Dra Hj Nana Fatchanah,
Ketua Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan
Sosial (K3S) Kota Bekasi
Kegemaran
berorganisasi dan mudah tersentuh penderitaan masyarakat kurang mampu membawa
wanita kelahiran Cirebon 23 November 1959 ini duduk sebagai Ketua Koordinasi
Kegiatan Kesejahteraan Sosial Kota Bekasi, sejak 2005 sampai sekarang. Dra Hj
Nana Fatchanah yang alumnus IAIN Cirebon mengaku sejak duduk di bangku sekolah
menengah memang sudah senang berorganisasi baik Organisasi Siswa Intra Sekolah
(OSIS), Kepramukaan dan organisasi sekolah lainnya. Bahkan ketika duduk di
perguruan tinggipun tetap aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan khususnya
yang terkait bidang kemanusiaan.
PENDIDIKAN orang tua yang religius, membawanya tetap berpegang
teguh nilai-nilai agama Islam dalam kehidupan rumah tangganya. Ibu tiga anak
(A. Fanani Fadly, Zulfa Choirunnisa dan M Faisal Rizqi Ismatullah buah hati pernikahannya
dengan suami tercinta Drs H Najiri, MM), juga menerapkan kehidupan agamis dalam
proses pendidikan anakanaknya.
Begitu lulus kuliah dari IAIN Cirebon, Dra Hj Nana Fatchanah
berkeinginan untuk terus mengajar. Minimal mengamalkan ilmu agama yang telah di
raih untuk kemaslahatan Umat Islam meneruskan aktivitas yang telah dirintisnya
sejak masih gadis mengajar di berbagai sekolah. Namun keinginan mengejar
cita-cita dan karier sebagai pendidik pupus di tengah jalan ketika datang
lamaran dari keluarga H Najiri yang mempersunting dirinya.
“Satu pesan kedua orang tua yang sampai sekarang selalu saya
ingat adalah: Ingat, ketika kamu sudah menjadi isteri, kamu harus patuh dan taat
pada suami kamu. Kalau dulu waktu masih gadis kamu harus taat pada orang tua.
Setelah menikah kamu harus taat pada suami, karena tanggung jawab dalam
kehidupan berumah tangga kini telah berpindah ketangan suami kamu.” Ungkap Dra
Hj Nana
Fatchanah
mengenang.
Sejak saat itu, hidup saya sepenuhnya saya pasrahkan kepada
suami, meskipun badai menantang didepan mata asalkan bersama suami tercinta
terasa seperti angin sepoi-sepoi yang bertiup. Semuanya terasa nyaman dan
tenteram, meski pada awal berumah tangga penghasilan suami paspasan. Namun
karena saya selalu mensyukuri apa yang didapat semuanya Alhamdulillah bisa
dilalui dengan baik.
Sejalan dengan perjalanan waktu dan perjuangan suami yang
seorang pekerja keras berbagai jabatan dijalani dengan suka cita. Bahkan
sebelum akhirnya suami tercinta dipercaya Walikota untuk memimpin Dinas
Pendapatan Daerah Kota Bekasi, jabatan Camat telah dijalani dengan baik selama
beberapa periode dan beberapa kecamatan secara berpindah-pindah. Bagi saya
hidup itu seperti air disungai yang mengalir dari hulu ke hilir yang pada akhirnya
akan sampai juga kemuara.
Dengan kedudukan suami sebagai camat otomatis jabatan Ketua
Tim Penggerak PKK pun harus saya jalankan. Berbekal pengalaman berorganisasi di
sekolah dan di Gerakan Pramuka, semua dapat berjalan sesuai dengan tuntutan
yang digariskan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi.
Bahkan berbagai program PKK yang saya laksanakan saya sesuaikan dengan program
yang ada di Kecamatan.
Sebelum akhirnya di percaya sebagai Ketua Koordinasi Kegiatan
Kesejahteraan Sosial (K3S) kota Bekasi, yang mengkoordinasikan berbagai
kegiatan sosial, termasuk menyatukan berbagai kegiatan Lembaga Sosial Masyarakat
(LSM) mengharuskan ia harus terjun langsung meluruskan berbagai kegiatan LSM
yang mulai kelihatan menyimpang dengan memanfaatkan ketidak-berdayaan masyarakat,
termasuk anakanak yatim piatu.
“Untuk meminimalkan penyimpangan ‘LSM nakal’ yang seringkali
memanipulasi jumlah anak-anak yatim piatu yang menjadi binaannya, saya
seringkali melakukan Sidak (Inspeksi mendadak), serta melakukan berbagai
kegiatan yang penyelenggaraannya dilakukan oleh pengelola LSM di bawah K3S kota
Bekasi , sehingga kecil kemungkinan terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh
LSM di bawah K3S kota Bekasi,” kata Ibu tiga orang anak ini.
Keberhasilan dirinya bersama rekan-rekan pengurus K3S kota
Bekasi dalam mengkoordinasikan kegiatan sosial mengangkat K3S Kota Bekasi
sebagai pengelola K3S terbaik se-Propinsi Jawa Barat, sehingga seringkali
diminta untuk mewakili Propinsi Jawa Barat dalam berbagai kegiatan DNIKS untuk
tingkat Nasional dan dijadikan contoh bagi K3S lainnya.
