* EMPAT
“Seorang
pendaki kehidupan merasa yakin pada sesuatu yang lebih besar daripada dalam
dirinya. Dan dia berkeyakinan bahwa segala hal bisa dan akan terlaksana,
kendati orang lain lebih banyak memilih berhenti dari jalur pendakian atau
berkemah.”
Paul G. Stoltz, psikolog
TANJUNG
SELOR, 2005. Perjalanan panjang karir di titian
Pegawai Negeri Sipil (PNS) telah dilalui oleh seorang Budiman Arifin sejak
tahun 1977. Dari segi pangkat, dia sudah mendekati golongan pangkat tertinggi.
Sejak 1 Oktober 2002, dia masuk golongan Pembina Utama Muda dengan pangkat
IV/c. Sebuah pencapaian pangkat PNS yang tidak mudah di skala pemerintah
kabupaten. Hanya sedikit PNS yang mampu menapaki atau mencapai pangkat IV/c
atau golongan Pembina Utama Muda.
Lalu, dari jabatan pun,
karir Budiman Arifin telah mendekati puncak. Dia sungguh merangkak dari bawah
di Kantor Pemerintah Kabupaten Bulungan. Bermula dari Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) tahun 1977 dan staf biasa dengan golongan Pengatur Muda Tingkat
(II/b) tahun 1978 lalu Pengatur (II/c) tahun 1981.
Memasuki tahun 1983,
lelaki kelahiran Tarakan tanggal 26 Juni 1952 ini memperoleh pangkat III/a.
Dari sinilah, kursi jabatan mulai direngkuh. Dimulai dari jabatan Kepala Sub-Bagian
Perekonomian Rakyat pada Bagian Kantor BKDH Kabupaten Bulungan. Cukup sekitar
empat tahun Budiman berada di kursi kepala sub-bagian.
Tahun 1987, Budiman
mendapat promosi jabatan menjadi Kepala Bagian Perekonomian Pemerintah
Kabupaten Bulungan. Lumayan lama jabatan ini diembannya, sekitar tujuh tahun,
dari 1987 sampasi dengan 1994. Tahun 1994, dengan posisi tetap kepala bagian,
dia dipercaya memangku jabatan Kepala Bagian Penyusunan Program Kantor BKDH Kabupaten
Bulungan.
Kendati sempat “berkemah”
di jabatan kepada bagian, Budiman agaknya masih mampu mendaki ke tataran
jabatan yang lebih tinggi lagi, yakni kepala dinas. Tahun 1996, dia dipercaya
menjadi Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bulungan. Pendakian semakin
tinggi, pada Oktober 1999, Budiman kembali mendaki ke posisi eselon dua,
sebagai Sekretaris Daerah (Sekda). Namun, promosi kali ini tidak berada di
lingkungan Kabupaten Bulungan. Budiman harus hijrah ke kabupaten tetangga,
yaitu Kabupaten Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia Timur.
A.
Zona
Nyaman Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan
Jabatan Sekda barangkali
menjadi tempat puncak “berkemah” Budiman Arifin. Sebab, kebanyakan mereka yang
menjabat Sekda akan pergi setelah memasuki pensiun. Bisa pula karena mengalami
mutasi jabatan ke Lembaga Administrasi Negara (LAN). Memang ada perasaan nyaman
berada di puncak jabatan eselon dua ini. Sampai kemudian dia menyempatkan diri
kuliah lagi program pascasarjana Magister Sains (MSi) Ilmu Ekonomi Universitas
Mulawarman dan diselesaikannya tahun 2005.
Puncak karir telah
diraih. Dari segi kebutuhan materi pun terpenuhi secara memadai. Pakar
psikologi Abraham Maslow membagi kebutuhan anak manusia ke dalam lima
tingkatan. Pada lapisan paling bawah adalah kebutuhan fisiologis. Yakni,
kebutuhan dasar untuk hidup bagi
seseorang, seperti pangan, sandang dan papan. Di tingkat kedua, adalah kebutuhan akan rasa aman. Lantas, tingkat ketiga, adalah kebutuhan ikut memiliki
dan kasih sayang. Tingkat berikutnya, keempat,
kebutuhan akan perhargaan. Dan di lapisan tertinggi,
kebutuhan akan aktualisasi diri.
Rasanya, Budiman Arifin
telah mencapai kelima kebutuhan ala Maslow tersebut. Dari kebutuhan
penghargaan, tahun 1999 dia memperoleh penghargaan Karya Satya Lencana 20 Tahun
dari Presiden RI. Kemudian dari segi aktualisasi diri jelas tidak diragukan
lagi. Di penghujung tahun 1990-an sampai awal 200-an, dia antara lain
memperoleh amanah sebagai Sekretaris Golkar Kabupaten Bulungan 1988-1993, Wakil
Ketua Pengurus Daerah Alhairat Kabupaten Bulungan (1994), Wakil Ketua DPD
Golkar Kabupaten Bulungan 1994-1998, Pengurus Pleno GUPPI Kabupaten Bulungan,
Pramuka Kwarcab, Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bulungan, Ketua Umum KONI
Kabupaten Nunukan 2000-2004, Ketua Umum PASI Kabupaten Nunukan tahun 2001- 2005,
Ketua Umum LPTQ Kabupaten Nunukan, Ketua Umum BAZ Kabupaten Nunukan, Ketua
Penasehat Kerukunan Antar-etnis Kabupaten Nunukan, dan Penasehat DPD Alkhairat
Kabupaten Nunukan.
