Saturday, March 2, 2013

Sebuah Gambaran Nyata Masyarakat Kabupaten Dairi





Kita harus belajar dari masa lalu guna membangun masa depan yang lebih baik dan berpengharapan.
Roeslan Abdulgani, tokoh nasional

Kabupaten Dairi merupakan salah satu dari 22 kabupaten/kota yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara ini memiliki luas wilayah 192.780 hektar atau sekitar 2,69% dari luas Provinsi Sumatera Utara (7.160.000 hektar). Relatif kecil memang.
Kabupaten Dairi dengan ibukota Sidikalang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 4 Tahun 1964 tentang Pembentukan Kabupaten Dairi. Lalu wilayahnya ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1964 tentang Wilayah Kecamatan di Kabupaten Dairi, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara. Penjabat Bupati Kepala Daerah Dairi pertama ditetapkan Rambio Muda Aritonang yang bertugas mempersiapkan pembentukan DPRD Dairi serta pemilihan Bupati definitif. Pada kesempatan pertama Bupati Kepala Daerah Dairi terpilih dengan suara terbanyak adalah Mayor Raja Nembah Maha pada tanggal 2 Mei 1964. Sejak tahun 1999 sampai dengan 2009 Kabupaten Dairi dipimpin oleh Bupati Dr. Master Parulian Tumanggor yang kemudian digantikan oleh wakilnya, Kanjeng Raden Aryo (KRA) Johnny Sitohang Adinegoro. KRA Johnny Sitohang Adinegoro berpasangan dengan Irwansyah Pasi SH menjadi Bupati dan Wakil Bupati Dairi periode 2009-2014.
Tahun 2003, Kabupaten Dairi dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dairi sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Pakpak Bharat. Pemekaran ini disahkan dengan UU Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan yang dikeluarkan pada tanggal 25 Februari 2003.
Secara umum topografi Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700-1.250 meter di atas permukaan laut (dpl) yang terbagi ke dalam 15 wilayah kecamatan. Masing-masing Kecamatan Sidikalang, Sitinjo, Berampu, Parbuluan, Sumbul, Silahisabungan, Silima Punggapungga, Lae Parira, Siempatnempu, Siempatnempu Hulu, Siempatnempu Hilir, Tigalingga, Gunung Sitember, Pegagan Hilir dan Tanah Pinem.
Jumlah penduduk Kabupaten Dairi akhir tahun 2011 adalah sebanyak 270.053 jiwa (laki-laki 135.004 jiwa dan perempuan 135.049 jiwa) yang tersebar secara tidak merata di 15 kecamatan definitif, 161 desa dan delapan kelurahan. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Sidikalang dengan tingkat kepadatan 665 jiwa/Km2 dan yang terendah adalah Kecamatan Silahisabungan yang berkepadatan 38 jiwa/Km2.
Masih soal gambaran penduduk, dari sisi kelompok umur, usia produktif (15-64 tahun) menempati porsi terbesar, yakni 154.585 jiwa atau 57,24%. Jumlah penduduk pada kelompok usia sekolah (5-19 tahun) juga relatif cukup besar, yaitu 94.970 jiwa (35,1%).
Mereka yang berada pada kelompok usia sekolah, sebanyak 76.507 jiwa tengah menikmati bangku sekolah. Rinciannya: 1.267 jiwa siswa TK, 45.320 jiwa siswa SD/MI, 19.416 jiwa siswa SMP/MTs, 6.816 jiwa siswa SMA, dan 3.688 jiwa siswa SMK. Siswa sebanyak itu berada di bawah bimbingan 5.392 orang guru (3.581 guru PNS dan 1.811guru non-PNS). Mereka bersekolah di 15 TK, 260 SD/MI, 59 SMP/MTs, 24 SMA dan 11 SMK. Semua wilayah kecamatan di Kabupaten Dairi telah memiliki SD, terutama SD Negeri. Sementara untuk penduduk yang masih berusia dini, semua wilayah kecamatan telah memiliki lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD). Saat ini terdapat 85 lembaga PAUD yang diasuh oleh 187 orang tenaga tutor dengan jumlah peserta 1.742 anak.  
Selain potret pendidikan warga Kabupaten Dairi, saya juga berusaha menggambarkan bagaimana kondisi kesehatan mereka saat ini. Fasilitas kesehatan di Dairi boleh dikatakan relatif memadai namun belum sepenuhnya ditunjang dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang optimal. Tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Dairi memiliki satu unit rumah sakit, 18 unit Puskesmas, 121 unit Puskesmas Pembantu, 49 unit Poskesdes dan 494 unit Posyandu. Selain itu masih terdapat tempat praktik, klinik dokter dan rumah bidan yang secara umum masih terkonsentrasi di Sidikalang, ibukota kabupaten.
Gambaran tempat praktik dokter dan klinik kesehatan tersebut juga secara otomatis memperlihatkan fakta belum meratanya persebaran tenaga kesehatan yang ada di wilayah Kabupaten Dairi. Misalkan dokter spesialis, ada tujuh orang dan semuanya berada di Sidikalang. Yang lumayan agak merata adalah tenaga bidan: 45 orang di Sidikalang, 18 orang di Siempatnempu, 15 orang di Siempatnempu Hulu, 14 orang di Tanah Pinem dan 12 orang di Tigalingga.
Yang cukup memprihatinkan, data tahun 2009, banyak warga Dairi masih dijangkiti penyakit SUSP Koch Pulmonum (TBC) BRONCO COPD yang mencapai 10.047 kasus. Penyakit menular lainnya yang juga menghantui warga Dairi adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) sebanyak 9.199 kasus dan diare sebanyak 8.155 kasus. Beberapa penyakit tidak menular pun mesti memperoleh perhatian agar tidak bertambah banyak dari tahun ke tahun. Penderita penyakit hipertensi mencapai 4.385 kasus, 3.975 kasus penyakit jantung, 2.913 kasus penyakit diabetes melitus, 2.211 kasus penyakit rematik, 2.015 kasus penyakit kulit, 1.739 kasus penyakit malaria klinis dan 1.514 kasus cacingan.  
Dari kondisi pendidikan dan kesehatan, mari kita melihat gambaran potensi sektor pertanian dalam arti luas. Pada umumnya wilayah Kabupaten Dairi memiliki potensi pertanian yang cukup luas dan sangat besar hasilnya. Berkat potensi pertanian ini, mata pencaharian penduduk yang utama adalah petani. Potensi areal atau lahan bagi usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura terdiri dari areal sawah seluas 10.225 hektar dan lahan kering 181.555 hektar. Komoditas pertanian yang banyak diusahakan warga masyarakat adalah padi, jagung, ubi jalar, sayuran, buah-buahan dan tanaman perkebunan.
Sejauh ini Pemerintah Republik Indonesia (RI) memprioritaskan pembangunan pertanian dalam dua program, masing-masing Peningkatan Ketahanan Pangan dan Pengembangan Agribisnis Pertanian. Untuk mencapai kedua hal tersebut maka perlu ditempuh langkah-langkah, antara lain pengendalian organisme pengganggu tanaman, perbaikan peningkatan sumber daya petani, kesejahteraan petani serta perbaikan jaringan irigasi.
Luas lahan potensial di Kabupaten Dairi mencapai 182.780 hektar, yang terdiri dari Tanah Sawah 10.225 hektar (pengairan setengah teknis 6.036 hektar, pengairan sederhana PU 2.756 hektar, dan pengairan Non-PU 1.433 hektar); Tanah Kering 172.555 hektar (tegal/kebun 30.908 hektar, ladang huma 18.641 hektar, padang rumput 3.833 hektar, kolam empang 87 hektar, dan perkebunan 32.270 hektar).
Hampir semua wilayah kecamatan memiliki sawah beririgasi. Rincian lahan sawah beririgasi di wilayah Sidikalang sebanyak 15 lokasi, Parbuluan 16 lokasi, Sumbul 58 lokasi, Silahisabungan 5 lokasi, Silima Punggapungga 9 lokasi, Siempat Nempu 10 lokasi, Sempatnempu Hilir 12 lokasi, Sempatnempu Hulu 5 lokasi, Berampu 10 lokasi, Sitinjo 10 lokasi, Tanah Pinem 2 lokasi, Pegagan Hilir 21 lokasi, Lae Parira 11 lokasi, dan Tigalingga 3 lokasi. Total sawah beririgasi mencapai 187 lokasi.
