2.1
GEOGRAFI DAN
DEMOGRAFI WILAYAH
2.1.1 Kondisi Geografis
1.
Letak Geografis
Secara geografis, posisi
Kabupaten Padang Pariaman terletak antara 0°11’-0°49’ Lintang Selatan
dan 98°36’ - 100°28’ Bujur Timur. Luas
wilayah Kabupaten Padang Pariaman 1.328,79 Km², yang merupakan dengan 3,15 %
dari luas wilayah Provinsi Sumatera Barat dengan panjang garis pantai 642,11
kmdengan tinggi dari permukaan laut 2 – 1.000 m. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun 2011
mencapai 352.1 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 18 hari dan kecepatan
angin 1.80 km/jam.
Rata-rata curah hujan secara keseluruhan untuk Kabupaten Padang Pariaman pada tahun
2011 adalah sebesar
352,1 milibar (mb), dengan rata-rata hari hujan
sebanyak 18 hari
per
bulan. Temperatur rata-rata untuk Kabupaten Padang Pariaman adalah
25,14 derajat celcius dengan kelembaban relatif 86,57 persen.
Setelah disahkannya Kota Administratif Pariaman menjadi
Kota Pariaman dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2002, maka wilayah Kabupaten
Padang Pariaman menjadi 17 kecamatan dengan luas wilayah menjadi 1.328,79 Km² atau 132.879 Ha
dengan panjang garis pantai 42,11
km. Luas daratan daerah ini setara dengan 3,15 % luas daratan wilayah Propinsi
Sumatera Barat.
Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari 17 (tujuh belas)
kecamatan. Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam tercatat memiliki wilayah paling luas,
yakni 228,70 km², sedangkan Kecamatan Sintuk Toboh Gadang memiliki luas wilayah
terkecil, yakni 25,56 km².
2. Topografis
Keadaan Topografi Kabupaten
Padang Pariaman berupa daratan seluas 1.328,79 km² atau 56,10% dari wilayah
datar - landai dengan ketinggian antara 0 - 100 meter dari permukaan air laut,
sedangkan yang lainnya merupakan daerah bergelombang agak curam – curam dan
sangat curam dengan ketinggian 100 - 1500 meter di atas permukaan laut atau
seluas 43,90%. Daerah datar - landai terletak pada bagian Barat yang mendekati
pantai, sedangkan daerah bergelombang dan dataran tinggi (agak curam – curam –
sangat curam) terdapat di bagian Timur dan Utara. Pada daerah perbatasan dengan
Kabupaten Solok, Tanah Datar, dan Agam merupakan daerah gugusan Bukit Barisan
yang membujur sepanjang bagian Barat Pulau Sumatera.
2.1.2
Demografis
Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Padang Pariaman tahun 2011 sebanyak 397.062 jiwa, yang terdiri dari 195.426 laki
– laki dan 201.636 perempuan, sedangkan tahun sebelumnya tercatat sebanyak
393.571 jiwa (193.472 laki- laki dan 200.099 perempuan).
Tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2011 ini terhitung sebanyak 299 jiwa/Km2.
Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Batang Anai, yakni 45.274 jiwa,
sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Padang Sago yakni 8.049 jiwa.
Jumlah orang yang bekerja di Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 139.051
orang dengan rincian 91.929
laki-laki dan 47.122
perempuan. Dilihat dari tingkat
pendidikan pekerja di Kabupaten Padang Pariaman terbanyak pada
tingkat pendidikan Tamat Sekolah Dasar sebanyak 48.880 orang (35%), pekerja
berpendidikan SLTA sebanyak 28.094 orang (20,2%), SMP/sederajat sebanyak 27.864
orang (20%) dan yang tidak/belum tamat SD sebanyak 19.854 orang (14,27%).
Selanjutnya pekerja yang lulusan perguruan tinggi (Diploma s/d Universitas)
hanya terdapat sebanyak 11.237 orang (8%).
Dilihat dari tingkat kesejahteraan keluarga berdasarkan data dari Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana pada tahun 2011 sebanyak 11.152
keluarga (11,8%) berada pada tingkat pra
sejahtera, 31.421 (33,4%) keluarga pada tingkat Sejahtera I, sebanyak 30.790
(32,74%), keluarga pada tingkat Sejahtera II, sebanyak 18.980 (20,1%), keluarga
pada tingkat Sejahtera III, dan sebanyak 1.684
keluarga pada tingkat Sejahtera III Plus.(1,78%).
Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Batang Anai, yakni 45.149
jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Padang Sago
yakni 8.149 jiwa, seperti dalam tabel
2.1 berikut ini :
Tabel
2.1
Jumlah
dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Padang Pariaman
No
|
Kecamatan
|
Luas Daerah (Km2)
|
Jumlah Penduduk (jiwa)
|
Kepadatan (jiwa/Km2)
|
1
|
Batang Anai
|
180
|
45 149
|
246
|
2
|
Lubuk Alung
|
112
|
43 602
|
385
|
3
|
Sintuk Toboh Gadang
|
26
|
18 117
|
700
|
4
|
Ulakan Tapakis
|
39
|
19 021
|
489
|
5
|
Nan Sabaris
|
29
|
27 187
|
925
|
6
|
2 x 11 Enam Lingkung
|
36
|
18 417
|
504
|
7
|
Enam Lingkung
|
39
|
19 274
|
485
|
8
|
2 x 11 Kayu Tanam
|
229
|
25 937
|
112
|
9
|
VII Koto Sungai Sarik
|
91
|
33 923
|
371
|
10
|
Patamuan
|
53
|
15 949
|
297
|
11
|
Padang Sago
|
32
|
8 149
|
250
|
12
|
V Koto Kampung Dalam
|
61
|
22 637
|
368
|
13
|
V Koto Timur
|
65
|
14 288
|
220
|
14
|
Sungai Limau
|
70
|
27 971
|
395
|
15
|
Batang Gasan
|
40
|
10 536
|
261
|
16
|
Sungai Geringging
|
99
|
27 089
|
272
|
17
|
IV Koto Aur Malintang
|
127
|
19 816
|
155
|
Jumlah 2011
|
1,329
|
397
062
|
296
|
|
2010
|
1,329
|
393,571
|
294
|
|
2009
|
1,329
|
390,226
|
292
|
|
2008
|
1,329
|
387,452
|
287
|
|
2007
|
1,329
|
381,792
|
283
|
|
Sumber: Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka, 2012
|
Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari 17 Kecamatan, dari jumlah
Kecamatan tersebut penduduk terbanyak
tersebar di Kecamatan Batang Anai dengan jumlah penduduk 45,149 jiwa kemudian
disusul oleh Kecamatan Lubuk Alung dengan jumlah penduduk sebanyak 43,602 jiwa yang
berkontribusi sebesar 21% terhadap penduduk total yang ada di Kabupaten Padang
Pariaman. Hal ini disebabkan sifat perkotaan yang cukup mencolok di daerah ini
serta kelengkapan fasilitas maupun prasarana yang ada serta lokasi yang
berdekatan dengan Kota Padang membuatnya mampu menarik penduduk untuk tinggal
disana.
Berdasarkan hasil sensus penduduk
laju pertumbuhan penduduk Padang Pariaman tahun 2011 adalah 0,636. %,
hal ini menunjukkan masih di bawah angka pertumbuhan Provinsi dimana pertumbuhana penduduk Sumatera Barat sebesar
1,34 %. Laju pertumbuhan ini sangat
dipengaruhi oleh struktur umur penduduk, yang sangat ditentukan oleh
perkembangan tingkat kelahiran, kematian dan migrasi. Oleh karena itu, jika
angka kelahiran pada suatu daerah cukup tinggi, maka dapat mengakibatkan daerah
tersebut tergolong sebagai daerah yang berpenduduk usia muda dan kecendrungan
laju pertumbuhan penduduknya tinggi.
2.2
STRUKTUR DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH
Sejak tahun 2010 banyak slogan yang mengajak masyarakat untuk segera
bangkit dari keterpurukan. Secara perlahan namun pasti proses recovery terus
berjalan, baik dalam bentuk kebangkitan sosial maupun geliat kegiatan
perekonomian. Setiap sektor ekonomi, mulai menggeliat dan menghasilkan output
dengan pertumbuhan ekonomi yang cenderung lebih baik dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009. Ini berdampak pada kinerja perekonomian
Kabupaten Padang Pariaman yang dipresentasikan melalui Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kabupaten Padang Pariaman atas dasar harga konstan 2000 pada tahun
2011 yang mengalami pertumbuhan positif.