Pikiran dan hati seorang
Budiman Arifin terus bergerak. Dia termasuk pendaki (climbers) –orang-orang yang seumur hidup membaktikan diri pada
pendakian sampai puncak tertinggi. Dia sampai pada puncak aktualisasi diri. Dia
merasa yakin pada sesuatu yang lebih besar daripada diri sendiri.
Mengacu pada pendapat
Maslow tentang tingkat kebutuhan manusia, psikolog Paul G. Stoltz membagi anak
manusia yang hendak mendaki kesuksesan ke dalam tiga tipe. Ibarat pendaki
gunung, terdapat tiga tipe pendaki:
Pertama, quitters. Mereka adalah orang-orang yang
memutuskan berhenti atau keluar mundur dari jalur pendakian. Mereka
meninggalkan impian-impiannya dan memilih jalan yang mereka anggap lebih datar,
lebih mudah dan aman untuk ditempuh. Mereka gagal memaksimalkan potensi. Bahkan,
mereka selalu lari dari arena pergulatan yang pahit dan tidak tahan banting. Kedua,
campers. Mereka adalah individu-individu
yang berkemah. Mereka telah mendaki sampai pada ketinggian tertentu lalu
memutuskan berhenti, mencari tempat datar yang rata dan nyaman sebagai tempat
bersembunyi dari situasi yang tidak bersahabat. Mereka merasa nyaman dengan apa
yang mereka capai saat ini. Mereka selalu berkata: “Ini sudah cukup baik.”
Dan ketiga, climbers. Mereka merupakan orang-orang
yang seumur hidup membaktikan diri pada pendakian sampai puncak tertinggi.
Mereka sampai pada puncak aktualisasi diri. Mereka merasa yakin pada sesuatu
yang lebih besar daripada mereka sendiri. The
climbers (pendaki) berkeyakinan bahwa segala hal bisa dan akan terlaksana,
kendati orang lain lebih banyak bersikap sebagai the quitters dan the campers.
Cilmbers sejati memang langka, karena
tidak semua orang mampu, mau dan berkesempatan.
B.
Maju
Pilkada Bulungan dengan “Perahu Kecil” Partai Pelopor
Serasa seolah stagnan.
Jabatan Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Nunukan, di tahun 2005, sudah
dijalaninya sekitar enam tahun. Sementara usia Budiman Arifin, 53 tahun,
semakin merambat mendekati masa pensiun. Secara normal, seorang PNS memasuki
masa pensiun di usia 55 tahun, bila PNS yang bersangkutan memiliki jabatan
tertentu bisa diperpanjang sampai umur 58-59 tahun.
Tapi, Budiman Arifin
tidak mau menunggu waktu habis di tapal batas pensiun. Sebagai sosok yang aktif
di berbagai kegiatan organisasi --baik sosial, keagamaan maupun politik—dia pun
berusaha aktif membaca peluang. Pada pertengahan 2005, Kabupaten Bulungan
menyelenggarakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) untuk masa jabatan
2005-2010.
Berkat pengalamannya
sebagai Sekretaris Golkar Kabupaten Bulungan tahun 1988-1993, Budiman Arifin
merasa optimis akan mudah melaju mencalonkan diri lewat partai berlambang pohon
beringin tersebut. Namun, dia harus mengubur dalam-dalam rasa optimis itu. Sebab,
rupanya Partai Golkar sudah punya calon bupati, yaitu Ketua DPD Golkar
Kabupaten Bulungan H. Abdul Djalil Fatah, SH --mantan anggota DPRD Provinsi
Kalimantan Timur. Maklum, di masa-masa itu Budiman lebih banyak berada di
Kabupaten Nunukan untuk mengemban amanat sebagai Sekretaris Daerah. Dan, Abdul
Djalil pun merasa sangat optimis bakal memenangi pilkada mengingat dia punya
modal lima kursi di parlemen DPRD Kabupaten Bulungan.
Budiman tidak patah
arang. Agaknya Partai Pelopor yang memiliki dua kursi di DPRD Kabupaten
Bulungan juga ingin mengusung calon bupati. Budiman Arifin dan Partai Pelopor
pun saling berkomunikasi. Sampai kemudian muncul kesepakatan untuk mengusung
Budiman Arifin dan Liet Ingai sebagai calon bupati dan calon wakil bupati maju
ke Pilkada Kabupaten Bulungan tahun 2005.
Sekadar pengetahuan, Partai
Pelopor didirikan oleh Rachmawati Soekarnoputri, anak ketiga Bung Karno, pada tanggal
29 Agustus 2002. Dua tahun berselang partai ini mengikuti pemilihan umum 2004
dan memperoleh nomor 24. Pada pemilihan legislatif 2004 yang diikuti sekitar
124 juta pemilih, Partai Pelopor mendapat 878.932 suara (0,79%) atau setara
dengan tiga kursi di DPR RI dan lolos untuk mengikuti pemilihan umum berikutnya
(2009). Sayangnya, pada pemilihan legislatif 2009, Partai Pelopor hanya meraih
342.914 suara dan tidak cukup untuk sekadar satu kursi di DPR RI. Dan, pada
pemilihan umum 2014, Partai Pelopor harus mengikuti verifikasi dari awal.
