Kita harus belajar dari masa lalu
guna membangun masa depan yang lebih baik dan berpengharapan.
Roeslan
Abdulgani, tokoh nasional
Kabupaten
Dairi merupakan salah satu dari 22 kabupaten/kota yang ada di wilayah Provinsi
Sumatera Utara. Kabupaten yang terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera
Utara ini memiliki luas wilayah 192.780 hektar atau sekitar 2,69% dari luas
Provinsi Sumatera Utara (7.160.000 hektar). Relatif kecil memang.
Kabupaten
Dairi dengan ibukota Sidikalang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 4 Tahun 1964 tentang Pembentukan
Kabupaten Dairi. Lalu wilayahnya ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 15
Tahun 1964 tentang Wilayah Kecamatan di Kabupaten Dairi, yang merupakan
pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara. Penjabat Bupati Kepala Daerah Dairi
pertama ditetapkan Rambio Muda Aritonang yang bertugas mempersiapkan
pembentukan DPRD Dairi serta pemilihan Bupati definitif. Pada kesempatan
pertama Bupati Kepala Daerah Dairi terpilih dengan suara terbanyak adalah Mayor
Raja Nembah Maha pada tanggal 2 Mei 1964. Sejak tahun 1999 sampai dengan 2009
Kabupaten Dairi dipimpin oleh Bupati Dr. Master Parulian Tumanggor yang
kemudian digantikan oleh wakilnya, Kanjeng Raden Aryo (KRA) Johnny Sitohang
Adinegoro. KRA Johnny Sitohang Adinegoro berpasangan dengan Irwansyah Pasi SH
menjadi Bupati dan Wakil Bupati Dairi periode 2009-2014.
Tahun
2003, Kabupaten Dairi dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dairi
sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Pakpak Bharat. Pemekaran ini disahkan dengan
UU Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten
Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan yang dikeluarkan pada tanggal 25
Februari 2003.
Secara
umum topografi Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700-1.250 meter
di atas permukaan laut (dpl) yang terbagi ke dalam 15 wilayah kecamatan. Masing-masing
Kecamatan Sidikalang, Sitinjo, Berampu, Parbuluan, Sumbul, Silahisabungan,
Silima Punggapungga, Lae Parira, Siempatnempu, Siempatnempu Hulu, Siempatnempu
Hilir, Tigalingga, Gunung Sitember, Pegagan Hilir dan Tanah Pinem.
Jumlah
penduduk Kabupaten Dairi akhir tahun 2011 adalah sebanyak 270.053 jiwa (laki-laki
135.004 jiwa dan perempuan 135.049 jiwa) yang tersebar secara tidak merata di 15
kecamatan definitif, 161 desa dan delapan kelurahan. Kecamatan yang memiliki
kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Sidikalang dengan tingkat
kepadatan 665 jiwa/Km2 dan yang terendah adalah Kecamatan
Silahisabungan yang berkepadatan 38 jiwa/Km2.
Masih
soal gambaran penduduk, dari sisi kelompok umur, usia produktif (15-64 tahun)
menempati porsi terbesar, yakni 154.585 jiwa atau 57,24%. Jumlah penduduk pada
kelompok usia sekolah (5-19 tahun) juga relatif cukup besar, yaitu 94.970 jiwa
(35,1%).
Mereka
yang berada pada kelompok usia sekolah, sebanyak 76.507 jiwa tengah menikmati
bangku sekolah. Rinciannya: 1.267 jiwa siswa TK, 45.320 jiwa siswa SD/MI,
19.416 jiwa siswa SMP/MTs, 6.816 jiwa siswa SMA, dan 3.688 jiwa siswa SMK. Siswa
sebanyak itu berada di bawah bimbingan 5.392 orang guru (3.581 guru PNS dan
1.811guru non-PNS). Mereka bersekolah di 15 TK, 260 SD/MI, 59 SMP/MTs, 24 SMA
dan 11 SMK. Semua wilayah kecamatan di Kabupaten Dairi telah memiliki SD,
terutama SD Negeri. Sementara untuk penduduk yang masih berusia dini, semua
wilayah kecamatan telah memiliki lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD). Saat
ini terdapat 85 lembaga PAUD yang diasuh oleh 187 orang tenaga tutor dengan
jumlah peserta 1.742 anak.
