Masing-masing
ahli waris dari 3 polisi korban penembakan mendapatkan santunan Rp 100 juta
dari PT Asabri. Rofiah, istri Aipda (Anumerta) Ahmad Maulana Endang akan
memanfaatkan santunan itu sebaik-baiknya untuk keperluan ia dan anak-anaknya.
"Mungkin
(digunakan-red) untuk buka usaha kecil-kecilan, buka warung untuk keperluan
sehari-hari. Kita kan hanya ibu rumah tangga, tidak punya pekerjaan," kata
Rofiah kepada wartawan, Jumat (13/9/2013).
Hal itu
diungkapkan Rofiah usai menerima santunan dari PT Asabri dan Polri, di Balai
Pertemuan Metro Jaya (BPMJ), Jalan Sudirman, Jakarta, pukul 08.00 WIB pagi
tadi.
Utamanya,
kata dia, santunan itu akan ia pergunakan untuk keperluan biaya pendidikan
anak-anaknya yang masih kecil-kecil.
"Rencana
ke depannya santunan yang diberikan Asabri ini untuk keperluan anak-anak, untuk
sekolah sampai ke perguruan tinggi," kata Rofiah.
Maulana
meninggalkan 3 orang anak hasil pernikahannya dengan Rofiah, masing-masing
bernama Ahmad Aura Nurfadilah (13) yang masih duduk di bangku SMP kelas 2,
Ahmad Zaki Fahrudin (7), kelas 6 SD dan bayi berusia 2 bulan bernama M Farhan
Nur Ammar.
Sementara
itu, ia berharap agar pelaku penembakan Maulana cepat tertangkap. "Kita
kan cuma istri hanya bisa berdoa, yang bekerja kepolisian, biar cepat
terungkap, dimudahkan lah," imbuhnya.
Bagi
Rofiah, Maulana adalah seorang suami yang bertanggung jawab terhadap keluarga
dan anak-anaknya. Ia merasa sangat kehilangan dan terpukul atas kematian
suaminya yang meninggal secara tragis itu.
"Dia
sosok bapak yang bertanggung jawab sama anak istri, orangnya diem tapi sangat
tanggung jawab dengan keluarga dan pekerjaan," kenang Rofiah.
Ketika
mendapatkan kabar bahwa suaminya tewas ditembak oleh orang tidak dikenal,
Rofiah terkejut. Ia bahkan tidak pernah punya firasat akan kehilangan suaminya
untuk selamanya.
"Tdk
ada firasat, sebelum kejadian jam setengah sepuluh malam itu masih sms-an. Kata
bapak "lagi dijalan, biasa mau cari tangkepan''. Bapak juga tanyain
anak-anak apa sudah ngerjain PR ajau belum. Terus tanya si kecil juga,"
urainya.
Kematian
suaminya itu bertepatan dengan 40 hari usia si bungsu. Sehari sebelum kematian
suaminya, Rofiah tengah mempersiapkan segala keperluan untuk syukuran bayi
mereka.
"Tidak
tahunya meninggal. Akhirnya syukurannya kemarin, tanggal 8 September, setelah
genap usianya 2 bulan," kata Rofiah.
Pernikahannya
selama belasan tahun dengan almarhum Maulana, banyak kenangan yang membekas di
benaknya. Terutama, ketika ia hamil 4 bulan anak ketiganya.
"Kenangan
terakhir waktu 4 bulan hamil, saya berdua dirawat di rumah sakit sama almarhum,
dirawat dua-duanya di rumah sakit bareng-bareng berdua. Kita memakaikan baju
gantian," kenangnya lagi.
Rofiah juga
masih mengingat betul setiap suaminya pulang dinas pukul 03.00 dini hari, ia
selalu terbangun. Namun, kenangan tinggal kenangan.
"Biasa
pulang pagi, jam 3 pagi. Pagi jam 3 itu biasa dengar buka pintu, lalu masukin
motor, saya pasti bangun. Jam segitu kan sekalian solat, dia pulang. Sekarang
nggak dengar lagi suara suami buka pintu. Sekarang kalau jam segitu suka
bangun, pasti keingat malam-malam," pungkasnya. (news.detik.com)
No comments:
Post a Comment