2
Sekunder
766.04
897.32
955.68
1 057.00
1 159,80


(17.48)
(17.50)
(17.02)
(17.04)
(16,62)
3
Tersier
2 340.39
2 766.50
3 082.16
3 433.16
3 952,29


(53.41)
(53.94)
(54.89)
(55.36)
(56,63)








Jumlah
4 382,28
5 128, 39
5 615, 43
6 270,90
6 978,94







           Sumber : PDRB Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2012
Selama periode 2008 sampai dengan 2010 kontribusi kelompok sektor tersier cenderung menunjukan peningkatan dimana pada tahun 2008 kontribusinya mencapai 53,94 persen dan padatahun 2009 meningkat lagi menjadi sebesar 54,89 persen dan pada tahun 2010 kembali meningkat dan menjadi sebesar 55,89 persen. Namun pada tahun 2011 kontribusinya sedikit mengalami penurunan dan tercatat sebesar 56,63persen.
Pada periode yang sama kelompok sektor primer dan sekunder terjadi penurunan kecuali pada tahun 2011 dimana kelompok sektor primer kembali mengalami kenaikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Padang Pariaman.selama periode 2007- 2010 kelompok sektor primer terus mengalami penurunan, yakni 29,11 persen pada tahun 2007 menurun menjadi sebesar 28,56 persen pada tahun 2008 dan sebesar 28,09 persen pada tahun 2009 sedangkan pada tahun 2010 kontribusi kelompok sektor primer tinggal 27,29 persen. Dan pada tahun 2011 kontribusi kelompok sektor primer terus mengalami penurunan menjadi sebesar 26,75 persen terhadap total PDRB Kabupaten Padang Pariaman.
Lain halnya dengan kelompok sektor sekunder, dimana selama periode 2007-2011 kontribusinya terus menurun. Kelompok sektor sekunder pada tahun 2007 kontribusinya sebesar 17,48 persen , kemudian pada tahun 2008 kontribusinya kembalimenjadi meningkat menjdi sebesar 17,50 persen, tetapi pada tahun 2009 menurun lagi dan menjadi sebesar 17,02 persen dan pada tahun 2010 kontribusinya kembali meningkat lagi dan tercatat sebesar 16,82 persen. Namun pada tahun 2011, seiring dengan pesatnya pertumbuhan yang dicapai oleh kelompok sektor primer, dan tersier, pertumbuhan kelompok sektor sekunder kembali mengalami penurunan dan hanya tinggal sebesar 16,62 persen.
Guna mengetahui kinerja perekonomian menurut kelompok sektor selanjutnya pada tabel 3.5 disajikan pertumbuhan ekonomi menurut kelompok sektor yang dihitung berdasarkan nilai tambah kelompok sektor atas dasar harga konstan 2000. Pada tabel 3.5 dapat dilihat bahwa pertumbuhan kelompok sektor dalam PDRB kabupaten Padang Pariaman selama periode tahun 2008 hingga tahun 2011 cenderung menunjukan pertumbuhan bervariasi.
Pertumbuhan ekonomi kelompok sektor tersier merupakan kelompok sektor yang mapan selama periode 2008-2011. Dibandingkan dengan kelompok sektor lainnya. pertumbuhan kelompok sektor tersier pada tahun 2008 adalah sebesar 6,92 persen sedangkan pada tahun 2009 tercatat sebesar 5,88 persen pada tahun 2010 kelompok sektor tersier tumbuh menjadi sebesar 6,34 persen sedangkan pada tahun 2011 kelompok sektor tersier mengalami pertumbuhan sebesar 6,15 persen.
