Gara-gara memungut biaya persalinan terlampau mahal
kepada pasien miskin, bidan Desa Batukalangan, Kabupaten Pamekasan, Dwi
Suwestiwari, diusir oleh warga setempat. "Bidan Dwi sudah kita tarik ke
Puskesmas Panaguan," kata Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan, Ismail Bey,
Jumat, 22 Maret 2013.
Melihat kasus yang menimpa bidan Dwi, Ismail
mengatakan pihaknya tidak ingin gegabah mengambil kebijakan, yakni apakah
memindahkan bidan Dwi ke desa lain atau menempatkan bidan baru untuk
menggantikan Dwi yang sudah 15 tahun bertugas di Desa Batukalangan. "Kalau
diganti takut ditolak juga oleh warga," katanya.
Pengusiran terhadap bidan Dwi bermula pertengahan
Februari lalu. Dwi membantu persalinan salah seorang warga bernama Juwairiyah
dari Desa Nyalabu, Kecamatan Kota, yang berasal dari keluarga kurang mampu dan
telah mengikuti program Jampersal.
Meski telah ikut Jampersal, bidan Dwi meminta biaya
mahal atas persalinan tersebut, yakni Rp 1,5 juta. Suami Juwairiyah, Jauhari,
mengatakan terpaksa berutang sana-sini untuk membayar biaya persalinan sang
istri. "Beberapa hari setelah lahir, anak kami meninggal," katanya
beberapa waktu lalu.
Kekesalan Jauhari memuncak setelah ada seorang
tetangganya melahirkan dengan biaya murah lewat program Jampersal. Jauhari pun
mengadu ke DPRD Pamekasan atas perlakuan tidak adil yang dialaminya tersebut.
Usai mengadu ke DPRD itulah, warga Batukalangan ramai-ramai menolak keberadaan
bidan Dwi. Tak hanya menolak, warga juga sempat akan menutup paksa Polindes,
tetapi niat warga ini berhasil dicegah tokoh masyarakat.
Menurut Ismail, pihaknya masih mendalami apa
penyebab penolakan kepada bidan Dwi. Pasalnya, catatan internal dinas kesehatan
dan Ikatan Bidan Indonesia menyatakan bidan senior itu tidak pernah melakukan
pelanggaran.
Ketua Komisi Kesehatan DPRD Pamekasan Makmun
menilai penolakan kepada bidan tersebut karena kesalahpahaman. Warga, kata dia,
masih minim informasi soal biaya gratis apa saja yang ditanggung dalam program
Jampersal.
Hasil evaluasi Komisi, kata dia, menyatakan bidan
Dwi tidak punya catatan buruk selama 15 tahun bertugas di Desa Batukalangan.
"Saya minta dinkes supaya sosialisasi soal Jampersal ini utuh ke
masyarakat. Supaya mereka paham, mana yang gratis, mana yang tidak,"
ujarnya.
No comments:
Post a Comment