Dengan gambaran kondisi lahan tersebut, dapat saya paparkan komoditi pertanian yang ada di Kabupaten Dairi sebagai berikut: padi sawah. Luas panen komoditi padi sawah pada tahun 2009 mencapai 15.665 hektar yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Ada pun sentra produksi padi sawah berada di Kecamatan Lae Parira dan Kecamatan Sumbul. Produktivitas rata-rata padi sawah di kabupaten ini 45 Kw/Ha.
Padi gogo. Pada tahun 2009, luas panen komoditi padi gogo kabupaten ini sekitar 8.048 Ha yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Dengan sentra berada di Kecamatan Tigalingga. Produktivitas rata-rata padi gogo di Dairi mencapai 23 Kw/Ha.
Jagung. Luas panen komoditi jagung pada tahun 2009 adalah sekitar 32.112 Ha yang tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan. Dengan sentra produksi jagung di Kecamatan Tanah Pinem dan Tigalingga. Produktivitas rata-rata jagung adalah 45 Kw/Ha.
Kacang tanah. Lahan panen komoditi kacang tanah adalah seluas 2319 Ha yang tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan. Sentra produksi kacang tanah berada di Kecamatan Silima Punggapungga dan Siempatnempu. Produktivitas rata-rata jagung 13 Kw/Ha.
Ubi kayu. Lahan panen komoditi ubi kayu seluas 240 Ha yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Dengan sentra produksi berada di Kecamatan Sumbul. Produktivitas rata-rata ubi kayu sekitar 131 Kw/Ha.
Ubi jalar. Luas panen komoditi ubi jalar Kabupaten Dairi pada tahun 2009 mencapai 465 Ha yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Sentra produksi ubi jalar berada di Kecamatan Parbuluan. Produktivitas rata-rata ubi jalar di Kabupaten Dairi adalah 147 Kw/Ha.
Kentang. Luas panen komoditi kentang Kabupaten Dairi pada tahun 2009 adalah seluas 239 Ha yang tersebar di beberapa kecamatan. Dengan sentra produksi berada di Kecamatan Parbuluan. Produktivitas rata-rata kentang di daerah ini adalah 182 Kw/Ha.
Kubis. Luas panen komoditi kubis pada tahun 2009 mencapai 336 Ha yang tersebar di beberapa kecamatan. Ada pun sentra produksi berada di Kecamatan Parbuluan. Produktivitas rata-rata kubis di wilayah ini adalah 278 Kw/Ha.
Bawang merah. Pada tahun 2009, komoditi bawang merah dipanen dari lahan seluas 360 Ha yang tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan. Dengan sentra berada di Kecamatan Silahisabungan. Produktivitas rata-rata bawang merah di wilayah ini adalah 75 Kw/Ha.
Cabe. Luas panen komoditi cabe pada tahun 2009 mencapai 662 Ha yang tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan. Dengan sentra berada produksi di Kecamatan Parbuluan. Produktivitas rata-rata cabe di kabupaten ini adalah 23 Kw/Ha.
Tomat. Pada tahun 2009, luas panen komoditi tomat Kabupaten Dairi sekitar 115 Ha yang tersebar di beberapa kecamatan. Produktivitas rata-rata tomat mencapai 11 Kw/Ha.
Wortel. Panen komoditi wortel berada pada areal lahan seluas 31 Ha dengan sentra produksi berada di Kecamatan Sumbul. Produktivitas rata-rata wortel di kabupaten ini sekitar 11 Kw/Ha.
Buncis. Panen komoditi buncis berada di areal lahan adalah seluas 118 Ha yang tersebar di beberapa kecamatan. Produktivitas rata-rata buncis di Kabupaten Dairi adalah 82 Kw/Ha.
Jeruk manis. Luas panen komoditi jeruk manis Dairi pada tahun 2009 mencapai 475 Ha yang tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan. Sentra produksinya berada di Kecamatan Parbuluan. Produktivitas rata-rata jeruk manis Dairi sekitar 180 Kw/Ha.
Alpukat. Komoditi alpukat Dairi, pada tahun 2009, dipanen di lahan seluas 230 Ha yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Dengan sentra produksi berada di Kecamatan Parbuluan. Produktivitas rata-rata alpukat Dairi adalah 200 Kw/Ha.
Durian. Komoditi durian Dairi --pada tahun 2009— dipanen dari lahan seluas 375 Ha yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Sentra produksi durian berada di Kecamatan Silima Punggapungga. Produktivitas rata-rata durian di Dairi adalah 320 Kw/Ha.
Duku. Luas panen komoditi duku di Kabupaten Dairi mencapai 125 Ha yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Dengan sentra berada di wilayah Kecamatan Silima Punggapungga. Produktivitas duku rata-rata 50 Kw/Ha.
Manggis. Komoditi manggis Dairi pada tahun 2009 dipanen dari lahan seluas 87 Ha yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Dan sentra produksi berada di wilayah Kecamatan Silima Punggapungga. Produktivitas manggis rata-rata 80 Kw/Ha.
Pisang. Pada tahun 2009, komoditi pisang dipanen dari lahan seluas 450 Ha yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Dengan sentra produksi berada di wilayah Kecamatan Silima Punggapungga. Produktivitas pisang rata-rata 32 Kw/Ha.
Terong Belanda. Komoditi terong Belanda dipanen pada lahan seluas 32 Ha yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Sentra produksi terong Belanda berada di wilayah Kecamatan Parbuluan. Produktivitas terong Belanda rata-rata 100 Kw/Ha.
Selain komoditi pertanian cukup potensial, perlu pula saya gambarkan komoditi peternakan yang tidak potensial dan memberi arti kehidupan bagi warga masyarakat Kabupaten Dairi.
Kabupaten Dairi memiliki potensi besar dalam pengembangan peternakan. Hal ini terlihat dari semakin besarnya minat warga masyarakat yang umumnya adalah petani untuk memelihara ternak buat sumber tambahan mata pencahariannya. Dengan begitu, tentu saja akan meningkatkan populasi ternak sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Animo masyarakat Kabupaten Dairi untuk beternak cukup tinggi sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat. Dalam berbagai aspek kegiatan masyarakat --seperti pesta adat, pesta tahunan/desa, dan acara keluarga-- tidak terlepas dari kehadiran ternak. Selain itu, ternak merupakan "pabrik" pembuat kompos alamiah yang berguna buat menunjang usaha pertanian tanaman pangan
Luasnya lahan untuk pengembangan peternakan yang belum dimanfaatkan secara maksimal merupakan potensi yang perlu dioptimalkan. Tercacat padang penggembalaan seluas 4.408 Ha dan Kebun Hijauan Makanan Ternak (KHMT) 63 Ha. Sementara itu masih tercatat pula 7.313 Ha lahan menganggur yang cukup potensial buat pengembangan ternak.
Penyebaran ternak hampir merata di seluruh wilayah kecamatan. Pemeliharaan ternak bergantung pada kesesuaian iklim, ketersediaan pakan ternak dan kondisi sosial budaya masyarakat. Populasi ternak di Kabupaten Dairi dua tahun terakhir digambarkan pada tabel berikut.
Tabel 1.1. Populasi Ternak di Kabupaten Dairi
(2008 – 2010)
No
Jenis ternak
2008
2009
2010
1
Kerbau
11.543
11.633
11.757
2
Sapi
2.541
2.516
2.631
3
Kuda
100
100
99
4
Kambing
9.850
10.347
10.722
5
Babi
66.295
84.297
89.215
6
Ayam buras
802.475
850.593
855.782
7
Itik
15.137
15.284
16.398
Catatan: dalam jumlah ekor
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Dairi tahun 2011

