Tak kurang dari 9 bulan ke depan pemerintah segera
memberlakukan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) per Januari 2014. Namun
sayangnya, masih dokter yang masih belum memahami SJSN itu sendiri. Dan, dokter
di Jakarta dinilai minim memahami SJSN ketimbang 4 kota besar lainnya yang ada
di Indonesia.
Menurut Vice Chairman and Head of Consulting
Edelman yang melakukan Healthcare Professional Survey, Bambang Chriswanto, MM,
di Jakarta, Selasa (19/3/2013), dari hasil penelitiannya, baru sekitar 40
persen dokter spesialis di 4 kota besar yang memahami SJSN.
"Ini menjadi tantangan banyak pihak untuk
menyosialisasikan SJSN. Terlebih, untuk di Jakarta lebih sedikit pemahaman soal
SJSN ketimbang di kota lain," kata Bambang.
Di Jakarta, tambah Bambang, sebesar 38 persen
secara statistik memang sangat tidak signifikan yang memahami SJSN ini. Walau
pun dokter tersebut pernah menangani pasien pengguna ASKES, tapi ia masih belum
memahami SJSN.
Menurutnya, banyak alasan yang membuat banyak
dokter yang belum memahami soal SJSN ini. Misalnya, kalau nanti SJSN sudah
berjalan jenis obat apa saja yang dapat di-cover. Lalu, jumlahnya memadai atau
tidak, terkait distribusi obat. Prosedur SJSN yang masih dirasa rumit, dan
ketersediaan obat sesuai jenisnya.
"Biasanya banyak dokter yang tidak memiliki
waktu untuk mengikuti seminar soal ini. Sibuk dengan pelayanan pasien. Dan yang
terpenting masih rancu, karena memang masih banyak kontroversi soal ini,"
tambahnya.
Dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada (FK-UGM), dr Lutfan Lazuardi, MD, MPH, Ph. D, mengatakan, pengetahuan
dokter yang tidak memahami SJSN dari 'showcard' yang diberikan pada saat tatap
muka. Dan dokter itu diberikan pertanyaan, seberapa paham Anda mengenai proses/alur
serta keseluruhan informasi Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (SJSN).
"Kalau para dokter itu menjawab paham, nanti
ada tim verifikasi yang menanyakan kembali oleh para dokter tersebut,"
katanya.
No comments:
Post a Comment