Hasilnya, Partai Pelopor tidak lolos verifikasi.
Dengan perahu kecil
Partai Pelopor, Budiman Arifin maju ke Pilkada Kabupaten Bulungan yang
dilangsungkan pada Juni 2005. Sebanyak lima pasangan meramaikan pilkada yang
berada di tangan suara rakyat tersebut. Kelima pasangan cabup dan cawabup
tersebut masing-masing: H. Anang Jauhari – Edom yang diusung PPP, PDIP, Patriot
dan PBB; Budiman Arifin – Liet Ingai melalui Partai Pelopor dan PKB; Abdul
Djalil - Obet Bahwan dengan bendera Partai Golkar; Yousuf Abdullah - Niko Dimos
yang diusung oleh PBSD, PNDK, PPDI, PSI, PPNU, PKPB, PDR, PPD, Partai Merdeka,
PPDK dan Partai Demokrat; dan pasangan Encik M. Yunus – PO Singal yang
mengendarai PDS, PNI Marhaenisme dan PIB.
Dalam perjalanannya, H.
Anang Dahlan Djauhari kemudian gagal mengikuti Pilkada lantaran pasangan calon
Wakil Bupati Drs. Henry Edom meninggal dunia sehari menjelang dimulainya masa
kampanye. Dengan demikian saat pencoblosan, hanya empat pasangan cabup-cawabup
yang berhak dicoblos.
Berdasarkan rekapitulasi
perhitungan suara hasil Pilkada 2005 yang telah ditetapkan KPUD Kabupaten
Bulungan, pasangan Budiman Arifin – Liet Ingai meraih suara terbanyak dengan
17.971 suara atau 36,45 persen, dari total suara sah sebanyak 49.300 suara. KPUD
menetapkannya pasangan Budiman - Liet Ingai sebagai bupati-wakil bupati
terpilih yang dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) KPUD Bulungan Nomor 29
Tahun 2005. Hasil lengkap pilkada Kabupaten Bulungan dapat dilihat pada tabel
berikut:
HASIL PEMILUKADA BULUNGAN 2005
|
|||||
No.
|
Nama
Calon
|
Partai
Pengusung
|
Perolehan
Suara
|
||
Jumlah
|
Prosentase
|
||||
1
|
H.
Anang Jauhari
|
PPP,
PDIP, Patriot dan PBB
|
0
|
0
|
|
Edom
|
|||||
2
|
Drs.
Budiman Arifin
|
Partai
Pelopor &PKB
|
17,971
|
36,45
|
|
Liet
Ingai
|
|||||
3
|
H.
Abd. Djalil, SH.
|
Partai
Golkar
|
15,819
|
32,09
|
|
Obet
Bahwan
|
|||||
4
|
H.
Yousuf Abdullah, SH.
|
PBSD,
PNDK, PPDI, PSI, PPNU, PKPB, PDR, PPD, Partai Merdeka, PPDK dan Partai
Demokrat
|
4,938
|
10,02
|
|
Niko
Dimos, S.Sos.
|
|||||
5
|
H.
Encik M. Yunus
|
PDS,
PNI Marhaenisme, PIB
|
10,572
|
21,44
|
|
Drs.
PO Singal
|
Awal September 2005, Budiman
Arifin dilantik oleh Gubernur Kalimantan Timur menggantikan Bupati sebelumnya,
H. Anang Dahlan Djauhari, untuk masa
bakti 2005-2010.
C.
Kerja
Keras Membangun Kabupaten Bulungan
Tak berapa berselang
setelah dilantik, Budiman Arifin dan pasangannya Liet Ingai langsung turun ke
lapangan memenuhi janji-janjinya selama masa kampanye menjelang pilkada.
Terutama keinginannya meningkatkan kualitas manusia atau warga masyarakat
Kabupaten Bulungan.
Menurut Budiman, menempatkan
manusia sebagai subyek utama, dengan penekanan pada pentingnya pemberdayaan
manusia untuk mengaktualisasikan segenap potensinya, merupakan pondasi
program-program pembangunan di Kabupaten Bulungan yang harus direalisasikan.
Pendekatan manusia
sebagai basis pembangunan daerah, demikian kata Budiman Arifin, mencakup
peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) melalui berbagai program seperti
program peningkatan kualitas pendidikan, program peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan; program peningkatan kualitas akhlak dan keimanan, serta program
peningkatan kualitas aparatur pemerintah daerah dan kependudukan. Dalam hal
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, Kabupaten Bulungan pada Juli 2009
memperoleh Piagam Penghargaan “Perda Akta Kelahiran Bebas Bea“ dari Presiden Republik
Indonesia.
Dengan menerapkan program
pembangunan yang strategis, Budiman Arifin merasa optimistis bahwa kabupaten
yang dipimpinnya mampu mencapai target-target pertumbuhan yang dipatok.
