Di tengah-tengah langkanya literatur berbahasa Indonesia yang membahas soal jaminan sosial, buku Merumuskan Ulang Jaminan Sosial karya Vladimir Rys yang aslinya bertitel Reinventing Social Security Worldwide: Back to Essentials
ini patut kita sambut dan beri apresiasi. Apalagi, saat ini banyak
pihak tengah memusatkan perhatian pada pembahasan Rancangan
Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (RUU BPJS) di gedung
parlemen.
Buku yang
penerbitannya didukung oleh PT Jamsostek ini diawali kata pengantar
oleh Hotbonar Sinaga, Direktur Utama PT Jamsostek, yang mengupas praktek
jaminan sosial di Indonesia. Menurut Hotbonar, dalam bentuknya yang
masih sangat awal, jaminan sosial, terutama kesehatan, sudah diterapkan
sejak jaman kolonial. Ia juga sekilas memaparkan lintasan sejarah
program jaminan sosial, semenjak pasca Indonesia merdeka hingga
diundangkannya UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional atau lebih dikenal dengan UU SJSN (halaman x).
“UU SJSN
mencakup jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua,
jaminan pensiun, dan jaminan kematian. Melihat cakupan program jaminan
sosial di dalamnya, undang-undang ini bisa dikatakan nyaris sempurna,”
kata Hotbonar. Namun demikian, ujarnya lebih lanjut, lantaran
idealisme seperti itu pula yang membuat sebagian ahli menganggap SJSN
proyek yang terlalu ambisius yang mungkin belum mampu dilaksanakan oleh
pemerintah Indonesia.
Hotbonar
kemudian menebalkan sinyalemen di atas, bahwa hingga saat ini pemerintah
belum berhasil membentuk dewan pelaksana SJSN yang diamanatkan oleh UU
Nomor 40 tahun 2004, sehingga SJSN ini belum bisa dilaksanakan. Kendati
ia merujuk bahwa tanpa adanya pelaksanaan SJSN ini pun program-program
jaminan sosial sudah berjalan, sebagian bahkan berjalan dengan cukup
baik dengan cakupan yang sangat besar, seperti halnya Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).
Tentang
nilai berharga buku yang sedang kita tinjau ini, Carmelo Mesa-Lago,
Profesor Emiritus Ekonomi Universitas Pittsburgh Amerika Serikat
mengatakan bahwa buku ini akan selalu bermanfaat karena membahas hal-hal
dan perangkat analitis yang bersejarah yang telah mampu melewati
perjalanan waktu. Dikatakan pula, buku ini sangat berguna bagi para
pembuat kebijakan, staf organisasi keuangan dan sosial baik
internasional maupun regional, begitu juga bagi para peneliti, dosen,
mahasiswa, profesional, dan pengelola jaminan sosial (halaman 9).
Selanjutnya, kata Carmelo Mesa-Lago, “Buku
ini bisa menjadi buku pelajaran yang luar biasa untuk berbagai kursus
kesejahteraan sosial dan sebagai buku tambahan dalam mata pelajaran
ekonomi, sosiologi, ilmu politik, dan sejarah yang berkaitan dengan
kebijakan sosial, pembangunan, serta tema-tema sejenis. Saya berharap
Rys senantiasa dapat mengilhami generasi ahli jaminan sosial di masa
mendatang.”
Sebelum kita
mengupas buku ini, ada baiknya kita mengenal sedikit mengenai apa dan
siapa Vladimir Rys. Rys lahir pada 1928 di negara yang dulu dikenal
sebagai Cekoslovakia. Pasca kudeta komunis tahun 1948, ia menghentikan
kuliahnya di Charles University, Praha, lalu pindah ke Inggris. Setelah
bekerja beberapa waktu, ia mendapat beasiswa untuk belajar sosiologi di London School of Economics and Political Science (LSE).
Selanjutnya
Rys melanjutkan studi doktoralnya di Sorbonne, menulis disertasi yang
membandingkan jaminan sosial di Perancis dan Inggris. Kembali ke LSE, ia
bekerja sebagai asisten peneliti senior untuk Profesor R.M. Titmuss.
Pada 1960, Rys menjadi pegawai pada International Social Security Association
(ISSA) di Jenewa, Swis. Ia bertanggungjawab atas kegiatan riset dan
dokumentasi pada lembaga dunia di bidang administrasi jaminan sosial
ini. Pada 1975, Rys diangkat menjadi Sekretaris Jenderal ISSA.
Setelah
pensiun pada 1990, Rys kembali terjun ke dunia akademis dalam suatu
studi sosiologis yang terutama diperuntukkan bagi perbaikan jaminan
sosial di Eropa Tengah. Ia tetap meneliti. Saat ini, fokus
penelitiaannya tertuju pada masalah jaminan sosial di tingkat global.
Bagi pembaca yang ingin mengetahui hasil kajian Vladimir Rys mengenai perbaikan jaminan sosial di Eropa Tengah, silakan download: Social Security Developments in Central Europe: A Return to Reality.
***
Di dalam diri setiap manusia ada kebutuhan untuk memiliki rasa aman. Di seluruh penjuru dunia, di setiap saat, di segala peradaban dan budaya, orang takut menghadapi ketidakpastian akan hari esok. Jika bagi sebagian orang ketidakpastian seperti itu adalah tantangan yang menggairahkan, bagi sebagian besar lelaki dan perempuan hal itu merupakan sumber kekhawatiran yang melumpuhkan.