Ternak kerbau. Hewan kerbau sangat erat berkaitan dengan masyarakat Kabupaten Dairi. Dalam berbagai pesta adat (terutama pesta adat besar) selalu menggunakan hidangan olahan hewan kerbau. Selain sebagai penghasil daging, kerbau juga dimanfaatkan tenaganya untuk mengolah lahan persawahan. Populasi ternak kerbau di Dairi tahun 2009 mencapai sekitar 11.633 ekor, yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan.
Ternak sapi. Populasi ternak sapi di Kabupaten Dairi tahun 2009 berjumlah 2.516 ekor. Sentra budidaya ternak sapi terdapat di Kecamatan Siempatnempu Hulu, Tigalingga, Gunung Sitember, Pegagan Hilir dan Sumbul. Jenis ternak sapi yang banyak dipelihara dan dikembangkan warga masyarakat adalah jenis sapi Brahman dan sapi lokal. Untuk meningkatkan mutu genetik sapi di Kabupaten Dairi telah diupayakan melalui Inseminasi Buatan (IB).
Khusus di Desa Pegagan Julu VII Kecamatan Sumbul terdapat populasi sapi Bali. Sapi Bali merupakan jenis sapi yang potensial dikembangkan di Kabupaten Dairi karena memiliki banyak keunggulan, terutama sifatnya yang mudah beradaptasi dengan lingkungan.
Ternak kambing. Penyebaran ternak kambing tidak merata di seluruh wilayah Kabupaten Dairi. Wilayah yang menjadi sentra peternakan kambing adalah Kecamatan Siempatnempu, Siempatnempu Hulu, Siempatnempu Hilir, Tigalingga, Gunung Sitember, Tanah Pinem dan Pegagan Hilir. Ternak kambing dikembangkan di daerah yang memiliki suhu yang lebih hangat dan sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat. Ternak kambing cukup berpotensi untuk dikembangkan mengingat tingginya kebutuhan akan ternak ini, antara lain untuk memenuhi kebutuhan pesta adat, hari raya Qurban dan Aqiqah. Populasi ternak kambing tahun 2009 tercatat 10.347 ekor.
Ayam buras. Warga masyarakat Kabupaten Dairi sudah sejak dulu terbiasa memelihara ayam buras dengan berbagai tujuan. Dan sekarang ini tujuannya semakin terfokus untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani atau peternak itu sendiri. Dalam pesta adat --khususnya suku Pakpak dan Karo-- selalu menggunakan ternak ayam. Populasi ayam buras tahun 2009 adalah 850.593 ekor dan tersebar di seluruh wilayah kecamatan.
Produktivitas ternak di Kabupaten Dairi juga meningkat seiring dengan peningkatan populasi. Hal ini tidak lepas dari campur tangan pemerintah dalam hal pengembangan peternakan melalui pemberian bantuan ternak, pemberian pelatihan dan penyuluhan tentang peternakan kepada petani dan peternak.
Tabel 1.2. Produksi Ternak di Kabupaten Dairi
(2008-2010)
No
Jenis ternak
2008
2009
2010
1
Kerbau
76.330
78.200
80.920
2
Sapi
11.820
13.740
17.880
3
Kuda
0
0
60
4
Kambing
64.600
70.420
70.540
5
Babi
870.630
858.180
864.690
6
Ayam buras
313.625
343.410
405.675
7
Itik
17.098
17.036
17.205
Catatan: produksi daging dalam jumlah kilogram.
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Dairi, tahun 2011.