Termasuk di antaranya pertumbuhan ekonomi daerah yang didukung pembangunan
pertanian dalam arti luas, infrastruktur dan energi listrik. ”Kami mematok
target pertumbuhan ekonomi daerah
6%-6,63%, peningkatan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, serta
peningkatan pembangunan infrastruktur yang memberi kemudahan akses dan dukungan
terhadap aktivitas masyarakat,” papar Budiman Arifin berbicara ihwal
langkah-langkahnya membangun Kabupaten Bulungan pada periode 2005-2010.
Prioritas langkahnya
mengembangkan sektor pertanian yang mengandalkan petani-petani transmigrasi
telah membuahkan hasil. Nama Kabupaten Bulungan sontak terkenal ke seluruh Tanah
Air ketika Menteri Pertanian RI Suswono beberapa waktu lalu mengumumkan
kabupaten di Kaltim ini menjadi lokasi pertama program food estate atau kawasan pangan. “Hasil itu bukan tanpa perjuangan.
Masyarakat Bulungan telah membuktikan bahwa daerah mereka sangat kondusif dan
subur, sehingga cocok untuk dijadikan pilot
project sebuah program pertanian berskala nasional,” tandas Budiman Arifin.
Mengantarkan Kabupaten
Bulungan menjadi daerah pilihan proyek food
estate tak hanya membanggakan seluruh masyarakat Kalimantan Timur (sekarang
masuk wilayah Provinsi Kalimantan Utara) umumnya dan penduduk Bulungan
khususnya, tetapi juga menjadi tumpuan seluruh bangsa Indonesia, terutama
daerah-daerah yang selama ini minus pangan. Alih fungsi lahan pertanian dan
perubahan iklim tak dipungkiri menjadi penyebab penurunan produksi pertanian di
banyak kabupaten lain di Indonesia.
“Kesuburan Bumi Tenguyun menjadi daya tarik tersendiri
bagi banyak kabupaten lain untuk mengirim transmigran mereka ke sini,” papar
Budiman Arifin yang memperoleh penghargaan dari Menteri Transmigrasi dan Tenaga
Kerja pada Maret 2006. “Dan, kami menerima saudara-saudara dari daerah lain
dengan tangan terbuka. Selain menyediakan 30.000 hektar areal transmigrasi di
Delta Tanjung Buka yang siap menjadi lokasi food
estate, Bulungan juga masih memiliki sekitar 5.000 hektar lahan kosong
untuk sekitar 1.500 KK transmigran,” dia menambahkan
Budiman Arifin boleh
merasa bangga dengan kemampuan Kabupaten Bulungan menerima ratusan keluarga
transmigran dari berbagai daerah lain. Sejak awal tahun 1970-an, Kabupaten
Bulungan telah menerima petani-petani asal Pulau Jawa untuk mengadu nasib
sebagai transmigran. Salah satu wujud nyata tampak di Desa Gunung Putih,
Kecamatan Tanjung Palas, yang kini tampil dinamis sebagai sebuah desa
pertanian. Infrastruktur jalan, sarana/prasarana kesehatan dan pendidikan semua
telah ada di desa yang mulai digarap oleh transmigran pada pertengahan 1970-an
tersebut.
Keseriusan Budiman Arifin
menggarap sektor pertanian juga ditunjukkan ketika salah seorang PNS-nya, Lutfi
Bansir, berhasil meraih gelar doktor (S-3) di bidang pertanian.
"Kami sangat
menghargai upaya keras Bupati Bulungan, sehingga Pemkab Bulungan akhirnya
memiliki PNS bergelar Doktor," tutur Direktur Budidaya Tanaman Buah Dirjen
Hortikultura Departemen Pertanian, Dr Ir Winny Dian Wibawa MSc. “Setelah
memiliki PNS bergelar Doktor di bidang pertanian, Pemkab Bulungan harus lebih
menggalakkan pembangunan, khususnya dalam pengembangan tanaman buah-buahan.”
Lutfi berhasil mempertahankan
disertasi "Pengembangan Potensi
Durian Lokal, Eksplorasi, Identifikasi, Persilangan dan Perbanyakan Vegetatif"
yang disusun berdasarkan penelitian di Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang.
Selain menemukan 12 jenis durian lokal dan 1 jenis spesies Kutejensis yang
berpotensi sebagai durian unggul, Lutfi juga berhasil mengembangkan 40 jenis
durian hibrida hasil persilangan antara spesies Zibethinus dengan Kutejensis.
Tak heran, Winny menyebut Lutfi sebagai pakar berkat ketekunannya mengembangkan
tanaman buah.
Kabupaten Bulungan pun cukup
berhasil dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Tahun 2009, produk padi setempat
mampu mencukup kebutuhan pangan bagi 109.503 jiwa penduduk Bulungan. Dan
produksi perikanan daerah relatif meningkat yang diharapkan dapat diimbangi
dengan peningkatan konsumsi masyarakat terhadap protein hewani yang bersumber
dari ikan.