Di bidang pembangunan ekonomi, salah satu indikator penting untuk
mengetahui perekomomian secara makro
adalah data produk domestik regional bruto (PDRB). Terdapat 2 (dua) jenis
penilaian produk domestik regional bruto (PDRB) dibedakan dalam dua jenis
penilaian yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan.
Penyajian PDRB atas dasar harga konstan mengalami perubahan mendasar sebagai
konsekuensi logis berubahnya tahun dasar yang digunakan. Selain menjadi bahan
dalam menyusun perencanaan, angka PDRB juga bermanfaat untuk bahan evaluasi
hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Adapun beberapa kegunaan angka
PDRB ini antara lain :
Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan setiap
sektor ekonomi, mencakup sektor pertanian; pertambangan dan penggalian;
industri pengolahan; listrik, gas, dan air bersih; konstruksi; perdagangan,
restoran, dan hotel; pengangkutan dan komunikasi; lembaga keuangan; dan
jasa-jasa lainnya;
1)
Untuk mengetahui struktur perekonomian.
2)
Untuk mengetahui besarnya PDRB perkapita
penduduk sebagai salah satu indikator tingkat kemakmuran/ kesejahteraan.
3)
Untuk mengetahui tingkat inflasi/deflasi,
berdasarkan pertumbuhan perubahan harga produsen.
PDRB Kabupaten Padang Pariaman dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan dan pertumbuhan yang cukup signifikan. Pertumbuhan dua tahun secara
berturut-turut dari tahun 2010-2012 sebesar 5,2 dan 5,5. Ini menunjukan bahwa
ada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat Kabupaten Padang Pariaman.
Berdasarkan hasil penghitungan, nilai PDRB Kabupaten Padang Pariaman
atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp. 2,89
triliun. Dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya (2010) nilai yang
dicapai selama tahun 2010 sama, jika dibandingkan tahun 2009 PDRB atas dasar
harga konstan tercatat sebesar Rp. 2,75, Sehingga selama tahun 2010 terjadi
peningkatan sebesar 160 milyar atau sekitar
5,50 persen.
Tabel 2.2
Perkembangan PDRB Kabupaten Padang Pariaman
Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 (Milyar Rp)
No
|
Lapangan Usaha
|
ATAS DASAR
HARGA BERLAKU
|
ATAS DASAR
HARGA KONSTRAN
|
PERTUMBUHAN
EKONOMI 2011
|
||
2010
|
2011
|
2010
|
2011
|
|||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
1
|
Pertanian
|
1.496,95
|
1.631.95
|
690,68
|
709,81
|
2,77
|
2
|
Pertambangan
& Penggalian
|
214,14
|
235,30
|
93,93
|
100,30
|
6,79
|
3
|
Industri
Pengolahan
|
659,23
|
722,01
|
342,05
|
363,59
|
6,30
|
4
|
Listrik dan Air
Bersih
|
83,10
|
91,23
|
38,73
|
41,21
|
6,40
|
5
|
Bangunan/Konstruksi
|
312,61
|
346,56
|
133,68
|
145,25
|
8,65
|
6
|
Perdag, Hotel
dan Restoran
|
705,19
|
762,58
|
336,06
|
357,48
|
6,38
|
7
|
Pengangkutan
& Telekomunikasi
|
1.716,15
|
1.941,951
|
730,51
|
767,23
|
5,03
|
8
|
Keu, Persewaan
& Jasa Perusahaan
|
1.35,61
|
51,82
|
61,39
|
65,31
|
6,39
|
9
|
Jasa-jasa
|
947,92
|
1.095,94
|
463,72
|
499,51
|
7,72
|
Jumlah
|
6.270,90
|
6.978,94
|
2.890,75
|
3.049,71
|
5,50
|
|
Sumber : PDRB Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2012
Seperti halnya PDRB atas dasar harga berlaku, bahwa peningkatan nilai
tambah terbesar dalam perekonomian Kabupaten Padang Pariaman dicapai oleh
sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Demikian juga halnya dengan nilai PDRB atas
dasar harga konstan 2000. Pada tahun 2010 nilai tambah sektor Pengangkutan dan
Komunikasi mencapai Rp 1.716,15 milyar, maka pada tahun 2011 meningkat menjadi
sebesar Rp.1.941,951 milyar atau meningkat sekitar Rp.226 milyar. Peningkatan
yang cukup tajam yang terjadi pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi tersebut
dipicu dengan adanya peningkatan lalu lintas udara dari dan ke Bandara
Minangkabau terutama yang terjadi sejak awal 2011 berkaitan dengan banyaknya
kunjungan dari luar Sumatera Barat.