Kondisi perikanan dan komoditi unggulan ikan air tawar. Pengembangan perikanan air tawar di Dairi sangat didukung oleh potensi-potensi alami, antara lain danau, sungai-sungai dan lahan-lahan untuk pengembangan perikanan. Pemanfaatan potensi-potensi yang ada tersebut belum sepenuhnya terkelola dan belum mampu memberikan hasil yang optimal. Para pembudidaya ikan dan usaha-usaha pembenihan rakyat (UPR) masih berjalan dengan cara semi intensif.
Kebijakan pada sektor perikanan diarahkan kepada peningkatan pemeliharaan dan budidaya ikan air tawar. Kegiatan perikanan hingga saat ini masih berpola semi intensif berupa penanganan usaha sistem rumah tangga yang meliputi proses pembenihan, budidaya dan penangkapan hasil produksinya untuk pemenuhan kebutuhan lokal. Hal ini disebabkan oleh beberapa kendala yang sangat terkait dengan animo atau minat masyarakat dalam usaha perikanan yang masih rendah, tingkat pemahaman dan pengetahuan yang masih minim, wawasan pengembangan usaha, pengadaan benih dan beberapa faktor lain yang sangat mempengaruhi.
Secara garis besar, kondisi potensi pengembangan dan produksi perikanan air tawar di Kabupaten Dairi dapat saya gambarkan sebagai berikut: areal danau mencapai 500 Ha dan semuanya dapat dikembangkan dengan perkiraan produksi ikan 470 ton; areal sungai pada luasan 234,5 Ha dan semuanya potensial dikembangkan dengan prakiraan produski ikan 60,3 ton; Bendungan/Cekdam seluas 14,1 Ha dengan potensi pengembangan 20,4 Ha dan perkiraan produksi ikan 18,7 ton; dan genangan air lainnya seluas 60 Ha dengan potensi pengembangan 80 Ha dan perkiraan produksi ikan sebanyak 2 ton. Kemudian untuk budidaya ikan terdapat kolam air tenang seluas 217 Ha dengan potensi pengembangan 320 Ha dan perkiraan produksi ikan 487,2 ton; dan kolam air deras sebanyak 3 unit dengan potensi pengembangan 20 unit dan prakiraan produksi 12 ton. Lalu masih ada enam UPR dengan potensi produksi 150.000 ekor.
Perikanan air tawar di Kabupaten Dairi sangat potensial untuk dikembangkan dan diharapkan mampu mendorong peningkatan pendapatan pembudidaya ikan, kebutuhan ikan konsumsi lokal dan ketersediaan benih. Adapun komoditi unggulan ikan air tawar antara lain ikan mas, ikan nila, dan lele dumbo.
Tabel 1.3 Produksi Ikan Air Tawar Kabupaten Dairi 2009-2010
(dalam ton)
No
Jenis ikan
2009
2010
1
Ikan Mas
369,9
372,0
2
Nila Merah
116,3
115,0
3
Nila Hitam
537,5
565,0
4
Mujahir
28,5
29,9
5
Lele
67,8
71,2
6
Ikan lain
456,0
462,0

