Monday, May 19, 2014

Taubatnya Pemudi yang Suka Bersolek



Perbedaan antara wanita berhijab yang suci dan wanita pesolek yang suka bepergian seperti perbedaan antara permata mahal yang dijaga dan bunga mawar di pinggir jalan. Wanita yang berhijab akan terjaga dalam hijabnya, terpelihara dari tangan dan mata orang-orang yang tidak berguna. Sedangkan wanita pesolek yang suka bepergian seperti bunga mawar di pinggir jalan, tidak ada yang menjaga atau memeliharanya. Cepat sekali dijamah tangan orang tidak berguna. Lalu mereka menyia-nyiakannya, menikmati keindahannya tanpa harga sampai ketika dia layu dan mati, mereka mencampakkanya ke tanah dan orang akan menginjaknya dengan kaki mereka.
Saudariku Muslimah, mana yang kamu pilih, kau menjadi permata mahal yang terjaga atau bunga mawar di pinggir jalan?
Perhatikanlah kisah seorang pemudi yang dulu suka bersolek, lalu dia bertaubat dan kembali kepada Allah. Dia menuturkan kisahnya:
"Aku tumbuh di sebuah rumah mewah dalam keluarga yang kaya raya. Ketika aku beranjak dewasa, aku mulai memakai hijab. Tapi aku memakainya lantaran itu adalah adat dan tradisi. Bukan karena itu kewajiban agama yang akan mendapat pahala bagi orang yang mengerjakannya dan mendapat siksa bagi orang yang meninggalkannya. Sehingga aku mengenakannya dengan cara yang membuatku terlihat lebih cantik.
Sebagian besar waktu aku habiskan untuk mendengar percakapan yang hanya menambah jauh dan lalai dari Allah SWT. Saat liburan musim panas, kami menghabiskannya di luar negeri. Di sana, aku melepas hijab dan bersolek sekan-akan Allah tidak melihatku kecuali di negaraku saja dan Dia tidak mengawasiku di sana.
Pada salah satu liburan, kami pergi ke luar negeri. Allah menakdirkan saudaraku meninggal dunia di sana sehingga keluarga kami amat bersedih, kemudian kami kembali ke negara kami.
Peristiwa itu adalah awal keinsyafanku karena setiap kali aku mengingatnya, aku merasa sangat takut. Namun itu belum mengubah perilakuku sama sekali. Aku tetap meremehkan hijab, memakai pakaian ketat dan mendengarkan omongan yang tidak berguna.
Aku masuk kuliah dan di sana aku mengenal teman-teamn yang salehah. Mereka menasehatiku dan sangat ingin aku mendapat hidayah.
Pada suatu malam, aku rebahkan diriku di tempat tidur lalu aku kenang kehidupanku yang penuh dengan senda gurau, main-main dan jauh dari Allah SWT. Lalu aku berdoa pada Tuhanku dan air mata membasahi pipiku berharap Dia akan memberiku hidayah dan mengampuniku.
Pagi harinya, aku seperti terlahir kembali. Lalu aku putuskan untuk berusaha menghadiri seminar, ceramah dan pelajaran yang diadakan di mushalla kampus.
Lalu pada salah satu kesempatan, salah seorang akhwat menyampaikan ceramah tentang hijab dan dia mengulang tema itu pada hari lain. Ceramah itu memberi efek yang besar pada diriku. Alhamdulillah, setelah itu aku bertaubat kepada Allah SWT dan konsisten memakai hijab dan aku merasa gembira saat memakainya.[1]


[1]Al-'Aidûn Ila Allah (2/49-51).

No comments:

Post a Comment