Selama periode 2005-2010
memimpin Kabupaten Bulungan, selain berkonsentrasi dan memprioritaskan
pembangunan sektor pertanian dan pedesaan dalam arti luas, fokus pembangunan
SDM yang berkualitas diarahkan pada pembangunan bidang pendidikan, kesehatan,
serta perlindungan kesejahteraan sosial.
Di bidang pendidikan,
tahun 2008 misalkan, taraf pendidikan warga masyarakat Bulungan meningkat dari
tahun ke tahun. Hal ini ditunjukkan dengan angka partisipasi murni (APM) dan
APK serta menurunnya angka buta aksara pada tahun 2007-2008. Selama periode
2006-2008, APK PAUD berjumlah 1.408 orang, jenjang SMP realisasi APK lebih dari
100 persen, dan jenjang SMA mencapai 72,67 persen.
Secara sepintas,
pencapaian sasaran RPJMD 2005-2010 pada bidang pendidikan:
·
Meningkatnya angka melanjutkan dari
SD/MI/sederajat ke SMP/MTs/sederajat.
·
Angka putus sekolah, terutama pendidikan
dasar untuk jenjang SD/MI/sederajat dan SMP/MTs/sederajat, mengalami penurunan
yang cukup signifikan.
·
Angka rata-rata lama penyelesaian
pendidikan dasar sampai menengah mengalami penurunan dengan menurunnya angka
mengulang kelas.
·
Meningkatnya APK pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi.
·
Menurunnya angka buta aksara penduduk
berusia 15 tahun ke atas.
·
Meningkatnya keadilan dan kesetaraan
pendidikan antar-kelompok masyarakat, termasuk wilayah maju dan tertinggal,
perkotaan dan pedesaan, penduduk kaya dan penduduk miskin, serta laki-laki dan
perempuan.
·
Tersedianya standar nasional pendidikan
dan standar pelayanan minimal sampai tingkat kabupaten.
·
Meningkatnya proporsi pendidikan yang
memiliki kualifikasi minimun dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan
mengajar.
·
Meningkatnya hasil penelitian dan
penciptaan hasil karya iptek PT serta dapat mengimplementasikannya pada
masyarakat.
·
Meningkatnya efektivitas pelaksanaan
manajemen pendidikan berbasis sekolah.
·
Meningkatnya anggaran pendidikan yang
bersumber dari APBD.
·
Dan meningkatnya efektivitas pelaksanaan
otonomi dan desentralisasi pendidikan.
Kemudian di bidang
pendidikan, pecapaian sasaran RPJMD 2005-2010, antara lain:
·
Meningkatnya prosentase rumah tangga
berperilaku hidup bersih dan sehat hingga mencapai 95%.
·
Sekitar 80% keluarga menghuni rumah yang
memenuhi syarat kesehatan, 85% keluarga menggunakan air bersih, dan 85%
keluarga menggunakan jamban yang sehat.
·
Meningkatnya prosentase tempat-tempat umum
yang memenuhi syarat kesehatan sampai 80%.
·
Meningkatnya cakupan rawat jalan hingga 2
tahun per jiwa.
·
Meningkatnya cakupan persalinan yang
dibantu oleh tenaga kesehatan hingga 90%.
·
Meningkatnya cakupan kunjungan bayi hingga
90%.
·
Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
gratis bagi keluarga miskin di Puskesmas dan RS kelas III hingga 90%.
·
Meningkatnya jumlah RS yang memiliki
pelayanan UGD yang memenuhi standar mutu hingga 90%.
·
Dan tersedianya jumlah tenaga kesehatan
dan kader kesehatan di 87 Desa Siaga.
Lalu, dari segi
pembangunan kapasitas, kualitas dan aksesibilitas infrastruktur, di bidang
prasarana jalan, pemeliharaan jalan masih memerlukan perhatian sehingga tingkat
pelayanan jalan dapat dipertahankan dan mengurangi angka kecelakaan di jalan
akibat kondisi jalan yang tidak terpelihara. Berbagai upaya yang dilakukan
dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat telah dapat meningkatkan
kinerja jalan, yaitu kondisi mantap yang telah melampaui target dari 33%
menjadi 38% pada tahun 2008.
Hal ini menunjukkan bahwa
upaya meningkatkan kinerja jalan tidak dapat hanya dilakukan kegiatan fisik.
Faktor-faktor non-fisik seperti disiplin ketertiban, penegakan hukum, dan
koordinasi antar-instansi sangat berpengaruh terhadap upaya peningkatan
kecepatan rata-rata. Demikian pula pengendalian jumlah kendaraan terutama di
wilayah perkotaan dan keselamatan transportasi memiliki andil yang cukup
signifikan.
Di bidang transportasi
air, Pemerintah Kabupaten Bulungan telah mengembangkan pelabuhan untuk
memperlancar arus logistik guna mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah ini. Juga
menambah kapal-kapal penumpang buat mendukung mobilitas penduduk.
Dan di bidang
transportasi udara, instansi terkait sudah berupaya meningkatkan keselamatan
dan keamanan penerbangan melalui penyediaan peralatan keselamatan dan keamanan
penerbangan seperti peralatan radar dan navigasi, x-Ray, PK-PPK, ILS dan AFL.
Ditambah lagi peningkatan fasilitas dan sarana operasi pencarian dan
penyelamatan peralatan komunikasi SAR, helikopter dan pengadaan gedung pos SAR.