Selain
potret pendidikan warga Kabupaten Dairi, saya juga berusaha menggambarkan
bagaimana kondisi kesehatan mereka saat ini. Fasilitas kesehatan di Dairi boleh
dikatakan relatif memadai namun belum sepenuhnya ditunjang dengan
fasilitas-fasilitas pendukung yang optimal. Tahun 2009, Pemerintah Kabupaten
Dairi memiliki satu unit rumah sakit, 18 unit Puskesmas, 121 unit Puskesmas
Pembantu, 49 unit Poskesdes dan 494 unit Posyandu. Selain itu masih terdapat
tempat praktik, klinik dokter dan rumah bidan yang secara umum masih
terkonsentrasi di Sidikalang, ibukota kabupaten.
Gambaran
tempat praktik dokter dan klinik kesehatan tersebut juga secara otomatis
memperlihatkan fakta belum meratanya persebaran tenaga kesehatan yang ada di
wilayah Kabupaten Dairi. Misalkan dokter spesialis, ada tujuh orang dan
semuanya berada di Sidikalang. Yang lumayan agak merata adalah tenaga bidan: 45
orang di Sidikalang, 18 orang di Siempatnempu, 15 orang di Siempatnempu Hulu,
14 orang di Tanah Pinem dan 12 orang di Tigalingga.
Yang
cukup memprihatinkan, data tahun 2009, banyak warga Dairi masih dijangkiti
penyakit SUSP Koch Pulmonum (TBC) BRONCO COPD yang mencapai 10.047 kasus. Penyakit
menular lainnya yang juga menghantui warga Dairi adalah ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Atas) sebanyak 9.199 kasus dan diare sebanyak 8.155 kasus. Beberapa
penyakit tidak menular pun mesti memperoleh perhatian agar tidak bertambah banyak
dari tahun ke tahun. Penderita penyakit hipertensi mencapai 4.385 kasus, 3.975
kasus penyakit jantung, 2.913 kasus penyakit diabetes melitus, 2.211 kasus
penyakit rematik, 2.015 kasus penyakit kulit, 1.739 kasus penyakit malaria
klinis dan 1.514 kasus cacingan.
Dari
kondisi pendidikan dan kesehatan, mari kita melihat gambaran potensi sektor
pertanian dalam arti luas. Pada umumnya wilayah Kabupaten Dairi memiliki
potensi pertanian yang cukup luas dan sangat besar hasilnya. Berkat potensi
pertanian ini, mata pencaharian penduduk yang utama adalah petani. Potensi
areal atau lahan bagi usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura terdiri
dari areal sawah seluas 10.225 hektar dan lahan kering 181.555 hektar.
Komoditas pertanian yang banyak diusahakan warga masyarakat adalah padi,
jagung, ubi jalar, sayuran, buah-buahan dan tanaman perkebunan.
Sejauh
ini Pemerintah Republik Indonesia (RI) memprioritaskan pembangunan pertanian
dalam dua program, masing-masing Peningkatan Ketahanan Pangan dan Pengembangan
Agribisnis Pertanian. Untuk mencapai kedua hal tersebut maka perlu ditempuh
langkah-langkah, antara lain pengendalian organisme pengganggu tanaman,
perbaikan peningkatan sumber daya petani, kesejahteraan petani serta perbaikan jaringan
irigasi.
Luas
lahan potensial di Kabupaten Dairi mencapai 182.780 hektar, yang terdiri dari
Tanah Sawah 10.225 hektar (pengairan setengah teknis 6.036 hektar, pengairan sederhana
PU 2.756 hektar, dan pengairan Non-PU 1.433 hektar); Tanah Kering 172.555 hektar
(tegal/kebun 30.908 hektar, ladang huma 18.641 hektar, padang rumput 3.833 hektar,
kolam empang 87 hektar, dan perkebunan 32.270 hektar).