Pola
Pendidikan
Saat ini yang sangat perlu diperhatikan Pemda Kota Bekasi dan
Masyarakat khususnya pengelola LSM adalah bagaimana meningkatkan Human
Development Indeks (HDI) Masyarakat Kota Bekasi. Terutama masalah Kesehatan,
pendidikan dan peningkatan ekonomi masyarakat.
Kegiatan tersebut memang telah dilaksanakan dengan melibatkan
berbagai unsur masyarakat, termasuk LSM untuk mengangkat mereka yang kurang
mampu dan anak-anak terlantar. Umumnya LSM bergerak membantu program pendidikan
anak-anak yatim piatu.
“Ke depan saya akan meminta LSM pengelola panti untuk
mengarahkan pola pendidikannya ke arah yang tepat guna dan tepat sasaran, serta
disesuaikan dengan kebutuhan industri yang berkembang dengan pesat di kota
Bekasi,” Tukas Dra Hj Nana Fatchanah.
Khusus untuk keluarga sendiri, saya menerapkan sistem
pendidikan secara demokratis. Mereka memilih untuk bersekolah dimana terserah
keinginan anakanak. Yang penting mereka di beri tanggung jawab untuk dapat
menyelesaikan apa yang telah menjadi pilihannya.
Sebagai contoh misalnya anak pertama saya ketika lulus SMA,
suami saya pak Najiri pernah ingin memasukkan ke Akademi Pemerintahan Dalam
Negeri (APDN) yang pernah mendidiknya menjadi seorang aparat Pemda Bekasi,
namun karena anak menolak akhirnya dibebaskan untuk mengambil jurusan yang
sesuai keinginannya.
“Akhirnya anak saya mengambil jurusan Komputer pada
Universitas Pajajaran. Setelah lulus, anak saya merasa kurang dan ingin
melanjutkan ke Program S2 Manajemen, itupun saya dan suami setuju karena pada
akhirnya masa depan seorang anak ditentukan oleh diri anak itu sendiri,” ungkapnya
mengenang saat menentukan pilihan pendidikan anak.
Begitu juga anak yang kedua sejak kecil bercita-cita untuk
menjadi dokter, setelah tamat SMA diterima di FKUI sekarang sudah duduk di
Semester V. Sedangkan adiknya si bungsu melihat kesuksesan kakak-kaknya sekolah
tidak ingin ketinggalan. Sebagai orang tua saya hanya mengarahkan dan memberi
pertimbangan baik buruknya sekolah yang dipilih.
Melihat pesatnya perkembangan jaman diiringi dampak negatifnya
yang begitu besar, bekal agama menjadi hal yang sangat penting bagi anak-anak
untuk membentengi diri agar tidak terkontaminasi dengan dampak negatif seperti
narkoba yang saat ini sangat marakmempengaruhi remaja di kota Bekasi.
Disinggung tentang Posdaya yang kini marak diberbagai media
Dra Hj Nana Fatchanah Najiri berkata sebagai Ketua K3S kota Bekasi menyambut
baik program tersebut. “Saya sangat mendukung sekaliprogram Posdaya yang dalam
waktu dekat akan menggelar pelatihan kepemimpinan dan keterampilan manajemen pemberdayaan
masyarakat, sebagai upaya meningkatkan kinerja Orsos se kota Bekasi. Untuk itu
kepada pengurus Orsos operatif saya minta mempersiapkan diri sebaikbaiknya,”
ucapnya mantap.
Selain itu, kepada pimpinan Orsos/LSM operatif se-kota bekasi
saya juga mengimbau agar mengambil tindakan tindakan yang bersifat ”terobosan”
dalam arti mencari alternatif atau peluang terbaikdan efisien, untuk
memanfaatkan peluang yang ada termasuk pendayagunaan sumbersumber kesejahteraan
sosial di tingkat keluarga diwilayahnya masing-masing. Dra Hj Nana Fatchanah
mencontohkan pengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) merupakan gerakan
pemberdayaan keluarga dengan ciri khas”Bottom Up Program” gerakan dari bawah
yang mengusung perubahan dan perbaikan dilandasi semangat gotong royong,
kemandirian.
“Perlu saya tegaskan bahwa dalam pengembangan Posdaya ini
Orsos/LSM hanya berperan sebagai fasilitator, mediator, pembangkit gagasan dan
pemberi semangat, sehingga terlihat dengan jelas bahwa terbentuk dan tidaknya,
berkembang atau tidaknya Posdaya ditentukan sepenuhnya oleh masyarakat
setempat, pengurus dan anggotanya,” tambahnya.
“Pengalaman sebagai Ketua Pokja I PKK ditambah dengan
pengalaman sebagai ketua K3S akan saya jadikan sebagai modal untuk pengembangan
Posdaya demi terciptanya masyarakat Bekasi yang Sehat, Cerdas dan Ihsan,”kata
Dra Hj Nana Fatchanah Najiri menutup pembicaraan dengan Gemari.
Biodata:
Nama : Dra Hj Nana Fatchanah
Tempat Lahir : Cirebon
Tanggal Lahir : 23 Nopember 1959
Pendidikan : Alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Cirebon
Nama Suami : Drs H Najiri, MM
Nama Anak : a. A Fanani Fadly, b. Zulfa Choirunnisa, c. M
Faisal Rizqi Ismatullah
Organisasi : – Ketua Pokja I Tim Penggerak PKK Kota Bekasi
– Ketua
Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial Kota Bekasi.
No comments:
Post a Comment