PT Jasa
Raharja (JR) cabang Kalimantan Tengah terus berupaya meningkatkan pelayanan
terhadap korban kecelakaan lalulintas dengan sistem jemput bola. Bahkan layanan
lebih cepat dari target waktu enam hari menjadi lima hari dari tanggal kecelakaan,
ahli waris sudah bisa menerima dana santunan kecelakaan dari JR.
Kepala
cabang (Kacab) JR Kalimantan Tengah (Kalteng) Tjatoer Mulya Atmadja mengatakan
jika semua persyaratan lengkap dari tanggal pengajuan kelaim, dari target 3 jam
dilayani tercapai hanya 1,5 jam sudah bisa dibereskan uang santunannya.
“Jemput
bola yang kami lakukan agar uang santunan benar-benar jatuh ke tangan yang
berwenang, sebab kerap kali banyak orang yang tidak bertanggung jawab kerap
kali memanfaatkannya,” ujarnya saat menerima kunjungan wartawan Jasa Raharja
Pusat di kantornya.
Diceritakannya,
target waktu layanan tahun 2012 terhitung sejak tanggal kecelakaan 7 hari dan
tahun 2013 ditingkatkan menjadi 6 hari namun justru terealisasi menjadi 5 hari
dari tanggal kecelakaan. “Kami selalu berkoordinasi dengan pihak Dirlantas
Polda Kalteng sehingga saat jam kecelakaan petugas kami yang hanya 30 orang ini
langsung terjun ke TKP dan mulai mendata,” kata Tjatoer.
KECELAKAAN MENURUN
Menurut
Tjatoer, kecepatan layanan santunan menjadi perhatian serius mengingat wilayah
Kalimantan Tengah tahun 2011, 2012 memiliki angka kecelakaan yang sangat
tinggi. Namun tahun 2013 menurun lantaran sosialisasi yang dilakukan pihaknya
bersama kepolisian baik melalui radio, televisi, sekolah-sekolah, spanduk, ke
kampus-kampus dan tokoh masyarakat berhasil menyadarkan tentang arti
keselamatan di jalan raya.
Hal itu
dapat terlihat dari pemberian uang santunan kepada korban kecelakaan angkutan
umum yang tahun 2011 mencapai Rp 11,1 miliar, tahun 2012 meningkat menjadi Rp
11,2 miliar namun tahun 2013 hingga April baru menyerahkan santunan sebesar Rp
3,9 miliar.
Direktur
Lalulintas Polda Kalimantan Tengah Kombes Pol Tomex Kurniawan yang ikut hadir
mengatakan di Kalimantan Tengah, kecelakaan di jalan raya semakin tinggi sejak
masyarakat beralih transportasinya dari kapal kelotok (sungai) ke darat roda
dua. “Tujuhpuluh lima persen kecelakaan disumbang oleh roda dua dan korbannya
usia produktif. ”Dulu ada sebelas sungai yang dilalui untuk transportasi masyarakat,
sekarang masyarakat memilih lewat jalur darat,” jelas Tomex kepada wartawan.
Mengenai
jumlah korban kecelakaan pertahun rata-rata 360 korban, khusunya banyak terjadi
pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu, sebab banyak anak muda yang kuliahnya di
kota Palangka Raya dan pulang kampungnya saat weekand menggunakan sepeda motor.
“
Iptu
dr. Budi Satria, Kasubdit Yanmaeddokpol Bhayangkara mengakui sejak rumah
sakitnya MoU dengan Jasa Raharja Kalteng, masyarakat korban kecelakaan
lalulintas lebih terjamin dan keluarga korban tidak perlu memikirkan mencari
utangan untuk biaya rumahs sakit. Sebab begitu korban masuk UGD, pihak rumah
sakit langsung menghubungi Jasa Raharja dalam waktu sejam petugas JR langsung
tiba dan memberikan jaminan.
“Banyak
masyarakat yang tidak tau kalau ada Asuransi Jasa Raharja yang bisa membiayai
korban kecelakaan. Dulu sebelum kerjasama, keluarga korban sibuk mencari uang
jaminan. Sekarang tidak lagi karena sudah dijamin dari Jasa Raharja dan
mendapat sepuluh juta. Kalau perawatannya lebih, keluarga pasien tinggal
menambahkannya saja,” jelas dr. Budi Satria.
No comments:
Post a Comment