Hampir
semua wilayah kecamatan memiliki sawah beririgasi. Rincian lahan sawah
beririgasi di wilayah Sidikalang sebanyak 15 lokasi, Parbuluan 16 lokasi, Sumbul
58 lokasi, Silahisabungan 5 lokasi, Silima Punggapungga 9 lokasi, Siempat Nempu
10 lokasi, Sempatnempu Hilir 12 lokasi, Sempatnempu Hulu 5 lokasi, Berampu 10
lokasi, Sitinjo 10 lokasi, Tanah Pinem 2 lokasi, Pegagan Hilir 21 lokasi, Lae
Parira 11 lokasi, dan Tigalingga 3 lokasi. Total sawah beririgasi mencapai 187
lokasi.
Dengan
gambaran kondisi lahan tersebut, dapat saya paparkan komoditi pertanian yang
ada di Kabupaten Dairi sebagai berikut: padi
sawah. Luas panen komoditi padi sawah pada tahun 2009 mencapai 15.665 hektar
yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Ada pun sentra produksi padi sawah berada
di Kecamatan Lae Parira dan Kecamatan Sumbul. Produktivitas rata-rata padi
sawah di kabupaten ini 45 Kw/Ha.
Padi gogo.
Pada tahun 2009, luas panen komoditi padi gogo kabupaten ini sekitar 8.048 Ha
yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Dengan sentra berada di Kecamatan
Tigalingga. Produktivitas rata-rata padi gogo di Dairi mencapai 23 Kw/Ha.
Jagung.
Luas panen komoditi jagung pada tahun 2009 adalah sekitar 32.112 Ha yang
tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan. Dengan sentra produksi jagung di
Kecamatan Tanah Pinem dan Tigalingga. Produktivitas rata-rata jagung adalah 45
Kw/Ha.
Kacang tanah.
Lahan panen komoditi kacang tanah adalah seluas 2319 Ha yang tersebar hampir di
seluruh wilayah kecamatan. Sentra produksi kacang tanah berada di Kecamatan
Silima Punggapungga dan Siempatnempu. Produktivitas rata-rata jagung 13 Kw/Ha.
Ubi kayu.
Lahan panen komoditi ubi kayu seluas 240 Ha yang tersebar hampir di seluruh
kecamatan. Dengan sentra produksi berada di Kecamatan Sumbul. Produktivitas
rata-rata ubi kayu sekitar 131 Kw/Ha.
Ubi jalar.
Luas panen komoditi ubi jalar Kabupaten Dairi pada tahun 2009 mencapai 465 Ha
yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Sentra produksi ubi jalar berada di
Kecamatan Parbuluan. Produktivitas rata-rata ubi jalar di Kabupaten Dairi
adalah 147 Kw/Ha.
Kentang.
Luas panen komoditi kentang Kabupaten Dairi pada tahun 2009 adalah seluas 239
Ha yang tersebar di beberapa kecamatan. Dengan sentra produksi berada di
Kecamatan Parbuluan. Produktivitas rata-rata kentang di daerah ini adalah 182
Kw/Ha.
Kubis. Luas
panen komoditi kubis pada tahun 2009 mencapai 336 Ha yang tersebar di beberapa
kecamatan. Ada pun sentra produksi berada di Kecamatan Parbuluan. Produktivitas
rata-rata kubis di wilayah ini adalah 278 Kw/Ha.
Bawang merah.
Pada tahun 2009, komoditi bawang merah dipanen dari lahan seluas 360 Ha yang
tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan. Dengan sentra berada di Kecamatan
Silahisabungan. Produktivitas rata-rata bawang merah di wilayah ini adalah 75
Kw/Ha.
Cabe.
Luas panen komoditi cabe pada tahun 2009 mencapai 662 Ha yang tersebar hampir
di seluruh wilayah kecamatan. Dengan sentra berada produksi di Kecamatan
Parbuluan. Produktivitas rata-rata cabe di kabupaten ini adalah 23 Kw/Ha.
Tomat.
