PT Taspen (Persero) menargetkan kenaikan aset
sebesar 10% yakni dari Rp123 triliun pada tahun lalu, menjadi Rp137 triliun di
tahun ini. Untuk mencapai target tersebut, perseroan mendorong pendapatan
melalui investasi.
“Kami akan meningkatkan anggaran investasi untuk
mencapai target tersebut,” kata Sekretaris Perusahaan Taspen, Sudiyatmoko
Sentot, di Jakarta, Jumat (8/1/2013).
Jika pada 2012 anggaran investasi Taspen tercatat
sebesar Rp98 triliun, maka pada 2013 Taspen mengharapkan investasi yang
dikelola di perseroan tumbuh 11,11% menjadi Rp110 trilun.
Sudiyatmoko mengatakan, setidaknya ada dana hingga
Rp8 triliun yang akan dialokasikan untuk membeli produk obligasi di pasar
keuangan. “Alokasi dana obligasi tersebut nanti akan masuk ke korporasi dan
surat utang negara (SUN),” katanya.
Meningkatkan pendapatan dari investasi adalah
satu-satunya cara yang bisa dilakukan. Sebab, perusahaan negara ini tidak
mungkin bergantung hanya pada premi.
Sebagai catatan, dari penerimaan pendapatan premi
dari Tabungan Hari Tua (THT), Taspen memperoleh Rp5,084 triliun atau 100,98%
dari target yang ditetapkan pada 2012 sebesar Rp5,035 triliun. Jumlah tersebut
naik sebesar 10,8% dari pendapatan premi pada 2011 sebesar Rp4,58 triliun.
Sedangkan dari penerimaan iuran peserta program
pensiun, Taspen memperoleh Rp7,32 triliun atau 100,92% dari target yang
ditetapkan pada 2012 sebesar Rp7,25 triliun, naik 11% dari penerimaan pada 2011
sebesar Rp6,596 triliun.
“Untuk target pembayaran pensiun pada tahun in
juga kami harapkan mencapai sebesar Rp65 triliun,” kata Sudiyatmoko .
Pada 2012, pembayaran pensiun dan pengembalinan
nilai tunai Taspen sebesar Rp58,5 triliun atau mencapai 100,42 persen dari
target RKA 2012 sebesar Rp58,3 triliun.
Dari sisi penerimaan laba, terjadi penurunan di
2012 yakni sebesar Rp446 miliar, lebih rendah -22,89% dibandingkan pencapaian
laba pada 2011 sebesar Rp579 miliar.
Penurunan laba tersebut disebabkan penerimaan
pendapatan bersumber dari dua sisi yakni investasi dan premi. “Untuk sumber
pendapatan dari premi, ini sangat dipengaruhi sekali oleh kebijakan pemerintah
menentukan tingkat bunga teknis aktuaria,” ujar Sudiyatmoko.
Semakin tinggi bunga teknis aktuaria yang
ditetapkan oleh pemerintah, maka semakin rendah beban klaim yang akan
ditanggung oleh Taspen. Sebaliknya, semakin rendah bunga maka semakin tinggi
beban klaim yang akan ditanggung.
Selain itu, kenaikan gaji pokok Pegawai Negeri
Sipil pada tahun lalu turut berkontribusi terhadap rendahnya laba yang dicapai
oleh Taspen. Sudiyatmoko menambahkan, pihaknya menargetkan kenaikan realisasi
laba pada 2013 sebesar 40% atau Rp626 miliar. “Kami optimistis target tersebut
dapat tercapai dengan asumsi klaim pada tahun ini turun 2,5%,” katanya.
Dari http://swa.co.id/
No comments:
Post a Comment