Wednesday, January 2, 2013

Terbangkan Roket ke Angkasa dengan Dana Sosial Security




Akumulasi dana yang terhimpun di NSSF (National Social Security Fund) telah mampu membiayai sejumlah mega proyek prestisius di negeri China. Bahkan, IMF pun mulai meminjam dana China untuk membiayai kebutuhan pinjaman anggotanya.

Mari belajar ke China. Negeri Tirai Bambu itu telah sukses membangun Social Security. Meskipun dalam politik China menganut paham sosialis, ekonominya berpaham kapitalis. Kedua paham ini ternyata dapat berjalan seiring-sejalan dalam rangka membangun negara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Negeri Panda ini memang layak menjadi benchmark.

Seperti Indonesia, China menganut sistem negara kesatuan yang terdiri dari provinsi (45 provinsi) juga menerapkan kebijakan otonomi daerah. Negeri berpenduduk 1,3 miliar jiwa itu menganut ekonomi gabungan sosialis dan kapitalis mirip ekonomi Pancasila. China membangun Social Security untuk warga-negaranya 1997, mengikuti pola dari Bank Dunia. Yakni, Three Pillar System yang terdiri dari Pilar Kesatu Government Run Basic Pension (State), Pilar Kedua Individual Account Pension (Occupational), dan Pilar Ketiga Voluntary Employee/Individual Savings (Private).

Tahun 1990-an, saat dunia tengah menghadapi krisis keuangan, China memanggil beberapa orang pakar ekonominya dari Wallstreet Amerika Serikat agar pulang kampung, untuk mengembangkan Social Security buat seluruh penduduk. Di tahun 2000, Terbentuklah lembaga non-departemen bernama National Social Security Fund (NSSF), untuk mengkoordinir kegiatan Social Security yang menyangkut Jaminan Sosial Dasar (Pilar Kesatu dari konsep Bank Dunia). Tahun 2005 Bank Dunia kembali merekomendasikan dua pilar tambahan, Pilar Keempat Informal Sources of Support Including Housing and Helath Care dan Pilar Zero Non-Contributory Poverty Alleviation.  Praktis, kini China mempunyai lima pilar.

Cina juga melakukan Pension Reform yang diarahkan kepada tiga tujuan, yaitu Reduce pension expectation, Cost burden to be shared by emplorer and employee, dan Move towards prefunding. Dalam horizon yang lebih jauh, reformasi di bidang kepensiunan itu bertujuan untuk memelihara stabilitas di bidang ekonomi dan sosial di Negeri Panda itu. 

Keseriusan China mengembangkan social security-nya secara optimal tercermin pada pola kepemimpinan lembaga yang menangani program tersebut. NSSF dipimpin oleh seorang mantan Menteri Keuangan RRC, Xiang Huaicheng, sehingga lembaga ini cukup powerful. Social Security Fund diposisikan sebagai Strategic Reserve Fund bagi Pemerintah dengan tugas utama memberikan dukungan finansial dalam membangun Social Security di China.

Keberadaan NSSF itu ternyata sangat berperan dalam mengembangkan Sistem Lembaga Keuangan dan Pasar Modal di China serta membantu dalam proses reformasi perbankan negara. Chairman NSSF Xiang Huaicheng pernah menyampaikan bahwa ada sebagian dana lembaga itu yang dipakai oleh Pemerintah dan ada kebijakan untuk mengembalikannya.

Kesadaran akan dana pensiun, asuransi sosial dan jaminan sosial merupakan National Reserve Fund telah melekat pada roda pemerintahan dan jalan pikiran para pejabat China. Sosialisasi dan pelebaran operasionalnya menjangkau ke seluruh provinsi di China dilakukan secara bertahap. Dana pensiun, asuransi sosial dan jaminan sosial yang dikelola secara funded system, compulsary dan pooling menjadikan dana yang berasal dari akumulasi iuran dan premi dapat difungsikan sebagai cadangan keuangan nasional (national reserve fund).

Dana yang bersifat jangka panjang tersebut dapat digunakan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan yang pada gilirannya akan membuka lapangan kerja atau menimbulkan employment creation. Dengan demikian akan mengurangi kemiskinan dan pengangguran serta akan meningkatkan kesejahteraan setiap pekerja atau warga negara yang terlibat dalam proses pembangunan. Pada tahap selanjutnya akan meningkatkan pendapatan warga dan sekaligus menambah iuran dan premi atau tabungan nasional.

NSSF memiliki peran sangat sentral dalam proses pembangunan dengan cara membiayai berbagai proyek infrastruktur dan industri, baik dengan penyertaan langsung maupun melalui Pasar Modal dengan pembelian saham serta obligasi pemerintah dan perusahaan. NSSF bersama Pemerintah juga menyediakan berbagai sarana yang dibutuhkan warga masyarakat/peserta social security.

Akumulasi dana NSSF di tahun 2004 mencapai RMB 153,864 miliar (setara US$19,2 miliar atau Rp190,08 triliun), dengan peserta 150 juta orang. Akumulasi dana itu berasal dari tiga sumber, yakni kontribusi peserta sebesar 8%, kontribusi pemberi kerja sebesar 20%, dan subsidi pemerintah (pusat-daerah) masing-masing Y50 miliar (Rp61,8 miliar) dan Y10 miliar (Rp12,37 miliar).

Sejak tahun 2000 NSSF telah mampu menggalang dana Social Security US$20 miliar, yang berasal dari dua provinsi dan beberapa kota besar. Bila 48 provinsi bergabung, tentu akan menghasilkan tersedianya dana Social Security yang luar biasa. Amerika Serikat pun sudah merasa khawatir melihat kemajuan yang dicapai China, termasuk semakin menguatnya mata uang China, Yuan. Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) mulai meminjam dana dari China.

Kehadiran NSSF telah pula menumbuhkan berbagai megaproyek antara lain proyek jembatan di atas laut terpanjang di dunia, stadion sarang burung, pembangunan sarana satelit dan menerbangkan roket beserta awaknya ke angkasa luar. Kemandirian keuangan nasional telah meningkatkan kemampuan Negeri Tirai Bambu ini untuk mengejar ketertinggalannya di berbagai bidang, termasuk riset dan teknologi, dari Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya. ***


No comments:

Post a Comment