Pada tahun 2009, luas panen komoditi tomat Kabupaten Dairi sekitar 115 Ha yang
tersebar di beberapa kecamatan. Produktivitas rata-rata tomat mencapai 11
Kw/Ha.
Wortel.
Panen komoditi wortel berada pada areal lahan seluas 31 Ha dengan sentra produksi
berada di Kecamatan Sumbul. Produktivitas rata-rata wortel di kabupaten ini sekitar
11 Kw/Ha.
Buncis.
Panen komoditi buncis berada di areal lahan adalah seluas 118 Ha yang tersebar
di beberapa kecamatan. Produktivitas rata-rata buncis di Kabupaten Dairi adalah
82 Kw/Ha.
Jeruk manis.
Luas panen komoditi jeruk manis Dairi pada tahun 2009 mencapai 475 Ha yang
tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan. Sentra produksinya berada di
Kecamatan Parbuluan. Produktivitas rata-rata jeruk manis Dairi sekitar 180
Kw/Ha.
Alpukat. Komoditi
alpukat Dairi, pada tahun 2009, dipanen di lahan seluas 230 Ha yang tersebar
hampir di seluruh kecamatan. Dengan sentra produksi berada di Kecamatan
Parbuluan. Produktivitas rata-rata alpukat Dairi adalah 200 Kw/Ha.
Durian. Komoditi
durian Dairi --pada tahun 2009— dipanen dari lahan seluas 375 Ha yang tersebar
hampir di seluruh kecamatan. Sentra produksi durian berada di Kecamatan Silima
Punggapungga. Produktivitas rata-rata durian di Dairi adalah 320 Kw/Ha.
Duku.
Luas panen komoditi duku di Kabupaten Dairi mencapai 125 Ha yang tersebar
hampir di seluruh kecamatan. Dengan sentra berada di wilayah Kecamatan Silima
Punggapungga. Produktivitas duku rata-rata 50 Kw/Ha.
Manggis.
Komoditi manggis Dairi pada tahun 2009 dipanen dari lahan seluas 87 Ha yang tersebar
hampir di seluruh kecamatan. Dan sentra produksi berada di wilayah Kecamatan
Silima Punggapungga. Produktivitas manggis rata-rata 80 Kw/Ha.
Pisang.
Pada tahun 2009, komoditi pisang dipanen dari lahan seluas 450 Ha yang tersebar
hampir di seluruh kecamatan. Dengan sentra produksi berada di wilayah Kecamatan
Silima Punggapungga. Produktivitas pisang rata-rata 32 Kw/Ha.
Terong Belanda.
Komoditi terong Belanda dipanen pada lahan seluas 32 Ha yang tersebar hampir di
seluruh kecamatan. Sentra produksi terong Belanda berada di wilayah Kecamatan
Parbuluan. Produktivitas terong Belanda rata-rata 100 Kw/Ha.
Selain
komoditi pertanian cukup potensial, perlu pula saya gambarkan komoditi
peternakan yang tidak potensial dan memberi arti kehidupan bagi warga
masyarakat Kabupaten Dairi.
Kabupaten
Dairi memiliki potensi besar dalam pengembangan peternakan. Hal ini terlihat
dari semakin besarnya minat warga masyarakat yang umumnya adalah petani untuk
memelihara ternak buat sumber tambahan mata pencahariannya. Dengan begitu,
tentu saja akan meningkatkan populasi ternak sekaligus mampu meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
Animo
masyarakat Kabupaten Dairi untuk beternak cukup tinggi sesuai dengan kondisi sosial
budaya masyarakat. Dalam berbagai aspek kegiatan masyarakat --seperti pesta
adat, pesta tahunan/desa, dan acara keluarga-- tidak terlepas dari kehadiran
ternak. Selain itu, ternak merupakan "pabrik" pembuat kompos alamiah
yang berguna buat menunjang usaha pertanian tanaman pangan
Luasnya
lahan untuk pengembangan peternakan yang belum dimanfaatkan secara maksimal
merupakan potensi yang perlu dioptimalkan. Tercacat padang penggembalaan seluas
4.408 Ha dan Kebun Hijauan Makanan Ternak (KHMT) 63 Ha. Sementara itu masih
tercatat pula 7.313 Ha lahan menganggur yang cukup potensial buat pengembangan
ternak.
