Sunday, September 22, 2013

Dapat Santunan Rp 100 Juta, Istri Aipda Maulana Mau Buka Warung

Masing-masing ahli waris dari 3 polisi korban penembakan mendapatkan santunan Rp 100 juta dari PT Asabri. Rofiah, istri Aipda (Anumerta) Ahmad Maulana Endang akan memanfaatkan santunan itu sebaik-baiknya untuk keperluan ia dan anak-anaknya.

"Mungkin (digunakan-red) untuk buka usaha kecil-kecilan, buka warung untuk keperluan sehari-hari. Kita kan hanya ibu rumah tangga, tidak punya pekerjaan," kata Rofiah kepada wartawan, Jumat (13/9/2013).

Hal itu diungkapkan Rofiah usai menerima santunan dari PT Asabri dan Polri, di Balai Pertemuan Metro Jaya (BPMJ), Jalan Sudirman, Jakarta, pukul 08.00 WIB pagi tadi.

Utamanya, kata dia, santunan itu akan ia pergunakan untuk keperluan biaya pendidikan anak-anaknya yang masih kecil-kecil.

"Rencana ke depannya santunan yang diberikan Asabri ini untuk keperluan anak-anak, untuk sekolah sampai ke perguruan tinggi," kata Rofiah.

Maulana meninggalkan 3 orang anak hasil pernikahannya dengan Rofiah, masing-masing bernama Ahmad Aura Nurfadilah (13) yang masih duduk di bangku SMP kelas 2, Ahmad Zaki Fahrudin (7), kelas 6 SD dan bayi berusia 2 bulan bernama M Farhan Nur Ammar.

Sementara itu, ia berharap agar pelaku penembakan Maulana cepat tertangkap. "Kita kan cuma istri hanya bisa berdoa, yang bekerja kepolisian, biar cepat terungkap, dimudahkan lah," imbuhnya.
Bagi Rofiah, Maulana adalah seorang suami yang bertanggung jawab terhadap keluarga dan anak-anaknya. Ia merasa sangat kehilangan dan terpukul atas kematian suaminya yang meninggal secara tragis itu.

"Dia sosok bapak yang bertanggung jawab sama anak istri, orangnya diem tapi sangat tanggung jawab dengan keluarga dan pekerjaan," kenang Rofiah.

Ketika mendapatkan kabar bahwa suaminya tewas ditembak oleh orang tidak dikenal, Rofiah terkejut. Ia bahkan tidak pernah punya firasat akan kehilangan suaminya untuk selamanya.

"Tdk ada firasat, sebelum kejadian jam setengah sepuluh malam itu masih sms-an. Kata bapak "lagi dijalan, biasa mau cari tangkepan''. Bapak juga tanyain anak-anak apa sudah ngerjain PR ajau belum. Terus tanya si kecil juga," urainya.

Kematian suaminya itu bertepatan dengan 40 hari usia si bungsu. Sehari sebelum kematian suaminya, Rofiah tengah mempersiapkan segala keperluan untuk syukuran bayi mereka.

"Tidak tahunya meninggal. Akhirnya syukurannya kemarin, tanggal 8 September, setelah genap usianya 2 bulan," kata Rofiah.

Pernikahannya selama belasan tahun dengan almarhum Maulana, banyak kenangan yang membekas di benaknya. Terutama, ketika ia hamil 4 bulan anak ketiganya.

"Kenangan terakhir waktu 4 bulan hamil, saya berdua dirawat di rumah sakit sama almarhum, dirawat dua-duanya di rumah sakit bareng-bareng berdua. Kita memakaikan baju gantian," kenangnya lagi.

Rofiah juga masih mengingat betul setiap suaminya pulang dinas pukul 03.00 dini hari, ia selalu terbangun. Namun, kenangan tinggal kenangan.


"Biasa pulang pagi, jam 3 pagi. Pagi jam 3 itu biasa dengar buka pintu, lalu masukin motor, saya pasti bangun. Jam segitu kan sekalian solat, dia pulang. Sekarang nggak dengar lagi suara suami buka pintu. Sekarang kalau jam segitu suka bangun, pasti keingat malam-malam," pungkasnya. (news.detik.com)

No comments:

Post a Comment