Total
1.576,0
1.615,1
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Dairi, tahun 2011
Potensi pertanian dan perikanan yang demikian kuat agaknya belum didukung infrastruktur jalan yang memadai. Jaringan jalan di Kabupaten Dairi memang sudah dapat diakses sampai ke desa-desa, namun masih memerlukan pembangunan jalan di daerah terisolir atau tertinggal dengan harapan dapat mempercepat pembangunan wilayah tertentu.
Panjang jalan di wilayah Dairi saat ini mencapai 1.539,38 Km yang terdiri dari jalan negara sepanjang 168,77 Km dan jalan kabupaten sepanjang 1.370,61 Km. Kondisi jalan kabupaten berdasarkan jenis permukaan terdiri dari jalan aspal sepanjang 747,23 Km, jalan batu sepanjang 371,13 Km, dan jalan tanah sepanjang 252,25 Km.
Sementara itu jembatan yang ada di wilayah Dairi sebanyak 173 buah dengan panjang 1.852,9 meter. Dengan jenis konstruksi jembatan sebagai berikut: 151 buah jembatan beton (1.612,4 meter), lima buah jembatan baja (60,50 meter), 16 buah jembatan kayu (179,00 meter) dan satu unit jembatan beton tidak bertulang (satu meter). 
Tentu kita tidak boleh diam saja melihat kekurangan yang ada dan potensi sumber daya alam yang cukup potensial di Tanah Dairi ini. Sebagai seorang pemimpin, saya akan berusaha sekuat tenaga dan bekerja keras untuk memperbaiki dan membangun potensi yang seolah tertidur ini. Sebagaimana dikatakan oleh tokoh nasional Roeslan Abdulgani, bahwa kita harus belajar dari masa lalu guna membangun masa depan yang lebih baik dan lebih berpengharapan. Life should be understood backward, but it should be lived forward. ***  