Penyebaran
ternak hampir merata di seluruh wilayah kecamatan. Pemeliharaan ternak
bergantung pada kesesuaian iklim, ketersediaan pakan ternak dan kondisi sosial
budaya masyarakat. Populasi ternak di Kabupaten Dairi dua tahun terakhir
digambarkan pada tabel berikut.
Tabel 1.1. Populasi Ternak di
Kabupaten Dairi
(2008
– 2010)
No
|
Jenis
ternak
|
2008
|
2009
|
2010
|
1
|
Kerbau
|
11.543
|
11.633
|
11.757
|
2
|
Sapi
|
2.541
|
2.516
|
2.631
|
3
|
Kuda
|
100
|
100
|
99
|
4
|
Kambing
|
9.850
|
10.347
|
10.722
|
5
|
Babi
|
66.295
|
84.297
|
89.215
|
6
|
Ayam buras
|
802.475
|
850.593
|
855.782
|
7
|
Itik
|
15.137
|
15.284
|
16.398
|
Catatan: dalam jumlah ekor
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Dairi tahun 2011
Ternak kerbau.
Hewan kerbau sangat erat berkaitan dengan masyarakat Kabupaten Dairi. Dalam
berbagai pesta adat (terutama pesta adat besar) selalu menggunakan hidangan
olahan hewan kerbau. Selain sebagai penghasil daging, kerbau juga dimanfaatkan
tenaganya untuk mengolah lahan persawahan. Populasi ternak kerbau di Dairi
tahun 2009 mencapai sekitar 11.633 ekor, yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan.
Ternak sapi.
Populasi ternak sapi di Kabupaten Dairi tahun 2009 berjumlah 2.516 ekor. Sentra
budidaya ternak sapi terdapat di Kecamatan Siempatnempu Hulu, Tigalingga,
Gunung Sitember, Pegagan Hilir dan Sumbul. Jenis ternak sapi yang banyak
dipelihara dan dikembangkan warga masyarakat adalah jenis sapi Brahman dan sapi
lokal. Untuk meningkatkan mutu genetik sapi di Kabupaten Dairi telah diupayakan
melalui Inseminasi Buatan (IB).
Khusus
di Desa Pegagan Julu VII Kecamatan Sumbul terdapat populasi sapi Bali. Sapi
Bali merupakan jenis sapi yang potensial dikembangkan di Kabupaten Dairi karena
memiliki banyak keunggulan, terutama sifatnya yang mudah beradaptasi dengan
lingkungan.
Ternak kambing.
Penyebaran ternak kambing tidak merata di seluruh wilayah Kabupaten Dairi. Wilayah
yang menjadi sentra peternakan kambing adalah Kecamatan Siempatnempu, Siempatnempu
Hulu, Siempatnempu Hilir, Tigalingga, Gunung Sitember, Tanah Pinem dan Pegagan
Hilir. Ternak kambing dikembangkan di daerah yang memiliki suhu yang lebih
hangat dan sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat. Ternak kambing cukup
berpotensi untuk dikembangkan mengingat tingginya kebutuhan akan ternak ini,
antara lain untuk memenuhi kebutuhan pesta adat, hari raya Qurban dan Aqiqah.
Populasi ternak kambing tahun 2009 tercatat 10.347 ekor.
Ayam buras.
Warga masyarakat Kabupaten Dairi sudah sejak dulu terbiasa memelihara ayam
buras dengan berbagai tujuan. Dan sekarang ini tujuannya semakin terfokus untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani atau peternak itu sendiri.
Dalam pesta adat --khususnya suku Pakpak dan Karo-- selalu menggunakan ternak
ayam. Populasi ayam buras tahun 2009 adalah 850.593 ekor dan tersebar di
seluruh wilayah kecamatan.
Produktivitas
ternak di Kabupaten Dairi juga meningkat seiring dengan peningkatan populasi.
