Saturday, January 19, 2013

Relief Kedurhakaan Malin Kundang


Sekali waktu, seorang ibu yang tengah geram dan kesal melihat polah anaknya berusaha membujuk agar si anak tidak bertingkah. Dengan nasihatnya, sang ibu ingin si anak tidak membangkang lagi.
"Nak, jangan membangkang terus ya. Jadilah kamu anak yang baik, sholeh dan berbakti pada orangtua. Janganlah kamu jadi anak durhaka seperti si Malin Kundang yang dikutuk ibunya dan menjadi batu," ujar sang ibu.
Mendengar nasihat sang ibu, si anak bertanya kritis,”Emang ada buktinya Bu?”
Spontan sang berucap, “Ada. Jika kamu mau, ayo kita pergi tamasya ke Pantai Air Manis. Di situ ada batu Malin Kundang." Serta merta si anak mengiyakan ajakan sang ibu.
Lalu, pergilah anak dan ibu itu berwisata ke Pantai Air Manis. Sebuah obyek wisata alam yang terletak di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, ini telah menjadi lokasi wisata favorit masyarakat setempat. Bahkan, wisatawan dari luar Tanah Minang.
Pantai Air Manis dapat ditempuh sekitar 30 menit dari pusat kota Padang ke arah selatan. Sayangnya, tidak ada petunjuk dan tanda-tanda yang jelas di pinggir jalan raya untuk masuk ke obyek wisaya yang berada di Desa Air Manis, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, itu. Suatu hal yang patut disayangkan mengingat legenda Malin Kundang si anak durhaka sudah cukup akrab di telinga masyarakat Indonesia, yang sudah barang tentu akan menaikkan minat turis lokal umumnya untuk mengunjungi obyek wisata ini.
Repotnya lagi, jalan menuju lokasi ini agak sulit karena harus melewati bukit yang sempit, terdapat beberapa kelokan tajam serta dan di beberapa bagian ada yang agak rusak kondisi jalannya. Seorang pelancong Andi Mukshia merasa beruntung karena jalan yang ada lumayan bagus. Memang, katanya, terdapat beberapa bagian yang agak sempit sehingga apabila berpapasan dengan mobil lain menuntut kewaspadaan.
Andi menceritakan, pintu masuk ke lokasi wisata dijaga oleh beberapa pemuda setempat yang memang mencari nafkah dari keluar-masuknya kendaraan pribadi. Tidak nampak seorangpun petugas resmi yang jaga. Lokasi parkir di obyek wisata ini hanya berupa "parkir darurat" di tepi pantai. Itupun, menurut Andi, wisatawan masih harus rela merogoh kocek lagi untuk membayar ongkos sewa parkir kepada pemuda yang lain. Dari tempat parkir ini masih perlu jalan kaki sejauh kira-kira 100 meter untuk menuju lokasi ‘situs’ kapal Malin Kundang. Sebuah jembatan bambu darurat di atas aliran sungai kecil yang mengalir ke pantai, mesti dilalui untuk mencapai lokasi. Sekali lagi wisatawan harus rela membayar uang jasa kepada pemuda tanggung atas "jasa"-nya yang telah memelihara jembatan bambu tersebut.
Terlepas dari kesulitan tadi, berjalan menuju kawasan wisata Pantai Air Manis,  wisatawan akan ditawari panorama alam yang masih orisinil. Bebukitan dan kicau burung masih banyak terdengar. Meski dihadapkan dengan tanjakan terbilang agak tinggi dan curam, namun nuansa keindahan kota Padang akan membuat kita tak menjadi takut melewatinya.
Lalu legenda batu Malin Kundang segera menyapa wisatawan tatkala kaki menginjak pasir berwarna coklat keputihan. Seonggok batu dan relief cerita Malin Kundang menghiasi kawasan wisata pantai yang dipadati pengunjung di saat liburan itu.
Konon, batu besar tersebut merupakan kapal besar dan jasad Malin Kundang yang terdampar. Menurut legenda rakyat, Malin Kundang dan kapalnya dikutuk menjadi batu karena kedurhakaannya terhadap ibunya.
Menariknya, pantai nan landai dan luas di kawasan Air Manis ini akan memberikan lokasi bermain bagi para pengunjung. Bahkan di saat pasang surut, pegunjung bisa melihat biota laut yang menyembul ke permukaan.
Hebatnya lagi, wisatawan bisa berjalan kaki menuju pulau Pisang Kecil yang berada tak jauh dari tepian Pantai Air Manis. Pulau yang tak begitu luas tersebut, bisa dijadikan tempat peristirahatan sejenak sambil menikmati bekal makanan yang telah dipersiapkan dari rumah.
Manakala wisatawan berada di Pulau Pisang Kecil, mata wisatawan akan dimanjakan oleh bertumbuhnya pohon Jambu Kaliang. Namun, jangan sampai wisatawan keasyikan bermain dan menikmati Jambu Kaliang karena berselang beberapa jam, air pasang akan berangsur-angsur naik seperti sediakala, sehingga wisayawan akan kesulitan kembali menuju bibir Pantai Air Manis.
Melihat pesona Pantai Air Manis ini, apalagi dengan relief Batu Malin Kundang yang menawarkan pesan santun nan bijak, tentu menjadi daya tarik wisatawan, sekaligus memberikan pembelajaran moral terhadap anak-anak kita. Sekali lagi, sayang sekali obyek wisata ini kurang terurus, terasa kurang nyaman berlama-lama di sana. Seakan obyek wisata itu dibiarkan apa adanya.
Akan lebih terjaga bila area Batu Malin Kundang diberi tanda pembatas. Dengan begitu, orang tidak bisa seenaknya menginjak-injak batu dan tentu bagi yang ingin mengabadikan gambarnya akan menjadi lebih mudah. Dengan tanda pembatas, rangkaian batu akan terlihat jelas dan bisa tergambar nyata bentuk dari bongkahan kapal dan manusia yang sedang bersujud itu. Karena dengan semua pengunjung berdiri di sana dan menginjak batu-batuan itu, wisatawan dewasa sata sulit membayangkan bentuk dari kesatuan manusia dan kapal tersebut, apalagi untuk menerangkan kepada anak-anak.
Alangkah menariknya bila obyek wisata Malin Kundang ini juga menyediakan museum kecil untuk menonton kisah “Malin Kundang Anak Durhaka” dan juga terdapat miniatur yang menggambarkan kisahnya. Tentunya juga disediakan tempat menjual berbagai souvenir, mulai dari kaos, buku dan DVD kisah Malin Kundang Anak Durhaka, miniatur Batu Malin Kundang (seperti miniatur Candi yang banyak di jual di Candi Borobudur dan Candi Prambanan). Bisa juga disediakan berbagai permainan air seperti Banana Boat dan disediakan saung-saung di pinggir pantai untuk duduk-duduk bersantai.  (www.sumbaronline.com dan beberapa sumber lain)

No comments:

Post a Comment