Buku Merumuskan Ulang Jaminan Sosial: Kembali ke Prinsip-prinsip Dasar
ini merupakan rangkuman dari berbagai topik penting menyangkut jaminan
sosial yang disusun dengan baik sekali, sebuah tinjauan yang bermanfaat,
informasi terbaru tentang andil terdahulu dari penulis terhadap
penggunaan analisis makro-sosiologis pada jaminan sosial, dan usulan
untuk merumuskan kembali jaminan sosial guna menyelamatkan jaminan
tersebut.
Tesis utama
Rys dalam buku ini adalah “melestarikan asuransi sosial sebagai dasar
teknik jaminan sosial, yang disusun menurut bentuk aslinya sebagai
sebuah kontrak antara individu dan masyarakat” (halaman 14).
“Mengingat
aturan perekonomian yang berlaku, penting sekali untuk mempertahankan
asuransi sosial sebagai teknik jaminan sosial dasar, yang disusun
menurut bentuk aslinya sebagai sebuah kontrak antara individu dan
masyarakat, juga agar dapat benar-benar menjamin kondisi kehidupan
minimum bagi setiap orang. Negara harus terus menyediakan kerangka kerja
dasar bagi asuransi sosial wajib yang membutuhkan partisipasi keuangan
dari seluruh warganya dalam sebah skema, yang dapat melindungi mereka
dari konsekuensi terjadinya resiko sosial yang besar. Berdasarkan
pengalaman yang baru saja terjadi, sangat tidak bertanggungjawab untuk
menyerahkan tugas itu kepada pengaturan pribadi. Hanya
tunjangan-tunjangan tambahan yang menjamin kelangsungan taraf hidup yang
diinginkan saja yang harus diserahkan sepenuhnya pada usaha setiap
individu,” tandas Rys.
Rys juga
berpendapat bahwa tujuan-tujuan awal jaminan sosial tidak lagi memiliki
kelayakan finansial, mengingat pertumbuhan perekonomian yang lebih
rendah di negara-negara industri, penduduk yang semakin tua, dan jatuh
temponya skema pensiun yang semakin menambah biaya hingga ke tingkat
yang tidak dapat ditoleransi lagi.
Oleh karena
itu, sambung Rys, perlunya”merumuskan kembali” asuransi sosial untuk
menjamin diperolehnya tunjangan paling minimum bagi semua penduduk,
mengurangi fungsi redistribusinya, dan memastikan transparansinya agar
setiap orang dapat menilai tunjangan-biaya dari partisipasi mereka,
bergantung kepada prinsip hak sosial, dan berpulang kepada setiap
individu serta sektor swasta (berdasarkan peraturan negara) menyangkut
ketentuan tunjangan tambahan untuk mempertahankan tingkat kehidupan yang
diinginkan.
Buku ini
dibagi dalam tiga bagian. Terdiri dalam 7 Bab, dengan Sub-Bab mencapai
29 item. Rys memulai bahasannya di Bagian Satu yang berkaitan dengan
perkembangan jaminan sosial di dunia. Antara lain ia menulis tentang
Sejarah Singkat Jaminan Sosial, Hal-hal Penting dalam Perlindungan
Sosial di Masyarakat, Masalah Integrasi Kebijakan Sosial dan Ekonomi,
dan Perbandingan-perbandingan Jaminan Sosial.
Bagian Kedua
mengulas metodologi untuk memahami jaminan sosial dalam lingkup
kemasyarakatan. Sementara pada Bagian Tiga dijelaskan cara-cara
menyesuaikan jaminan sosial dengan lingkungan masyarakat yang baru,
terutama di tengah krisis perekonomian global, dan dalam mengupayakan
kesinambungan finasial jangka panjang.
Rys
mengakhiri pembahasan buku ini dengan sebuah “Refleksi Akhir” yang cukup
menawan. Menurut Rys, sejarah jaminan sosial terhubung langsung dengan
dengan gagasan keadilan sosial. Sebagian prinsip asuransi sosial menarik
bagi kepentingan diri seseorang, yang memberi jaminan akan akses
mendapatkan keuntungan yang biasanya tidak bisa diperoleh melalui
cara-cara pribadi, dan juga bagi solidaritas mereka dan rasa hormat
terhadap manusia lain.
Dikatakan
pula, sebagian besar konflik di dunia yang kacau sekarang ini berawal
dari keraguan tentang martabat manusia yang dihina, dengan tidak adanya
peraturan dan norma-norma bersikap yang diterima secara umum. “Menghormati
integritas seseorang dan martabat manusia memberi andil bagi
pemeliharaan kedamaian sosial di dalam suatu bangsa, begitu juga
pencarian tanpa henti untuk mendapatkan keadilan sosial dan cara-cara
demokratis dalam mengatur masyarakat.” ujar Rys.
Saya sudahi
tinjauan buku kali ini yang cukup panjang. Namun sebelum itu, ada
baiknya kita simak ungkapan Pierre Laraque, pendiri sistem jaminan
sosial Perancis, yang dikutip Rys di akhir bukunya (halaman 179) sebagai
berikut, “Di dalam diri setiap manusia ada kebutuhan untuk memiliki
rasa aman. Di seluruh penjuru dunia, di setiap saat, di segala
peradaban dan budaya, orang takut menghadapi ketidakpastian akan hari
esok. Jika bagi sebagian orang ketidakpastian seperti itu adalah
tantangan yang menggairahkan, bagi sebagian besar lelaki dan perempuan
hal itu merupakan sumber kekhawatiran yang melumpuhkan.”
http://dwikisetiyawan.wordpress.com
No comments:
Post a Comment