Baru 63 persen dari total penduduk Indonesia yang terlindungi BPJS.
DEWAN Sistem Jaminan Sosial Nasional (DJSN) menyatakan, saat ini
jumlah peserta yang akan mengikuti program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan adalah 151 juta jiwa atau 63% dari total jumlah penduduk
Indonesia yang pada tahun 2012 tercatat sebesar 239 juta jiwa.
Anggota DJSN Timoer Sutanto mengatakan, masih ada 88 juta jiwa
yang masih belum terlindungi program BPJS Kesehatan meski program ini mulai
berlaku pada 1 Januari 2014.
Dipaparkan Timoer, dari data yang diterima DJSN, peserta BPJS
Kesehatan yang sudah terdaftar adalah Askes Pegawai Negeri Sipil
(PNS)/Pensiunan TNI/POLRI sebanyak 17,3 juta, Asabri 2,2 juta, Jamkesmas 76,4
juta, Jamsostek 5,6 juta, Jamkesda 31,8 juta, Asuransi Komersial 2,9 juta, dan
Self Insured 15,4 juta.
“Banyak hal yang masih menjadi hambatan terkait data kepesertaan
ini, terutama pekerja sektor informal yang masih belum terdeteksi, kami
memperkirakan sisa pekerja informal yang masih belum ter-cover sekitar 31 juta
jiwa,” ujar dia saat ditemui dalam acara Diskusi Kadin tentang Penerapan Sistem
Jaminan Sosial di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (13/2).
Timoer mengatakan, permasalahan yang terjadi adalah pekerja
informal itu jumlahnya tersebar ke seluruh daerah, serta tempat mereka bekerja
masih belum terdaftar di beberapa kelembagaan sehingga menyulitkan untuk
diperoleh datanya.
“DJSN akan terus bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk
memperoleh data akurat terkait pekerja informal ini dan sebelum tahun 2014,”
ungkap dia
Ditambahkan Timoer, selain akan terus meningkatkan jumlah
kepesertaan BPJS kesehatan, DJSN bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan juga
akan bertekad untuk memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Dia mengatakan
saat ini dari data yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan, jumlah tempat
tidur yang tersedia di rumah sakit berjumlah 120 ribu, pada tahun 2014 jumlah
tempat tidur akan ditambah menjadi 240 ribu, jumlah dokter akan ditingkatkan
dari 60 ribu tahun ini, menjadi 200 ribu pada tahun 2014. Menurut dia, program
penambahan dokter ini Kemenkes telah bekerja sama dengan 62 fakultas kedokteran
di seluruh Indonesia untuk menciptakan dokter dokter berkualitas.
“Kami harap para tenaga medis mau ditempatkan di luar Jawa
maupun di daerah pelosok, kalau mereka tidak mau, kita akan pikirkan bagaimana
caranya yang jelas gajinya dinaikan pasti mereka berminat,” tambah Timoer.
Sumber:Investor Daily
No comments:
Post a Comment