Hal ini tidak lepas dari campur tangan pemerintah dalam hal pengembangan
peternakan melalui pemberian bantuan ternak, pemberian pelatihan dan penyuluhan
tentang peternakan kepada petani dan peternak.
Tabel 1.2. Produksi Ternak di
Kabupaten Dairi
(2008-2010)
No
|
Jenis
ternak
|
2008
|
2009
|
2010
|
1
|
Kerbau
|
76.330
|
78.200
|
80.920
|
2
|
Sapi
|
11.820
|
13.740
|
17.880
|
3
|
Kuda
|
0
|
0
|
60
|
4
|
Kambing
|
64.600
|
70.420
|
70.540
|
5
|
Babi
|
870.630
|
858.180
|
864.690
|
6
|
Ayam buras
|
313.625
|
343.410
|
405.675
|
7
|
Itik
|
17.098
|
17.036
|
17.205
|
Catatan: produksi daging dalam jumlah kilogram.
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Dairi, tahun
2011.
Kondisi
perikanan dan komoditi unggulan ikan air tawar. Pengembangan perikanan air
tawar di Dairi sangat didukung oleh potensi-potensi alami, antara lain danau,
sungai-sungai dan lahan-lahan untuk pengembangan perikanan. Pemanfaatan potensi-potensi
yang ada tersebut belum sepenuhnya terkelola dan belum mampu memberikan hasil
yang optimal. Para pembudidaya ikan dan usaha-usaha pembenihan rakyat (UPR)
masih berjalan dengan cara semi intensif.
Kebijakan
pada sektor perikanan diarahkan kepada peningkatan pemeliharaan dan budidaya
ikan air tawar. Kegiatan perikanan hingga saat ini masih berpola semi intensif
berupa penanganan usaha sistem rumah tangga yang meliputi proses pembenihan,
budidaya dan penangkapan hasil produksinya untuk pemenuhan kebutuhan lokal. Hal
ini disebabkan oleh beberapa kendala yang sangat terkait dengan animo atau
minat masyarakat dalam usaha perikanan yang masih rendah, tingkat pemahaman dan
pengetahuan yang masih minim, wawasan pengembangan usaha, pengadaan benih dan
beberapa faktor lain yang sangat mempengaruhi.
Secara
garis besar, kondisi potensi pengembangan dan produksi perikanan air tawar di
Kabupaten Dairi dapat saya gambarkan sebagai berikut: areal danau mencapai 500
Ha dan semuanya dapat dikembangkan dengan perkiraan produksi ikan 470 ton;
areal sungai pada luasan 234,5 Ha dan semuanya potensial dikembangkan dengan
prakiraan produski ikan 60,3 ton; Bendungan/Cekdam seluas 14,1 Ha dengan
potensi pengembangan 20,4 Ha dan perkiraan produksi ikan 18,7 ton; dan genangan
air lainnya seluas 60 Ha dengan potensi pengembangan 80 Ha dan perkiraan
produksi ikan sebanyak 2 ton. Kemudian untuk budidaya ikan terdapat kolam air
tenang seluas 217 Ha dengan potensi pengembangan 320 Ha dan perkiraan produksi
ikan 487,2 ton; dan kolam air deras sebanyak 3 unit dengan potensi pengembangan
20 unit dan prakiraan produksi 12 ton. Lalu masih ada enam UPR dengan potensi
produksi 150.000 ekor.
Perikanan
air tawar di Kabupaten Dairi sangat potensial untuk dikembangkan dan diharapkan
mampu mendorong peningkatan pendapatan pembudidaya ikan, kebutuhan ikan
konsumsi lokal dan ketersediaan benih. Adapun komoditi unggulan ikan air tawar antara
lain ikan mas, ikan nila, dan lele dumbo.