D.
Terpilih
Kembali pada Pilkada Kabupaten Bulungan 2010
Hasil pembangunan selama
lima tahun (2005-2010) kepemimpinan Bupati Budiman Arifin dan Wakil Bupati Liet
Ingai telah terhampar di segenap penjuru wilayah dan dapat dinikmati oleh
rakyat Kabupaten Bulungan. Tapal batas pengabdian periode 2005-2010 semakin
mendekat. Budiman merasa belum maksimal memberikan pengabdian tenaga dan pikirannya buat rakyat
Bulungan.
Pasangan Budiman Arifin
dan Liet Ingai pun maju kembali ke pemilihan umum kepada daerah (Pemilukada) sebagai
calon bupati dan calon wakil bupati Bulungan untuk periode 2010-2015 yang
digelar pada tanggal 16 Juni 2010 dan diikuti oleh sebanyak 74.255 orang yang
punya hak pilih. Dan tanggal 16 Juni 2010 merupakan hari yang bersejarah dan
bermakna penting bagi warga masyarakat Bulungan karena mendapat kesempatan
memilih pemimpin sesuai dengan hati nurani mereka.
Momen ini tentu saja menjadi
sangat penting bagi seluruh warga masyarakat Bulungan untuk menentukan Pemimpin
Bulungan lima tahun ke depan. Pada hari itu ada lima kandidat calon bupati dan wakil bupati yang
ikut dalam gelaran Pemilukada Bulungan.
Kelima calon bupati dan
wakil bupati tersebut adalah;
1. Alwan Saputra, SPi
& Haris Fadhillah, ST
2. Drs. H.Budiman Arifin,
Msi & Drs. Liet Ingai, Msi
3. Drs. H. Abdul Azis
Muhammadiyah & Ingkong Ala
4. H. Anang Dachlan
Djauhari, SE & Drs. H. DT. M Syukur, MAP
5. Ir. Ahmad Yani &
Saiful Bachri, SE.
Setelah melalui
perhitungan suara oleh KPUD Bulungan, pasangan Budiman Arifin – Liet Ingai memperoleh
suara tertinggi, sekitar 20.898 suara (38,38 %), selisih suara tipis dengan
pasangan Anang-Datu Syukur yang menempati urutan kedua dengan memperoleh 20.578
suara (38,24 %).
HASIL PEMILUKADA BULUNGAN 2010
|
|||||
No.
|
Nama
Calon
|
Partai
Pengusung
|
Perolehan
Suara
|
||
Jumlah
|
Prosentase
|
||||
1
|
Alwan
Saputra
|
Perseorangan
|
363
|
0,67
|
|
Haris
Fadhillah
|
|||||
2
|
Budiman
Arifin
|
Partai
Demokrat, PDIP, PKDI, PDK, PKPI, PDS dan PDP
|
20,898
|
38,38
|
|
Liet
Ingai
|
|||||
3
|
Abdul
Azis Muhammadiyah
|
PBB,
PBR dan Partai Pelopor
|
10,766
|
20,01
|
|
|
Ingkong
Ala
|
|
|
||
4
|
Anang
Dachlan Djauhari
|
Partai
Golkar, PPP, PKB, PNBK, GERINDRA dan Partai Hanura
|
20,578
|
38,24
|
|
|
Datu
M. Syukur
|
|
|
||
5
|
Ahmad
Yani
|
Perseorangan
|
1,213
|
2,25
|
|
|
Syaiful
Bachry
|
|
|
|
Pemilihan Kepala Daerah
(Pemilukada) telah menghasilkan putra terbaik pilihan rakyat Kabupaten Bulungan
Drs.Budiman Arifin, M.Si dan Drs.Liet Ingai, M.Si sebagai Bupati dan Wakil
Bupati Bulungan periode 2010-2015. Prosesi pengambilan sumpah dan pelantikan
Bupati dan Wakil Bupati Bulungan Periode 2010-2015 melalui Sidang Paripurna
Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bulungan yang dipimpin
oleh Ketua H. Hasbullah.
Gubernur Kalimantan Timur
H. Awang Faroek Ishak, atas nama Mendgri, secara resmi melantik keduanya
sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bulungan lima tahun mendatang bertepat di
Gedung Tamaddun Tanjung Selor, Rabu, tanggal 1 September 2010.
Acara pelantikan Bupati
dan Wakil Bupai Bulungan ini dihadiri Sekretaris daerah Provinsi Kaltim, Ketua
DPRD Provinsi Kalimantan Timur, mewakili Kapolda Kaltim, Danrem 091/ASN, beberapa
Bupati dan Walikota se-Kaltim, Unsur Muspida Kabupaten Bulungan, Tokoh
Masyarakat, Pengusaha serta elemen masyarakat.
Di sela-sela pelantikan, Budiman
Arifin, putra terbaik pilihan masyarakat Bulungan ini, membacakan Pakta
Integritas yang menyebutkan bahwa dirinya berkomitmen memberantas Korupsi
Kolusi dan Nepotisme (KKN). Dirinya juga berjanji bahwa 12 komitmen moral soal
pembangunan di wilayahnya akan terwujud sebelum berakhir masa kepemimpinanya
pada lima tahun ke depan.