Selanjutnya kelompok sektor primer pada tahun 2008 tumbuh sebesar 5,38 persen kemudian pada tahun 2009 pertumbuhannya melamban menjadi sebesar 1,70 persen. Lebih lambannya pertumbuhan yang dicapai oleh kelompok sektor primer pada tahun 2009 diakibatkan banyaknya sektor produksi yang rusak berat akibat gempa bumi yang terjadi pada kuartal terakhir tahun 2009 selanjutnya pada tahun 2010 pertumbuhan kelompok /sektor primer kembali agak lebih baik dari pada tahun 2009 dan tumbuh sebesar 2,54 persen. Sedangkan pada tahun 2011, kelompok sektor primer kembali mengalami pertumbuhan yang hanya mencapai besaran 3,25 persen.
Kinerja kelompok sektor sekunder selama periode 2008-2011 pertumbuhannya juga cenderung berflutktuatif, dimana pada tahun 2008 mengalami pertumbuhan sebesar 5,62 persen, kemudian pada tahun 2009 kelompok sektor sekunder mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dari pada tahun 2008 yakni hanya 1,73 persen. Lebih lambannya pertumbuhan yang dicapai pada tahun 2009 akibat beberapa lapangan usaha yang tergabung kedalam sektor sekunder mengalami kerusakan akibat gempa bumi, namun demikian, pada tahun 2010 kelompok sektor sekunder kembali mengalami pertumbuhan yang agak pesat dari pada tahun 2009 yakni sebesar 5,54 persen. Pada tahun 2011, kelompok sektor sekunder kembali menunjukan keberhasilannya yang ditunjukan dengan pertumbuhan yang mencapai 6,92 persen.
Peningkatan nilai tambah dari suatu proses kegiatan ekonomi menunjukkan adanya perkembangan perekonomian suatu daerah. Pada sisi yang lain perkembangan ekonomi dari tahun ke tahun berikutnya dapat dipresentasikan sebagai laju pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang dapat menggambarkan sampai dimana keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian sektor ekonomi tertentu. Untuk melihat laju pertumbuhan ekonomi yang riil dan mengeliminir pengaruh dari perubahan harga,maka perlu disajikan PDRB atas dasar harga konstan secara berkala.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Padang Pariaman atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 adalah sebesar 6,98 triliun rupiah. Pada tahun 2010 nilai PDRB Kabupaten Padang Pariaman atas dasar harga berlaku sebesar 6,27 triliun rupiah, berarti selama tahun 2011 terdapat kenaikan sebesar 710 milyar rupiah.
Kenaikan nilai PDRB atas dasar harga berlaku ini belum dapat mencerminkan perbaikan produktivitas ekonomi secara riil, karena kenaikan ini masih mengandung unsur inflasi. Perkembangan perekonomian Padang Pariaman secara riil selanjutnya dapat dilihat dari kenaikan nilai Produk Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000. PDRB Kabupaten Padang Pariaman atas dasar harga konstan pada tahun 2011 mencapai 3,05 triliun rupiah, naik dari 2,89 triliun rupiah pada tahun 2010. Dengan demikian, secara riil nilai PDRB Kabupaten Padang Pariaman atas dasar harga konstan selama tahun 2011 mengalami peningkatan sekitar 160 milyar rupiah. Dengan kata lain, perekonomian Padang Pariaman selama tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 5,50 persen.
Tabel 2.4
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Padang Pariaman (Persentase)
                                        Tahun 2007-2011         