Tabel 1.3 Produksi Ikan Air Tawar
Kabupaten Dairi 2009-2010
(dalam
ton)
No
|
Jenis
ikan
|
2009
|
2010
|
1
|
Ikan Mas
|
369,9
|
372,0
|
2
|
Nila Merah
|
116,3
|
115,0
|
3
|
Nila Hitam
|
537,5
|
565,0
|
4
|
Mujahir
|
28,5
|
29,9
|
5
|
Lele
|
67,8
|
71,2
|
6
|
Ikan lain
|
456,0
|
462,0
|
Total
|
1.576,0
|
1.615,1
|
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten
Dairi, tahun 2011
Potensi
pertanian dan perikanan yang demikian kuat agaknya belum didukung infrastruktur
jalan yang memadai. Jaringan jalan di Kabupaten Dairi memang sudah dapat
diakses sampai ke desa-desa, namun masih memerlukan pembangunan jalan di daerah
terisolir atau tertinggal dengan harapan dapat mempercepat pembangunan wilayah
tertentu.
Panjang
jalan di wilayah Dairi saat ini mencapai 1.539,38 Km yang terdiri dari jalan
negara sepanjang 168,77 Km dan jalan kabupaten sepanjang 1.370,61 Km. Kondisi
jalan kabupaten berdasarkan jenis permukaan terdiri dari jalan aspal sepanjang
747,23 Km, jalan batu sepanjang 371,13 Km, dan jalan tanah sepanjang 252,25 Km.
Sementara
itu jembatan yang ada di wilayah Dairi sebanyak 173 buah dengan panjang 1.852,9
meter. Dengan jenis konstruksi jembatan sebagai berikut: 151 buah jembatan
beton (1.612,4 meter), lima buah jembatan baja (60,50 meter), 16 buah jembatan
kayu (179,00 meter) dan satu unit jembatan beton tidak bertulang (satu
meter).
Tentu
kita tidak boleh diam saja melihat kekurangan yang ada dan potensi sumber daya
alam yang cukup potensial di Tanah Dairi ini. Sebagai seorang pemimpin, saya
akan berusaha sekuat tenaga dan bekerja keras untuk memperbaiki dan membangun potensi
yang seolah tertidur ini. Sebagaimana dikatakan oleh tokoh nasional Roeslan
Abdulgani, bahwa kita harus belajar dari masa lalu guna membangun masa depan
yang lebih baik dan lebih berpengharapan. Life
should be understood backward, but it should be lived forward. ***
Perkembangan produk-produk peternakan dan perikanan semakin maju seiring berkembangnya ilmu pengetahuan. Berikut beberapa produk peternakan dan perikanan :
ReplyDeletePRODUK OBAT-OBATAN, VITAMIN, VAKSIN Produksi :
- PT. Sanbe Veterinary and Aquatic
- PT. Indosco Boster
- PT. Natural Nusantara
- PT. Wonderindo Pharmatama
- PT. Multifarma Satwa Maju
- PT. Sarana Veterinaria Jaya Abadi
- PT. Medion
- PT. Eka Farma
- Dll.
PRODUK PROBIOTIK DAN HERBAL Produksi :
- Pradiptha Paramita (Minaraya, Jampistres, GraciMax, Promix, GrowBig, Racun Lalat, dll.)
- Simba Plus (RajaLele, RajaGrameh, SPF, Nutrisi, Nature, dll.)
- Tamasindo Veterinary (Probio-7, Planton, Raja Siam, Raja Ikan, Proten 2000, dll.)
- Indosco Boster (Planktop, Sel Multi, Aqua Enzim, Manstap, dll)
- Nutrend International (Herbafarm Ternak dan Herbafarm Ikan)
PRODUK PERALATANAN PETERNAKAN dan HASIL PRODUKSI TERNAK :
- Mesin Penetas Telur Kapasitas 30, 50, 75, 100, 200, 500, 1000, 1500 butir
- Peralatan Peternakan Hewan Besar
- DOC/ Bibit Ayam Kampung dan DOD/Bibit Itik
- Calon Induk Itik Petelur
Maju Bersama Poultry Shop
Jl. Sudirman 242 (Simp. Bedagai – Depan Majestyk), Sei Rampah, Kab. Serdang Bedagai, Sumatera Utara
HP: 0852.57090.372
www.majubersamaps.com