Sementara itu, sektor Pertanian selama tahun 2011 hanya menghasilkan
nilai tambah bruto sebesar Rp. 1.496,95 milyar atau hanya mengalami peningkatan
sekitar Rp. 134,61 milyar dibandingkan dengan nilai tambah bruto sektor
Pertanian selama tahun 2010.
Peningkatan nilai tambah dari suatu proses kegiatan ekonomi menunjukkan
adanya perkembangan perekonomian suatu daerah. Pada sisi yang lain perkembangan
ekonomi dari tahun ke tahun berikutnya dapat dipresentasikan sebagai laju
pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi
makro yang dapat menggambarkan sampai dimana keberhasilan pembangunan suatu
daerah dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan yang positif menunjukkan
adanya peningkatan perekonomian sektor ekonomi tertentu. Untuk melihat laju
pertumbuhan ekonomi yang riil dan mengeliminir pengaruh dari perubahan harga,
maka perlu disajikan PDRB atas dasar harga konstan secara berkala.
Pada dasarnya dari sembilan sektor ekonomi dalam PDRB dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok sektor, yaitu kelompok sektor primer,
sekunder, dan tersier. Pengelompokan kegiatan ekonomi ini didasarkan atas
input-output dan atas asal terjadinya proses produksi untuk masing – masing
produsen.
Kelompok sektor primer meliputi kegiatan yang outputnya masih merupakan
output proses tingkat dasar. Yang termasuk kelompok sektor primer adalah sektor
pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Selanjutnya, sektor yang
sebagian besar inputnya berasal dari sektor primer dikelompokkan ke dalam
kelompok sektor sekunder. Kelompok sektor sekunder meliputi sektor industri
pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum serta sektor bangunan. Sedangkan
sektor lainnya, yakni sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor
pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
serta sektor jasa-jasa dikelompokkan ke dalam sektor tersier.
Selama tahun 2011 struktur perekonomian Kabupaten Padang Pariaman
didominasi oleh sektor tersier, sedangkan andil kelompok sektor primer dan
sekunder cenderung menurun. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten
Padang Pariaman semakin bertumpu pada sektor tersier.
Tabel 2.4
Perkembangan PDRB Kabupaten Padang Pariaman
Atas Dasar Harga Berlaku menurut Kelompok Sektor, Tahun 2005 – 2011
No
|
Kelompok
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
Sektor
|
||||||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
1
|
Primer
|
1 275.84
|
1 464.57
|
1 577.59
|
1 711.10
|
1 866,85
|
(29.11)
|
(28.56)
|
(28.09)
|
(27.59)
|
(26,75)
|
||
2
|
Sekunder
|
766.04
|
897.32
|
955.68
|
1 057.00
|
1 159,80
|
(17.48)
|
(17.50)
|
(17.02)
|
(17.04)
|
(16,62)
|
||
3
|
Tersier
|
2 340.39
|
2 766.50
|
3 082.16
|
3 433.16
|
3 952,29
|
(53.41)
|
(53.94)
|
(54.89)
|
(55.36)
|
(56,63)
|
||
Jumlah
|
4 382,28
|
5 128, 39
|
5 615, 43
|
6 270,90
|
6 978,94
|
|
Sumber : PDRB Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2012
Selama periode 2008 sampai dengan 2010 kontribusi kelompok sektor
tersier cenderung menunjukan peningkatan dimana pada tahun 2008 kontribusinya
mencapai 53,94 persen dan padatahun 2009 meningkat lagi menjadi sebesar 54,89
persen dan pada tahun 2010 kembali meningkat dan menjadi sebesar 55,89 persen.
Namun pada tahun 2011 kontribusinya sedikit mengalami penurunan dan tercatat
sebesar 56,63persen.
Pada periode yang sama kelompok sektor primer dan sekunder terjadi
penurunan kecuali pada tahun 2011 dimana kelompok sektor primer kembali
mengalami kenaikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Padang Pariaman.selama
periode 2007- 2010 kelompok sektor primer terus mengalami penurunan, yakni
29,11 persen pada tahun 2007 menurun menjadi sebesar 28,56 persen pada tahun
2008 dan sebesar 28,09 persen pada tahun 2009 sedangkan pada tahun 2010
kontribusi kelompok sektor primer tinggal 27,29 persen. Dan pada tahun 2011
kontribusi kelompok sektor primer terus mengalami penurunan menjadi sebesar
26,75 persen terhadap total PDRB Kabupaten Padang Pariaman.