“Insya Allah dalam kepemimpinan
saya pada lima tahun ke depan, semua komitmen moral saya saat kampanye dulu
akan terlaksana dengan baik dan itu juga sudah saya targetkan,” tutur Budiman.
Dalam sambutannya sesaat
setelah melantik, Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak berharap agar
Bupati dan Wakil Bupati yang telah dilantik dan diambil sumpahnya dapat
secepatnya membangun sektor pertanian dan infrastruktur. Mengapa? Karena Kabupaten
Bulungan sangat potensial untuk pembangunan tanaman pangan khususnya padi
mengingat tahun 2010 telah dimulai pengembangan Food Estate yang merupakan program Provinsi dan Pemerintah Pusat di
Delta Kayan.
Berdasarkan sumber data
tanaman pangan Provinsi Kaltim, demikian kata Gubernur, Bulungan merupakan
salah satu daerah yang telah surplus beras sejak tahun 2009 di mana produksi
beras mencapai lebih dari 28.800 ton, sementara kebutuhan beras masyarakat
Bulungan hanya sekitar 12.400 ton. Artinya, ada sekitar 16.000 ton beras produksi
Bulungan yang dilempar ke daerah lain. Atas dasar data tersebut, ke depan,
Gubernur ingin Bulungan menjadi lumbung padi di Kaltim dan hal ini bisa
terwujud dengan kerja keras pemerintah bersama warga masyarakat.
Selain pertanian,
Gubernur juga menekankan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang
menghubungkan desa ke kecamatan, bahkan ke Ibu Kota Kabupaten, agar pada tahun-tahun
yang akan datang semuanya dapat dilalui melalui jalan darat.
Lebih jauh Gubernur berpesan
agar bupati dan wakil bupati yang telah dilantik melaksanakan prioritas
pembangunan bidang pendidikan, kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat serta menjalankan program yang berpihak pada rakyat dengan tujuan
pengentasan kemiskinan.
Terpilihnya kembali
Budiman Arifin-Liet Ingai sebagai bupati dan wakil bupati selama satu periode berikutnya
menjadi bukti nyata kepercayaan masyarakat atas program-program yang telah
dijalankan pemerintah Kabupaten Bulungan selama lima tahun di bawah kepemimpinan
Budiman Arifin. Kepercayaan masyarakat tersebut juga menegaskan bahwa program
pembangunan yang selama ini dijalankan memberikan manfaat nyata bagi warga masyarakat.
Salah satu program
inovatif dan strategis yang ditelorkan Budiman yang yang banyak mendapat
dukungan dari masyarakat adalah Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat Desa
(PPMD). Program PPMD diluncurkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan sejak
2006 silam.
Pada awal pencanangan,
Budiman mengungkapkan bahwa program ini dilakukan dengan pertimbangan karena
pelaksanaan pembangunan tidak semata-mata berasal dari pemerintah saja (top down). Namun harus seimbang antara
dari atas dan dari peran serta masyarakat (bottom
up).
Tujuan lain dari program
PPMD adalah untuk pemerataan pembangunan. Proses pembangunan tidak boleh cuma
terfokus di perkotaan, dalam mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur,
tapi juga merata di seluruh pedesaan.
Berbagai sarana
infrastruktur desa, seperti semenisasi jalan, jembatan, balai pertemuan umum
(BPU), sarana air bersih desa, Poskesdes, dan sarana pendidikan anak usia dini
(PAUD), kini semua telah lengkap. Sejak ada PPMD, kemajuan di desa sangat
dirasakan warga masyarakat. Jalan-jalan kampung mulai bagus, fasilitas-fasilitas
yang menjadi kebutuhan masyarakat semakin tersedia baik di sektor pendidikan
maupun di sektor kesehatan.
Program PPMD yang
dicetuskan Bupati bersama wakilnya terbilang sukses dalam implementasinya.
Program tersebut dinilai mampu mengakomodasi usulan masyarakat --khususnya yang
ada di desa. Pemerintah Kabupaten juga sangat berkomitmen dengan memberikan
alokasi anggaran yang cukup besar. Dari tahun ke tahun, anggaran pemerintah
untuk PPMD meningkat. Pada 2006, melalui APBD, Pemkab menganggarkan Rp26
miliar. Kemudian tahun 2007 dan 2008, dianggarkan Rp 32 miliar. Pada 2009 pembagian kepada kecamatan
meningkat, jumlah kecamatan yang mendapatkan alokasi dana berkurang menjadi
sepuluh kecamatan dari sebelumnya 13 kecamatan, karena tiga kecamatan sekarang
menjadi bagian wilayah Kabupaten Tana Tidung.
Selain pemerataan
pembangunan, tujuan lain dari program PPMD adalah untuk memberdayakan
masyarakat atau menumbuhkan peran serta warga dalam pembangunan. Soal
keberhasilan program PPMD ini, masyarakat sendiri lah yang dapat menilai dan
merasakan.
“Jadi terserah masyarakat,
kalau memang dirasa memberikan manfaat akan kami teruskan, apabila tidak, yah …
tidak perlu dilanjutkan,” tutur Budiman Arifin dalam beberapa kali kesempatan.