1 comment:

  1. Perkembangan produk-produk peternakan dan perikanan semakin maju seiring berkembangnya ilmu pengetahuan. Berikut beberapa produk peternakan dan perikanan :

    PRODUK OBAT-OBATAN, VITAMIN, VAKSIN Produksi :
    - PT. Sanbe Veterinary and Aquatic
    - PT. Indosco Boster
    - PT. Natural Nusantara
    - PT. Wonderindo Pharmatama
    - PT. Multifarma Satwa Maju
    - PT. Sarana Veterinaria Jaya Abadi
    - PT. Medion
    - PT. Eka Farma
    - Dll.

    PRODUK PROBIOTIK DAN HERBAL Produksi :
    - Pradiptha Paramita (Minaraya, Jampistres, GraciMax, Promix, GrowBig, Racun Lalat, dll.)
    - Simba Plus (RajaLele, RajaGrameh, SPF, Nutrisi, Nature, dll.)
    - Tamasindo Veterinary (Probio-7, Planton, Raja Siam, Raja Ikan, Proten 2000, dll.)
    - Indosco Boster (Planktop, Sel Multi, Aqua Enzim, Manstap, dll)
    - Nutrend International (Herbafarm Ternak dan Herbafarm Ikan)

    PRODUK PERALATANAN PETERNAKAN dan HASIL PRODUKSI TERNAK :
    - Mesin Penetas Telur Kapasitas 30, 50, 75, 100, 200, 500, 1000, 1500 butir
    - Peralatan Peternakan Hewan Besar
    - DOC/ Bibit Ayam Kampung dan DOD/Bibit Itik
    - Calon Induk Itik Petelur

    Maju Bersama Poultry Shop
    Jl. Sudirman 242 (Simp. Bedagai – Depan Majestyk), Sei Rampah, Kab. Serdang Bedagai, Sumatera Utara
    HP: 0852.57090.372
    www.majubersamaps.com



    ReplyDelete