Ilustrasi
Khatib dalam shalat Id di Lapangan Markas Polda Nusa Tenggara Timur mengajak seluruh umatnya memperhatikan dan melihat orang miskin di daerah ini, dengan memberikan bantuan berupa zakat, agar bisa merayakan Idul Fitri dengan penuh gembira.
"Dengan bantuan yang kita berikan, orang miskin yang ada juga bisa merayakan Idul Fitri sebagai hari kemenangan dengan penuh kegembiraan," kata Khatib Shalat Ied Lapangan Polda Nusa Tenggara Timur, H Habib Hazim Alkaf, Senin (28/7).
Menurut dia, kewajiban umat Muslim untuk memberikan zakat fitrah, harus sudah dilakukan sebelum shalat Id berlangsung, sehingga benar-benar menjadi pemberian yang dimurnikan untuk menyambut hari kemenangan di Idul Fitri.
Karena merupakan kewajiban, maka kata dia, setiap umat muslim yang mempunyai kelebihan dari nafkah kebutuhannya, harus memberikannya kepada umat muslim lain yang berkekurangan dan membutuhkan zakat tersebut.
Menurut dia, zakat fitrah wajib dikeluarkan sebelum shalat Id, yaitu pada malam takbiran, serta boleh juga dilakukan pada satu atau dua hari sebelum ied, sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perkataan yang tidak berguna dan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin.
"Maka barang siapa yang mengeluarkannya sebelum shalat, ia menjadi zakat yang diterima dan barangsiapa yang mengeluarkannya setelah shalat, ia menjadi sedekah biasa," kata Habib Hazim dikutip Antara.
Dengan melakukan perintah dan jajaran berupa pemberian zakat, relasi sosial antarumat beragama baik di interen agama Islam, juga dengan agama lainnya, bisa semakin diperkuat, untuk kepentingan harmonisasi kehidupan dalam keberagaman.
Persatuan dan kesatuan, dalam kerangka Negara Kesatuan Indonesia, yang merupakan pengejawantahan dari kebhinekaan suku, agama dan ras, harus menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar lagi. Nilai dan semangat persatuan dan kesatuan, telah merintis sebuah harmonsiasi dan kerukunan hidup yang harus tetap dijaga dan dikembangkan untuk kelanggengan hidup bersama.
"Nilai-nilai itulah, yang harus tetap kita jaga, sebagaimana yang telah kita rasakan selama ini di Nusa Tenggara Timur pada umumnya dan Kota Kupang khususnya," kata Habib Hazim.
Dikatakannya, kerukunan harus tetap menjadi sebuah simbol keberagaman yang tidak bisa digugat untuk diperbincangan, dalam konteks apapun. Kerukunan sudah menjadi hal final yang menjadi kebutuhan bersama seluruh anak bangsa di daerah dan negara ini. "Mari kita pupuk dengan semangat toleransi, tanpa ada intimidasi dan intervensi kehendak dangkal yang merusak semuanya," katanya. (www.harianterbit.com)
"Dengan bantuan yang kita berikan, orang miskin yang ada juga bisa merayakan Idul Fitri sebagai hari kemenangan dengan penuh kegembiraan," kata Khatib Shalat Ied Lapangan Polda Nusa Tenggara Timur, H Habib Hazim Alkaf, Senin (28/7).
Menurut dia, kewajiban umat Muslim untuk memberikan zakat fitrah, harus sudah dilakukan sebelum shalat Id berlangsung, sehingga benar-benar menjadi pemberian yang dimurnikan untuk menyambut hari kemenangan di Idul Fitri.
Karena merupakan kewajiban, maka kata dia, setiap umat muslim yang mempunyai kelebihan dari nafkah kebutuhannya, harus memberikannya kepada umat muslim lain yang berkekurangan dan membutuhkan zakat tersebut.
Menurut dia, zakat fitrah wajib dikeluarkan sebelum shalat Id, yaitu pada malam takbiran, serta boleh juga dilakukan pada satu atau dua hari sebelum ied, sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perkataan yang tidak berguna dan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin.
"Maka barang siapa yang mengeluarkannya sebelum shalat, ia menjadi zakat yang diterima dan barangsiapa yang mengeluarkannya setelah shalat, ia menjadi sedekah biasa," kata Habib Hazim dikutip Antara.
Dengan melakukan perintah dan jajaran berupa pemberian zakat, relasi sosial antarumat beragama baik di interen agama Islam, juga dengan agama lainnya, bisa semakin diperkuat, untuk kepentingan harmonisasi kehidupan dalam keberagaman.
Persatuan dan kesatuan, dalam kerangka Negara Kesatuan Indonesia, yang merupakan pengejawantahan dari kebhinekaan suku, agama dan ras, harus menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar lagi. Nilai dan semangat persatuan dan kesatuan, telah merintis sebuah harmonsiasi dan kerukunan hidup yang harus tetap dijaga dan dikembangkan untuk kelanggengan hidup bersama.
"Nilai-nilai itulah, yang harus tetap kita jaga, sebagaimana yang telah kita rasakan selama ini di Nusa Tenggara Timur pada umumnya dan Kota Kupang khususnya," kata Habib Hazim.
Dikatakannya, kerukunan harus tetap menjadi sebuah simbol keberagaman yang tidak bisa digugat untuk diperbincangan, dalam konteks apapun. Kerukunan sudah menjadi hal final yang menjadi kebutuhan bersama seluruh anak bangsa di daerah dan negara ini. "Mari kita pupuk dengan semangat toleransi, tanpa ada intimidasi dan intervensi kehendak dangkal yang merusak semuanya," katanya. (www.harianterbit.com)
No comments:
Post a Comment