Pemerintah Jokowi-JK membuka peluang untuk memberi penghargaan bagi para mantan atlet nasional berupa tunjangan hidup berupa pensiun.
Politikus Nusron Wahid yang merupakan "orang dalam" pada koalisi Jokowi-JK menyebut adanya wacana menyisihkan sebagian anggaran olahraga untuk pemberian jaminan masa depan bagi mantan atlet.
"Tentu ada prasyarat tertentu, untuk atlet yang berprestasi. Misalnya, apakah ia peraih medali emas olimpiade, Asian Games, ataupun tingkat SEA Games. Bahkan, wacana ini sampai pada soal besarannya, apakah yang pertama setara dengan mantan menteri ataupun jenderal, untuk Asian Games setara eselon I, begitu seterusnya," kata Nusron dalam acara diskusi olahraga BOLA di Jakarta, Senin (6/10/2014).
Ketua Umum Komite Olimpiade Internasional (KOI) Rita Subowo menyebut, pola penghargaan buat mantan atlet ini sudah diterapkan di Hongaria. "Di sana pemerintah memberi penghargaan jaminan hari tua buat atlet berprestasi, setelah mereka berusia di atas 35 tahun," kata Rita.
Menurut Rita, program ini berjalan baik karena para atlet dapat berkosentrasi pada peningkatan prestasi mereka dan tidak perlu khawatir pada jaminan hari tua ataupun buat keluarganya.
Sayangnya, di Indonesia, program ini belum bisa ditiru karena belum adanya cetak biru yang jelas dari pemerintah. "Kalau soal usulan dan proposal, jelas banyak sekali. Namun, yang komprehensif belum ada. Ini karena, selain memperhatikan undang-undang lokal, kita juga terikat pada Olympic Charter," kata Rita lagi.
Sebelumnya, juara Olimpiade 2004, Taufik Hidayat, mempertanyakan soal tidak adanya penghargaan berupa jaminan hari tua bagi mantan atlet berprestasi. Bahkan, karena ketidakjelasan ini, Taufik sejak awal berjanji tidak akan mengarahkan putra-putrinya menjadi olahragawan. "Kami ini sudah kehilangan banyak hal dari masa lalu dan kini pada kami. Masa, kami juga harus kehilangan masa depan kami?" tanya Taufik.
Pelatih renang nasional Albert C Sutanto menyambut baik adanya usaha untuk memberi jaminan hari tua bagi atlet. Namun, Albert mempersoalkan kriteria mantan atlet yang berhak menerima tunjangan. "Kalau untuk renang kan memang sulit bersaing di tingkat olimpiade," kata Albert.
Cabang renang memang menjadi lumbung medali emas buat kontingen Indonesia dalam ajang SEA Games. "Saya sendiri pernah mendapat 10 atau 11 medali emas selama mengikuti SEA Games sebagai atlet," kata Albert, yang berkiprah bersama saudara kembarnya, Felix C Sutanto, dan Richard Sam Bera.
Albert sendiri pernah mengaku tidak mengalami kesulitan finansial selepas masa jayanya sebagai atlet. "Saya selalu berpikir tentang apa yang akan saya lakukan seusai masa jaya kami sebagai atlet, jadi termasuk juga mengumpulkan uang bonus yang kami terima," kata Albert.
Karena itulah, Albert selalu menganjurkan kepada anak-anak asuhnya untuk tidak hanya memikirkan masa kini, tetapi juga mempersiapkan masa depan. "Saya katakan pada Siman (Sudartawa). Lu sekarang boleh ketawa-ketawa karena penghasilan besar, tetapi lu harus ingat masa depan nanti...."
Siman sendiri juga senang dengan adanya wacana pemberian tunjangan pensiun ini. "Buat saya memang masih jauh, saya baru 20 tahun," kata Siman yang telah mengumpulkan 6 medali emas SEA Games. (http://olahraga.kompas.com/)
Politikus Nusron Wahid yang merupakan "orang dalam" pada koalisi Jokowi-JK menyebut adanya wacana menyisihkan sebagian anggaran olahraga untuk pemberian jaminan masa depan bagi mantan atlet.
"Tentu ada prasyarat tertentu, untuk atlet yang berprestasi. Misalnya, apakah ia peraih medali emas olimpiade, Asian Games, ataupun tingkat SEA Games. Bahkan, wacana ini sampai pada soal besarannya, apakah yang pertama setara dengan mantan menteri ataupun jenderal, untuk Asian Games setara eselon I, begitu seterusnya," kata Nusron dalam acara diskusi olahraga BOLA di Jakarta, Senin (6/10/2014).
Ketua Umum Komite Olimpiade Internasional (KOI) Rita Subowo menyebut, pola penghargaan buat mantan atlet ini sudah diterapkan di Hongaria. "Di sana pemerintah memberi penghargaan jaminan hari tua buat atlet berprestasi, setelah mereka berusia di atas 35 tahun," kata Rita.
Menurut Rita, program ini berjalan baik karena para atlet dapat berkosentrasi pada peningkatan prestasi mereka dan tidak perlu khawatir pada jaminan hari tua ataupun buat keluarganya.
Sayangnya, di Indonesia, program ini belum bisa ditiru karena belum adanya cetak biru yang jelas dari pemerintah. "Kalau soal usulan dan proposal, jelas banyak sekali. Namun, yang komprehensif belum ada. Ini karena, selain memperhatikan undang-undang lokal, kita juga terikat pada Olympic Charter," kata Rita lagi.
Sebelumnya, juara Olimpiade 2004, Taufik Hidayat, mempertanyakan soal tidak adanya penghargaan berupa jaminan hari tua bagi mantan atlet berprestasi. Bahkan, karena ketidakjelasan ini, Taufik sejak awal berjanji tidak akan mengarahkan putra-putrinya menjadi olahragawan. "Kami ini sudah kehilangan banyak hal dari masa lalu dan kini pada kami. Masa, kami juga harus kehilangan masa depan kami?" tanya Taufik.
Pelatih renang nasional Albert C Sutanto menyambut baik adanya usaha untuk memberi jaminan hari tua bagi atlet. Namun, Albert mempersoalkan kriteria mantan atlet yang berhak menerima tunjangan. "Kalau untuk renang kan memang sulit bersaing di tingkat olimpiade," kata Albert.
Cabang renang memang menjadi lumbung medali emas buat kontingen Indonesia dalam ajang SEA Games. "Saya sendiri pernah mendapat 10 atau 11 medali emas selama mengikuti SEA Games sebagai atlet," kata Albert, yang berkiprah bersama saudara kembarnya, Felix C Sutanto, dan Richard Sam Bera.
Albert sendiri pernah mengaku tidak mengalami kesulitan finansial selepas masa jayanya sebagai atlet. "Saya selalu berpikir tentang apa yang akan saya lakukan seusai masa jaya kami sebagai atlet, jadi termasuk juga mengumpulkan uang bonus yang kami terima," kata Albert.
Karena itulah, Albert selalu menganjurkan kepada anak-anak asuhnya untuk tidak hanya memikirkan masa kini, tetapi juga mempersiapkan masa depan. "Saya katakan pada Siman (Sudartawa). Lu sekarang boleh ketawa-ketawa karena penghasilan besar, tetapi lu harus ingat masa depan nanti...."
Siman sendiri juga senang dengan adanya wacana pemberian tunjangan pensiun ini. "Buat saya memang masih jauh, saya baru 20 tahun," kata Siman yang telah mengumpulkan 6 medali emas SEA Games. (http://olahraga.kompas.com/)
No comments:
Post a Comment