·
Di
Tengah Gejolak Ekonomi
Di tengah krisis yang kembali datang
dan melumpuhkan perekonomian Indonesia, mengharuskan semua investor harus
menyadari peran penting asuransi sebelum berinvestasi, baik di sektor riil
maupun sektor finansial.
Tak ada
yang dapat menyangkal gejolak ekonomi yang tengah dilanda oleh Indonesia
beberapa bulan belakangan ini cukup menghawatirkan para pelaku ekonomi. Ya,
setelah beberapa kali mengalami krisis dalam perekonomian nasional, yakni tahun
1998 dan 2008, kini stabilitas ekonomi dalam negeri kembali terguncang lantaran
rupiah yang kian melemah.
Seperti
diketahui, fokus dunia saat ini sedang tertuju ke Negara-negara berkembang,
khususnya Indonesia, negara di Asia dengan defisit neraca berjalan terbesar dan
sangat tergantung pada modal asing untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam beberapa
bulan terakhir, mata uang Indonesia terjun bebas.
Tingginya
impor bahan baku dan pangan menjadi penyebab defisit transaksi berjalan dan
sudah berada pada taraf memprihatinkan. Defisit transaksi berjalan ini menekan
nilai tukar Rupiah. Pemerintah Indonesia melaporkan adanya pelebaran tajam
dalam defisit neraca berjalan yang terburuk sejak 1996 akibat penurunan nilai
ekspor komoditas. Inflasi pun melonjak karena kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) bersubsidi.
Akibatnya,
nilai tukar rupiah pun anjlok hingga menembus level Rp11 ribu bahkan mengarah
ke Rp12 ribu / dolar AS. Gonjang-ganjing nilai tukar rupiah ini diprediksi akan
terus berlanjut hingga 2016, seiring berkecamuknya perang ekonomi antara
Amerika dengan Rusia, Amerika dengan China, dan Amerika dengan Eropa.
Di balik
kabar negatif mengenai ekonomi di atas, untungnya masih ada berita positif
mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 2009-2013 yang mencapai
rata-rata 5,9% per tahun yang merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi.
Terkait
hal tersebut, asuransi memiliki arti yang penting dalam menyelamatkan dan
mendorong perekonomian. Pasalnya, tidak seperti lembaga keuangan lainnya yang
mendapat petaka kala krisis terjadi, perusahaan asuransi justru mendapat
"berkah". Dengan ketidakpastian perekonomian seperti saat ini justru
membuat kinerja asuransi semakin dinamis. Hal ini dikarenakan asuransi
merupakan bisnis resiko dan proteksi.
Ini
dapat dilihat dari keuntungan investasi yang diperoleh perusahaan asuransi.
Keuntungan ini diperoleh dari investasi premi yang diterima sampai mereka harus
membayar klaim. Uang ini disebut "float”. Penanggung bisa mendapatkan
keuntungan atau kerugian dari harga perubahan float dan juga suku bunga atau
deviden di float. Di Amerika Serikat, kehilangan properti dan kematian yang
tercatat oleh perusahaan asuransi adalah US$142,3 milyar dalam waktu lima tahun
yang berakhir pada 2003. Tetapi keuntungan total di periode yang sama adalah
US$68,4 milyar, sebagai hasil dari float.
Selain
perusahaan, asuransi juga memiliki keuntungan seperti terpenuhinya kebutuhan
untuk bisa menjaga kelangsungan hidup para investor di masa depan sebelum
memulai investasi. Perencana Keuangan Aidil Akbar mengatakan, di tengah gejolak
pasar Indonesia yang belum juga reda, seorang investor perlu memperhatikan
asuransi sebagai penjaga kehidupan di masa depan dan sebagai antisipasi jika
pasar sedang dalam keadaan merosot.
“Kita
lihat asuransi kita cukup nggak, asuransi kesehatan dan jiwa, baru kita
investasi. Nanti investasi bisa dipecah, jangka pendek, menengah, dan panjang.
Bisa ORI, logam mulia, tabungan, reksa dana, dan saham,” kata Aidil.
Ya,
dengan berasuransi berarti orang telah memproteksi nilai ekonomis dirinya dan
merencanakan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Orang tidak perlu
merasa khawatir yang berlebihan akan masa depan karena telah melakukan proteksi
terhadap kesehatan, jiwa, dan lain sebagainya.
Beberapa
nilai positif lainnya yang disandang asuransi adalah perannya dalam menciptakan
lapangan kerja, karena karyawan yang kehilangan pekerjaan pun dapat
mengandalkan perusahaan asuransi dengan menjadi agen. Hal ini akan membantu
mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
Tak
ayal, hal ini justru akan semakin memperbesar kepercayaan dan kesadaran
masyarakat akan pentingnya asuransi dimasa-masa sulit. Pembayaran klaim akan
menolong seseorang maupun perusahaan dari kerugian sehingga roda industri akan
terus berjalan sehingga meningkatkan perekonimian.
Terlepas
dari ada atau tidaknya krisis ekonomi, yang pasti asuransi membuat orang
menjadi lebih tenang, stabil dan sejahtera. Selama asuransi dikelola dengan
cara yang baik pembayaran klaim sebesar apapun tidak akan mempengaruhi
keuangannya. (www.neraca.co.id)
No comments:
Post a Comment