Lain halnya dengan kelompok sektor sekunder, dimana selama periode
2007-2011 kontribusinya terus menurun. Kelompok sektor sekunder pada tahun 2007
kontribusinya sebesar 17,48 persen , kemudian pada tahun 2008 kontribusinya
kembalimenjadi meningkat menjdi sebesar 17,50 persen, tetapi pada tahun 2009
menurun lagi dan menjadi sebesar 17,02 persen dan pada tahun 2010 kontribusinya
kembali meningkat lagi dan tercatat sebesar 16,82 persen. Namun pada tahun
2011, seiring dengan pesatnya pertumbuhan yang dicapai oleh kelompok sektor primer,
dan tersier, pertumbuhan kelompok sektor sekunder kembali mengalami penurunan
dan hanya tinggal sebesar 16,62 persen.
Guna mengetahui kinerja perekonomian menurut kelompok sektor
selanjutnya pada tabel 3.5 disajikan pertumbuhan ekonomi menurut kelompok
sektor yang dihitung berdasarkan nilai tambah kelompok sektor atas dasar harga
konstan 2000. Pada tabel 3.5 dapat dilihat bahwa pertumbuhan kelompok sektor
dalam PDRB kabupaten Padang Pariaman selama periode tahun 2008 hingga tahun
2011 cenderung menunjukan pertumbuhan bervariasi.
Pertumbuhan ekonomi kelompok sektor tersier merupakan kelompok sektor
yang mapan selama periode 2008-2011. Dibandingkan dengan kelompok sektor
lainnya. pertumbuhan kelompok sektor tersier pada tahun 2008 adalah sebesar
6,92 persen sedangkan pada tahun 2009 tercatat sebesar 5,88 persen pada tahun
2010 kelompok sektor tersier tumbuh menjadi sebesar 6,34 persen sedangkan pada
tahun 2011 kelompok sektor tersier mengalami pertumbuhan sebesar 6,15 persen.
Selanjutnya kelompok sektor primer pada tahun 2008 tumbuh sebesar 5,38
persen kemudian pada tahun 2009 pertumbuhannya melamban menjadi sebesar 1,70
persen. Lebih lambannya pertumbuhan yang dicapai oleh kelompok sektor primer
pada tahun 2009 diakibatkan banyaknya sektor produksi yang rusak berat akibat
gempa bumi yang terjadi pada kuartal terakhir tahun 2009 selanjutnya pada tahun
2010 pertumbuhan kelompok /sektor primer kembali agak lebih baik dari pada
tahun 2009 dan tumbuh sebesar 2,54 persen. Sedangkan pada tahun 2011, kelompok
sektor primer kembali mengalami pertumbuhan yang hanya mencapai besaran 3,25
persen.
Kinerja kelompok sektor sekunder selama periode 2008-2011
pertumbuhannya juga cenderung berflutktuatif, dimana pada tahun 2008 mengalami
pertumbuhan sebesar 5,62 persen, kemudian pada tahun 2009 kelompok sektor
sekunder mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dari pada tahun 2008 yakni
hanya 1,73 persen. Lebih lambannya pertumbuhan yang dicapai pada tahun 2009
akibat beberapa lapangan usaha yang tergabung kedalam sektor sekunder mengalami
kerusakan akibat gempa bumi, namun demikian, pada tahun 2010 kelompok sektor
sekunder kembali mengalami pertumbuhan yang agak pesat dari pada tahun 2009
yakni sebesar 5,54 persen. Pada tahun 2011, kelompok sektor sekunder kembali
menunjukan keberhasilannya yang ditunjukan dengan pertumbuhan yang mencapai
6,92 persen.
