Prof. Dr.
Prijono Tjiptoherijanto
Ekonom
yang merupakan pakar demografi dan kependudukan ini juga peduli pada bidang
ekonomi kesehatan, pemberantasan kemiskinan, dan pemberdayaan sumber daya
manusia. Berbagai hasil pemikirannya di bidang kependudukan telah membuat
beliau sebagai salah satu nara sumber aktif bagi Bappenas dan BKKBN.
Prof.
Prijono lahir di Malang pada tanggal 3 April 1948. Pada tahun 1981, beliau
menyelesaikan program S3 dan meraih gelar Doktor (Ph.D) di bidang ekonomi dari
University of Hawaii dengan judul disertasi The
Economic Benefit of Tuberculosis Control Program in Indonesia: Effect of
Chemotherapy. Sebelumnya pada tahun 1977, beliau memperoleh gelar M.A (S2)
di bidang ekonomi dari University the Philippines. Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Pemerintahan diperolehnya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
pada tahun 1973.
Peran
aktif Prof. Prijono sebagai peneliti di Lembaga Demografi FEUI telah
menghasilkan banyak karya ilmiah berupa artikel dan buku yang dipublikasikan
baik di dalam maupun di luar negeri. Di tahun 2007 ini, salah satu hasil
penelitiannya yang berjudul Civil Service
Reform in Indonesia telah dipublikasikan oleh Kobe University (Jepang).
Saat ini Prof. Prijono juga baru saja menyelesaikan penelitian mengenai 'Civil Service Reform in Selected ASEAN
Countries" yaitu di Malaysia, Thailand dan Filipina. Selain aktif di
bidang pendidikan dan penelitian, beliau juga aktif melakukan kegiatan
pengabdian masyarakat.
Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawaian
Negara dan Sekretaris Wakil Presiden Republik Indonesia. Saat ini, beliau aktif
sebagai Penasehat Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia dan merupakan
anggota Dewan Pakar Administrasi Publik Persatuan Bangsa – Bangsa (Committee of Expert on Public Administration
of the U.N. Department of Economic and Social Affairs) periode 2006 – 2009.
Selain
bidang ekonomi, Prof.Prijono juga mempunyai minat pada bidang sastra, khususnya
puisi. Beberapa puisi yang dibuatnya telah ikut serta meramaikan buku puisi “Dari
Negeri Poci 1dan 2”. Bahkan selama mengajar di Kobe University, Jepang, juga menulis “haiku”,
puisi khas Jepang yang terdiri dari 17 suku kata, dan dimuat pada Harian “The
Asahi Shimbun” yang terkenal itu. (*)
No comments:
Post a Comment