2007
2008
2009
2010
2011
Rata-rata
No
Lapangan Usaha
2005-2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(9)
1
Pertanian
 3.87
 5.83
 2.09
 2.27
 2.77
3,37
2
Pertambangan & Penggalian
 2.30
 2.27
- 1.12
 4.62
 6,79
2,97
3
Industri Pengolahan
 6.24
 6.23
 2.07
 4.81
 6,30
5,13
4
Listrik dan Air Bersih
 8.68
 6.62
 1.59
 4.64
 6,40
5,59
5
Bangunan/Konstruksi
 3.81
 3.80
 0.87
 7.74
 8,65
4,97
6
Perdag, Hotel dan Restoran
 4.36
 5.73
 1.29
 4.29
 6,38
4,41
7
Pengangkutan & Telekomunikasi
 12.17
 9.00
 10.32
 9.32
 5,03
9,17
8
Keu, Persewaan & Jasa Perusahaan
 5.54
 5.56
 1.81
 5.30
 6,39
4,92
9
Jasa-jasa
 4.47
 5.14
 3.58
 3.51
 7,72
4,88









Jumlah
 6.11
 6.24
 3.94
 5.14
 5.50









   Sumber : PDRB Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2012





2.3     INFLASI
Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi didasarkan pada indeks harga konsumen (IHK) yang dihitung secara sampel di 45 (empat puluh lima) kota di Indonesia yang mencakup 283.397 komoditas dan dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil survey biaya hidup (SBH).
Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. 
Laju inflasi Kabupaten Padang Pariaman  secara tersendiri belum dapat diukur, oleh sebab itu kita pakai laju inflasi propinsi Sumatera Barat selama periode tahun 2006-2009 mengalami pertumbuhan yang fluktuatif.   Pada tahun 2006 sebesar  9,43 %, tahun 2007 mencapai 6,16 %, tahun 2008 sebesar 10,15 %  dan tahun 2009 sebesar 4,97 %. Besaran laju inflasi yang terjadi lebih diakibatkan pada permintaan masyarakat akan bahan kebutuhan pokok. Berikut Nilai Inflasi Rata-rata dari tahun 2006 – 2010 Kabupaten Padang Pariaman dalam bentuk tabel :
Tabel 2.5
Nilai inflasi rata-rata Tahun 2007  s.d 2011
Propinsi Sumatera Barat
Uraian
2007
2008
2009
2010
2011
Rata-rata pertumbuhan
Inflasi (%)
9,43
6,16
10,15
4,97
6,55
7,45
              Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman, 2011
2.4     ADMINISTRASI WILAYAH
Luas wilayah Kabupaten Padang Pariaman mencapai 1.328,79 Km² dengan panjang garis pantai 42,11 km. Luas daratan daerah ini setara dengan 3,15 persen luas daratan wilayah Propinsi Sumatera Barat, seperti dijelaskan pada tabel 2.6 Luas Kecamatan dan Jumlah Nagari serta Jumlah Korong berikut ini :
Tabel 2.6  Luas Kecamatan dan Jumlah Nagari Serta Jumlah Korong
Kecamatan
Nama Kota Kecamatan
Luas Daerah (KM2)
Jumlah Nagari
Jumlah Korong
Batang Anai
Pasar Usang
180,39
4
31
Lubuk Alung
Lubuk Alung
111,63
5
28
Sintuk Toboh Gadang
Sintuak
25,56
2
29
Ulakan Tapakis
Ulakan
38,85
2
33
Nan Sabaris
Pauh Kambar
29,12
5
39
2 x 11 Enam Lingkung
Sicincin
36,25
3
12
Enam Lingkung
Pakandangan
39,20
5
27
2 x 11 Kayu Tanam
Kayu Tanam
228,70
4
21
VII Koto Sungai Sarik
Sungai Sarik
90,93
4
42
Patamuan
Tandikat
53,05
3
18
Padang Sago
Padang Sago
32,06
3
15
V Koto Kampung Dalam
Kampung Dalam
61,41
2
26
V Koto Timur
Kudu Gantiang
64,80
3
28
Sungai Limau
Sungai Limau
70,38
4
27
Batang  Gasan
Gasan Gadang
40,31
2
11
Sungai Geringging
Sungai Geringging
99,35
4
27
IV Koto Aur Malintang
Batu Basa
126,80
5
30
Jumlah  /
2011
60
444
Total
2010
46
366


2009
46
365


2008
46
364


2007
45
363
Sumber: Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka 2012

Sungai Geringging sebagai Ibukota Kecamatan Sungai Geringging dan Batu Basa Ibukota Kecamatan dari IV Koto Aur Malintang tercatat berada di wilayah yang paling tinggi yaitu 251 meter dari permukaan laut sedangkan yang paling rendah adalah Ulakan Tapakis, Sungai Limau, Gasan Gadang dengan ketinggian 2 meter dari permukaan laut.
Ibukota Kabupaten Padang Pariaman masih bergabung Kota Pariaman, terletak di Kecamatan Pariaman Tengah, dan mulai akhir tahun 2012 pindah ke Nagari Parik Malintang, Kecamatan Enam Lingkung.
Nagari-Nagari yang termasuk dalam kategori daerah perkotaan berdasarkan data BPS dan kesepakatan Pokja adalah:
1.     Nagari Ketaping
2.     Nagari Sungai Buluh
3.     Nagari Lubuk Alung
4.     Nagari Pauah Kamba
5.     Nakari Kapalo Koto
6.     Nagari Sicincin
7.     Nagari Pakandangan
8.     Nagari Gadua
9.     Nagari Kayu Tanam
10.  Nagari Sungai Sariak
11.  Kagari Kuranji Hilia
12.  Nargari Parik Malintang
13.  Nagari Kuranji Hulu

Total Jumlah penduduk di daerah perkotaan adalah sebesar 119.649 jiwa (30% dari total penduduk Kabupaten Padang Pariaman)

No comments:

Post a Comment