Akumulasi
dana yang terhimpun di NSSF (National Social Security Fund)
telah mampu membiayai sejumlah mega proyek
prestisius di negeri China. Bahkan, IMF pun mulai meminjam dana China untuk membiayai kebutuhan pinjaman
anggotanya.
Mari
belajar ke China. Negeri Tirai Bambu itu
telah sukses membangun Social Security. Meskipun dalam
politik China menganut paham sosialis, ekonominya berpaham kapitalis. Kedua
paham ini ternyata dapat berjalan seiring-sejalan dalam rangka membangun negara
untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Negeri Panda ini memang layak
menjadi benchmark.
Seperti
Indonesia, China menganut sistem negara kesatuan yang terdiri dari provinsi (45
provinsi) juga menerapkan kebijakan otonomi daerah. Negeri berpenduduk 1,3
miliar jiwa itu menganut ekonomi gabungan sosialis dan kapitalis mirip ekonomi
Pancasila. China membangun Social
Security untuk warga-negaranya 1997, mengikuti pola dari Bank Dunia. Yakni,
Three Pillar System yang terdiri dari Pilar Kesatu Government Run
Basic Pension (State), Pilar Kedua Individual Account Pension
(Occupational), dan Pilar Ketiga Voluntary Employee/Individual Savings
(Private).
Tahun
1990-an, saat dunia tengah menghadapi krisis keuangan, China memanggil beberapa
orang pakar ekonominya dari Wallstreet
Amerika Serikat agar pulang kampung, untuk mengembangkan Social Security
buat seluruh penduduk. Di tahun 2000, Terbentuklah lembaga non-departemen
bernama National Social Security Fund (NSSF), untuk mengkoordinir
kegiatan Social Security yang menyangkut Jaminan Sosial Dasar (Pilar
Kesatu dari konsep Bank Dunia). Tahun 2005 Bank Dunia kembali merekomendasikan
dua pilar tambahan, Pilar Keempat Informal Sources of Support Including
Housing and Helath Care dan Pilar Zero Non-Contributory Poverty
Alleviation. Praktis, kini China mempunyai lima pilar.
Cina
juga melakukan Pension Reform yang diarahkan kepada tiga tujuan, yaitu Reduce
pension expectation, Cost burden to be shared by emplorer and employee, dan
Move towards prefunding. Dalam horizon yang lebih jauh, reformasi di
bidang kepensiunan itu bertujuan untuk memelihara stabilitas di bidang ekonomi
dan sosial di Negeri Panda itu.
Keseriusan
China mengembangkan social security-nya secara optimal tercermin pada
pola kepemimpinan lembaga yang menangani program tersebut. NSSF dipimpin oleh
seorang mantan Menteri Keuangan RRC, Xiang Huaicheng, sehingga lembaga ini
cukup powerful. Social Security Fund diposisikan sebagai Strategic
Reserve Fund bagi Pemerintah dengan tugas utama memberikan dukungan
finansial dalam membangun Social Security di China.
Keberadaan
NSSF itu ternyata
sangat berperan dalam mengembangkan Sistem Lembaga Keuangan
dan Pasar Modal di China serta membantu dalam proses reformasi perbankan
negara. Chairman NSSF Xiang Huaicheng pernah menyampaikan bahwa ada
sebagian dana lembaga itu yang dipakai oleh Pemerintah dan ada kebijakan untuk
mengembalikannya.
Kesadaran
akan dana pensiun, asuransi sosial dan jaminan sosial merupakan National
Reserve Fund telah melekat pada roda pemerintahan dan jalan pikiran para
pejabat China. Sosialisasi dan pelebaran operasionalnya menjangkau ke seluruh
provinsi di China dilakukan secara bertahap. Dana pensiun, asuransi sosial dan
jaminan sosial yang dikelola secara
funded system, compulsary dan pooling
menjadikan dana yang berasal dari akumulasi iuran dan premi dapat
difungsikan sebagai cadangan keuangan nasional (national reserve fund).
Dana
yang bersifat jangka panjang tersebut dapat digunakan untuk membiayai
proyek-proyek pembangunan yang pada gilirannya akan membuka lapangan kerja atau
menimbulkan employment creation. Dengan demikian akan mengurangi
kemiskinan dan pengangguran serta akan meningkatkan kesejahteraan setiap
pekerja atau warga negara yang terlibat dalam proses pembangunan. Pada tahap
selanjutnya akan meningkatkan pendapatan warga dan sekaligus menambah iuran dan
premi atau tabungan nasional.
NSSF
memiliki peran sangat sentral dalam proses pembangunan dengan cara membiayai
berbagai proyek infrastruktur dan industri, baik dengan penyertaan langsung
maupun melalui Pasar Modal dengan pembelian saham serta obligasi pemerintah dan
perusahaan. NSSF bersama Pemerintah juga menyediakan berbagai sarana yang dibutuhkan warga masyarakat/peserta social security.
Akumulasi
dana NSSF di tahun 2004 mencapai RMB 153,864 miliar (setara US$19,2 miliar atau
Rp190,08 triliun), dengan peserta 150 juta orang. Akumulasi dana itu berasal
dari tiga sumber, yakni kontribusi peserta sebesar 8%, kontribusi pemberi kerja
sebesar 20%, dan subsidi pemerintah (pusat-daerah) masing-masing Y50 miliar (Rp61,8
miliar) dan Y10 miliar (Rp12,37 miliar).
Sejak
tahun 2000 NSSF telah mampu menggalang dana Social Security US$20
miliar, yang berasal dari dua provinsi dan beberapa kota besar. Bila 48
provinsi bergabung, tentu akan menghasilkan tersedianya dana Social Security
yang luar biasa. Amerika Serikat pun sudah merasa khawatir melihat kemajuan
yang dicapai China, termasuk semakin menguatnya mata uang China, Yuan. Bahkan,
Dana Moneter Internasional (IMF) mulai meminjam dana dari China.
Kehadiran
NSSF telah pula menumbuhkan berbagai megaproyek antara lain proyek jembatan di
atas laut terpanjang di dunia, stadion sarang burung, pembangunan sarana
satelit dan menerbangkan roket beserta awaknya ke angkasa luar. Kemandirian
keuangan nasional telah meningkatkan kemampuan Negeri Tirai Bambu ini untuk
mengejar ketertinggalannya di berbagai bidang, termasuk riset dan teknologi,
dari Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya. ***
No comments:
Post a Comment