PT
Jamsostek (Persero) menyatakan akan tetap fokus memberi manfaat kepada peserta
setelah nanti bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan. Pasalnya, di beberapa negara-negara maju juga menerapkan hal
yang serupa.
"Jadi
Jamsostek meminta agar pemerintah mempertahankan skema pengelolaan investasi
yang berlaku saat ini, untuk tetap memberikan manfaat optimal bagi
peserta," ujar Dirut PT Jamsostek (Persero) Elvyn G Masassya dalam
keterangan tertulis di Denpasar, Bali, Selasa (17/9/2013).
Adapun
negara tersebut, seperti di Singapura dan Malaysia, bisa melakukan investasi
untuk menciptakan lapangan pekerjaan melalui sejumlah portofolio investasi.
"Kami berharap minimal tetap dapat melakukan investasi dalam penyertaan
saham, deposito, obligasi dan penyertaan langsung properti," ujarnya.
Selain
manfaat tersebut, dia berharap program Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta
(DPKP) yang selama ini ada di Jamsostek, tetap dipertahankan dan harus
dikembangkan. Hal itu juga untuk memberi tambahan manfaat kepada para peserta.
"Kan
tidak semua otomatis jadi peserta, makanya mereka harus diattract (diberi daya
tarik), sehingga mereka nantinya juga dapat uang muka perumahan, dan
lain-lain," ujar Elvyn.
Sementara
itu, Dirut PT Askes (Persero) Fahmi Idris mengatakan, pertemuan konsolidasi
antara Askes dengan Jamsostek dan pemangku kepentingan lainnya harus terus
ditingkatkan frekuensinya. Hal itu terkait implementasi Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) tinggal 3,5 bulan lagi dimana pelaksanaan SJSN 1 Januari 2014.
"Proses
persiapan kelembagaan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan bukanlah suatu
proses yang mudah karena membutuhkan komitmen, kesiapan dan upaya konkret dari
pemangku kepentingan," ujar Fachmi.
Keberadaan
BPJS, menurut Fachmi, untuk mendukung program negara dalam upaya memberikan
jaminan kesehatan bagi seluruh warga negara. "Kita sedang melakukan
transformasi pelayanan yang mencakup seluruh warga negara Indonesia,"
ujarnya. (economy.okezone.com)
No comments:
Post a Comment