Peningkatan nilai tambah dari suatu proses kegiatan ekonomi menunjukkan
adanya perkembangan perekonomian suatu daerah. Pada sisi yang lain perkembangan
ekonomi dari tahun ke tahun berikutnya dapat dipresentasikan sebagai laju
pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi
makro yang dapat menggambarkan sampai dimana keberhasilan pembangunan suatu
daerah dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan yang positif menunjukkan
adanya peningkatan perekonomian sektor ekonomi tertentu. Untuk melihat laju
pertumbuhan ekonomi yang riil dan mengeliminir pengaruh dari perubahan
harga,maka perlu disajikan PDRB atas dasar harga konstan secara berkala.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Padang Pariaman atas
dasar harga berlaku pada tahun 2011 adalah sebesar 6,98 triliun rupiah. Pada
tahun 2010 nilai PDRB Kabupaten Padang Pariaman atas dasar harga berlaku
sebesar 6,27 triliun rupiah, berarti selama tahun 2011 terdapat kenaikan
sebesar 710 milyar rupiah.
Kenaikan nilai PDRB atas dasar harga berlaku ini belum dapat
mencerminkan perbaikan produktivitas ekonomi secara riil, karena kenaikan ini
masih mengandung unsur inflasi. Perkembangan perekonomian Padang Pariaman
secara riil selanjutnya dapat dilihat dari kenaikan nilai Produk Domestik Bruto
(PDRB) atas dasar harga konstan 2000. PDRB Kabupaten Padang Pariaman atas dasar
harga konstan pada tahun 2011 mencapai 3,05 triliun rupiah, naik dari 2,89
triliun rupiah pada tahun 2010. Dengan demikian, secara riil nilai PDRB
Kabupaten Padang Pariaman atas dasar harga konstan selama tahun 2011 mengalami
peningkatan sekitar 160 milyar rupiah. Dengan kata lain, perekonomian Padang
Pariaman selama tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 5,50 persen.
Tabel 2.4
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Padang Pariaman (Persentase)
Tahun 2007-2011
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
Rata-rata
|
||
No
|
Lapangan Usaha
|
2005-2011
|
|||||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(9)
|
1
|
Pertanian
|
3.87
|
5.83
|
2.09
|
2.27
|
2.77
|
3,37
|
2
|
Pertambangan
& Penggalian
|
2.30
|
2.27
|
- 1.12
|
4.62
|
6,79
|
2,97
|
3
|
Industri
Pengolahan
|
6.24
|
6.23
|
2.07
|
4.81
|
6,30
|
5,13
|
4
|
Listrik dan Air
Bersih
|
8.68
|
6.62
|
1.59
|
4.64
|
6,40
|
5,59
|
5
|
Bangunan/Konstruksi
|
3.81
|
3.80
|
0.87
|
7.74
|
8,65
|
4,97
|
6
|
Perdag, Hotel
dan Restoran
|
4.36
|
5.73
|
1.29
|
4.29
|
6,38
|
4,41
|
7
|
Pengangkutan
& Telekomunikasi
|
12.17
|
9.00
|
10.32
|
9.32
|
5,03
|
9,17
|
8
|
Keu, Persewaan
& Jasa Perusahaan
|
5.54
|
5.56
|
1.81
|
5.30
|
6,39
|
4,92
|
9
|
Jasa-jasa
|
4.47
|
5.14
|
3.58
|
3.51
|
7,72
|
4,88
|
Jumlah
|
6.11
|
6.24
|
3.94
|
5.14
|
5.50
|
||
Sumber : PDRB Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2012
2.3
INFLASI
Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan
kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh
terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi didasarkan pada indeks harga
konsumen (IHK) yang dihitung secara sampel di 45 (empat puluh lima) kota di
Indonesia yang mencakup 283.397 komoditas dan dihitung berdasarkan pola
konsumsi hasil survey biaya hidup (SBH).
Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan
kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh
terhadap kemampuan daya beli masyarakat.