Oleh karena program PPMD
dinilai sangat bermanfaat bagi masyarakat, Budiman menegaskan selama
kepemimpinannya, program ini akan terus dilanjutkan. Ke depan, program PPMD terus
disempurnakan. Hal-hal yang menjadi kendala dan kekurangan-kekurangan yang ada
dievaluasi dan disempurnakan.
Pembangunan
Berkeadilan. Kunci sukses lainnya yang dilakukan
Budiman Arifin untuk meraih kepercayaan masyarakat adalah dengan menerapkan
pembangunan yang merata dan berkeadilan. Selama kepemimpinannya tidak ada lagi
warga termarjinalkan. Sebab, program Pemkab Bulungan diarahkan untuk
pengembangan warga desa.
“Di Bulungan, sedikit
demi sedikit kita menghilangkan marjinalisasi itu. Sekarang sudah tidak ada
lagi,” kata Bupati yang pada tahun 2014 mendapat Penghargaan Lencana Emas Tani
Nelayan Utama dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) ini.
Ada empat agenda utama pembangunan
yang dicanangkan Budiman Arifin ketika dirinya menjabat sebagai bupati. Agenda
tersebut antara lain meningkatkan sumber daya manusia, meningkatkan pembangunan
ekonomi masyarakat, mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur, membentuk
tata pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa.
Pembangunan sumber daya
manusia yang berkualitas menjadi prioritas pembangunan karena berdasarkan
kondisi saat itu pembangunan yang dijalankan belum sepenuhnya mendorong
terbentuknya manusia Bulungan yang berkualitas.
“Pada awal saya keliling
ke desa-desa, keluhan masyarakat seperti tidak diperhatikan pemerintah. Ada
kepala desa yang bilang sama saya, anak saya meninggal karena tidak ada bidan
yang membantu persalinan di desa,“ ungkap Budiman Arifin.
Peristiwa tersebut
terjadi karena minimnya sarana dan prasarana kesehatan yang ada di pedesaan.
Fasilitas Pukesmas hanya terbatas tersedia di kecamatan dengan tenaga kesehatan
yang belum memadai.
Begitu pula dengan sarana
pendidikan. Fasilitas pendidikan yang tersedia masih sanggat memprihatinkan.
Bahkan ada daerah yang anak usia sekolah tidak bisa mengenyam pendidikan lantaran
tidak adanya gedung sekolah.
Dari kenyataan itulah,
Budiman Arifin kemudian mengambil kebijakan masalah sumber daya manusia harus
menjadi prioritas pembangunan. Tidak hanya dalam segi pemenuhan infrastruktur
pendidikan dan kesehatan namun juga ketersediaan sumber daya manusia. Salah
satunya, program rekruitmen lokal. Kategori lokal ini berarti tidak hanya
penduduk asli tapi siapa pun yang sudah lama menetap di daerah tersebut.
Dengan pola rekruitmen
lokal diharapkan akan mampu menjadi ujung tombak pembangunan. Hal ini berangkat
dari pengalaman yang mengajarkan bahwa ketika tenaga pendidik didatangkan dari
luar daerah maka kebanyakan dari mereka tidak betah tinggal di pedesaan.
“Kita berharap mereka
inilah yang turun ke desa. Kenapa rekruitmen lokal, karena kalau kita datangkan
dari Tarakan atau Samarinda, mereka tidak kerasan. Dari situ timbul kebijakan
rekruitmen lokal tenaga guru, bidan dan perawat,“ jelas Budiman.
Pemerataan sarana
pendidikan juga menjadi sasaran utama pembangunan mengingat saat itu
ketersediaan gedung sekolah --terutama untuk pendidikan lanjutan—masih sangat
minim. Jumlah lembaga pendidikan tingkat SLTA hanya ada sekitar lima sekolah
tentu tidak mencukupi bagi warga yang tersebar di sepuluh kecamatan.
Kondisi tersebut sontak
menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Bulungan. Upaya percepatan penyediaan
sarana pendidikan dilakukan dengan menambah hampir seratus persen dari
fasilitas yang tersedia.
“Untuk itulah kita bangun
sarana pendidikan yang merata. Begitu pula dengan Puskesmas, peningkatanya pun
100 persen, tenaganya juga kita siapkan. Nah itulah pemerataan pembangunan yang
berkeadilan,” tegasnya.
Beragam kebijakan yang
dijalankan Pemerintah Kabupaten Bulungan di bawah kepemimpinan Budiman Arifin -
Liet Ingai sebagai bupati dan wakil bupati melalui upaya pemerataan pembangunan
memang sudah dapat dinikmati oleh segenap warga masyarakat Bulungan hingga ke
pelosok pedesaan.
Dan amanah itu kembali
diberikan kepada mereka berdua pada rentang waktu 2010-2015. Masyarakat tentu
berharap program-program pembangunan yang bermanfaat nyata bagi masyarakat
dapat dilanjutkan. Sembari muncul kembali program inovatif dan kreatif baru
agar harapan kesejahteraan bagi masyarakat pun semakin cepat terwujud. (*)
No comments:
Post a Comment