Laju inflasi Kabupaten Padang Pariaman
secara tersendiri belum dapat diukur, oleh sebab itu kita pakai laju
inflasi propinsi Sumatera Barat selama periode tahun 2006-2009 mengalami
pertumbuhan yang fluktuatif. Pada tahun
2006 sebesar 9,43 %, tahun 2007 mencapai
6,16 %, tahun 2008 sebesar 10,15 % dan
tahun 2009 sebesar 4,97 %. Besaran laju inflasi yang terjadi lebih diakibatkan
pada permintaan masyarakat akan bahan kebutuhan pokok. Berikut Nilai Inflasi
Rata-rata dari tahun 2006 – 2010 Kabupaten Padang Pariaman dalam bentuk tabel :
Tabel 2.5
Nilai inflasi rata-rata Tahun
2007 s.d 2011
Propinsi Sumatera Barat
Uraian
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
Rata-rata
pertumbuhan
|
Inflasi (%)
|
9,43
|
6,16
|
10,15
|
4,97
|
6,55
|
7,45
|
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman, 2011
2.4
ADMINISTRASI WILAYAH
Luas wilayah Kabupaten Padang Pariaman mencapai 1.328,79 Km² dengan
panjang garis pantai 42,11 km. Luas daratan daerah ini setara dengan 3,15
persen luas daratan wilayah Propinsi Sumatera Barat, seperti dijelaskan pada
tabel 2.6 Luas Kecamatan dan Jumlah Nagari serta Jumlah Korong berikut ini :
Tabel 2.6 Luas Kecamatan dan Jumlah Nagari Serta Jumlah
Korong
Kecamatan
|
Nama Kota Kecamatan
|
Luas Daerah (KM2)
|
Jumlah Nagari
|
Jumlah Korong
|
Batang
Anai
|
Pasar
Usang
|
180,39
|
4
|
31
|
Lubuk
Alung
|
Lubuk
Alung
|
111,63
|
5
|
28
|
Sintuk
Toboh Gadang
|
Sintuak
|
25,56
|
2
|
29
|
Ulakan
Tapakis
|
Ulakan
|
38,85
|
2
|
33
|
Nan
Sabaris
|
Pauh
Kambar
|
29,12
|
5
|
39
|
2
x 11 Enam Lingkung
|
Sicincin
|
36,25
|
3
|
12
|
Enam
Lingkung
|
Pakandangan
|
39,20
|
5
|
27
|
2
x 11 Kayu Tanam
|
Kayu
Tanam
|
228,70
|
4
|
21
|
VII
Koto Sungai Sarik
|
Sungai
Sarik
|
90,93
|
4
|
42
|
Patamuan
|
Tandikat
|
53,05
|
3
|
18
|
Padang
Sago
|
Padang
Sago
|
32,06
|
3
|
15
|
V
Koto Kampung Dalam
|
Kampung
Dalam
|
61,41
|
2
|
26
|
V
Koto Timur
|
Kudu
Gantiang
|
64,80
|
3
|
28
|
Sungai
Limau
|
Sungai
Limau
|
70,38
|
4
|
27
|
Batang Gasan
|
Gasan
Gadang
|
40,31
|
2
|
11
|
Sungai
Geringging
|
Sungai
Geringging
|
99,35
|
4
|
27
|
IV
Koto Aur Malintang
|
Batu
Basa
|
126,80
|
5
|
30
|
Jumlah /
|
2011
|
60
|
444
|
|
Total
|
2010
|
46
|
366
|
|
2009
|
46
|
365
|
||
2008
|
46
|
364
|
||
2007
|
45
|
363
|
Sumber:
Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka 2012
Sungai Geringging sebagai Ibukota Kecamatan
Sungai Geringging dan Batu Basa Ibukota Kecamatan dari IV Koto Aur Malintang
tercatat berada di wilayah yang paling tinggi yaitu 251 meter dari permukaan
laut sedangkan yang paling rendah adalah Ulakan Tapakis, Sungai Limau, Gasan
Gadang dengan ketinggian 2 meter dari permukaan laut.
Ibukota Kabupaten Padang Pariaman masih
bergabung Kota Pariaman, terletak di Kecamatan Pariaman Tengah, dan mulai akhir
tahun 2012 pindah ke Nagari Parik Malintang, Kecamatan Enam Lingkung.
Nagari-Nagari yang termasuk dalam kategori
daerah perkotaan berdasarkan data BPS dan kesepakatan Pokja adalah:
1.
Nagari
Ketaping
2.
Nagari
Sungai Buluh
3.
Nagari
Lubuk Alung
4.
Nagari
Pauah Kamba
5.
Nakari
Kapalo Koto
6.
Nagari
Sicincin
7.
Nagari
Pakandangan
|
8.
Nagari
Gadua
9.
Nagari
Kayu Tanam
10. Nagari Sungai
Sariak
11. Kagari Kuranji
Hilia
12. Nargari Parik
Malintang
13. Nagari Kuranji
Hulu
|
Total Jumlah penduduk di daerah perkotaan
adalah sebesar 119.649 jiwa (30% dari total penduduk Kabupaten Padang Pariaman)
No comments:
Post a Comment