Pengalihan korporasi PT Askes
menjadi badan publik BPJS Kesehatan sedang digenjot. Baru dilantik Januari
lalu, tugas Fahmi Idris sudah menggunung: meracik sistem bantuan kesehatan bagi
rakyat kecil.
“Saya
melihat sejauh ini Pak Fahmi cukup baik. Dalam beberapa kali sidang, beliau
memaparkan rencana kerja yang jelas dan transparan. Kita tunggu saja bagaimana
nanti kinerjanya," demikian Poempida Hidayatullah, anggota Komisi IX DPR
RI menanggapi sosok Direktur Utama (Dirut) PT Askes (Persero) Fahmi Idris.
Poempida
menekankan perlunya nakhoda mumpuni buat PT Askes yang sedang mempersiapkan
diri dalam transformasi menjadi Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS). Bukan
apa-apa, sejak 1 Januari 2014, perusahaan pelat merah ini akan menjadi BPJS
Kesehatan yang memfasilitasi bantuan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu
sesuai UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS.
Fahmi Idris
sendiri menilai, proses peralihan itu tidaklah mudah. Sebab, banyak yang
diperhatikan, mulai dari data kepesertaan, perangkat pendukung, sampai
ketenagakerjaan. Begitu pula soal pengalihan aset, liability, dan kewajiban
korporasi. Tak heran, hampir saban hari lelaki kelahiran Palembang, 1 Februari 1968
itu, selalu rapat baik internal maupun eksternal. "Di rapat internal,
misalnya melakukan proses transformasi kultural maupun struktural. Untuk
eksternal, misalnya melakukan koordinasi dan komunikasi yang efektif dengan
lintas sektoral," sebut mantan Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
periode 2006–2009 ini.
Untungnya,
Fahmi bukanlah orang baru dalam terbentuknya BPJS. Dia merupakan anggota Dewan
Jaminan Sosial Nasional (DJSN) yang membidani lahirnya BPJS. Suami dari Rini
Purnamasari itu awalnya adalah tokoh ahli DJSN pada 2008. Kemudian, menjadi
Ketua Komisi Pengkajian dan Penelitian DJSN sejak 2012.
Selain itu,
track record selaku dokter membuatnya paham betul perkara kesehatan. Setelah
lulus Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) pada 1993 dia langsung
mempraktikkan ilmunya di daerah kecil Sumatera Selatan (Sumsel). Dua tahun
kemudian, ia menjabat Kepala Puskesmas Makarti Jaya, Sungsang di Sumsel.
Kemudian, lulusan terbaik pascasarjana program Ilmu Kesehatan Masyarakat UI
pada 1998 itu, selanjutnya menjadi pegawai negeri sipil sebagai staf pengajar
di Universitas Sriwijaya.
Nyaris Jadi
Wakil Menteri
Kecintaannya
terhadap bidang pendidikan serta perkembangan ilmu kedokteran membuat Fahmi
serius menelurkan pengetahuan kepada para mahasiswa. Alhasil, dirinya
mendapatkan penghargaan dosen berprestasi oleh Fakultas Kedokteran Unsri pada
2005. Ia juga meraih Life Achievement Award dari Ikatan Senat Mahasiswa
Kedokteran Indonesia pada 2008.
Anak
almarhum H. Ali Aga ini juga sempat santer ditawari jabatan wakil menteri
kesehatan (wamen) saat reshuffle 2011. Akan tetapi, batal lantaran alasan
seorang menjabat wamen harus pernah menjabat eselon 1A. Ini sesuai dengan UU
tentang Kementerian Negara dan Peraturan Presiden No 47/2009 tentang Organisasi
Kementerian.
Di sisi
lain, dirinya juga terlibat aktif dalam organisasi sosial maupun keagamaan.
Fahmi tercatat juga sebagai Ketua Majelis Pimpinan Pusat ICMI (2011–2016),
pengurus pusat Dewan Masjid Indonesia (2012–2017), dan Ketua Koordinator Panti
Asuhan/Majelis Taklim di bawah Yayasan HM Ali Agam (2006–saat ini).
Jumlah Usia Lanjut Meningkat pada
2025
Merujuk harapan,
Fahmi berharap mewujudkan jaminan kesehatan buat seluruh rakyat pada 2019.
"Saat ini saja, sekitar 63,13% dari 236 juta penduduk Indonesia yang bisa
menikmati skema asuransi kesehatan. Sisanya 36,87% masih perlu penanganan lebih
lanjut. Nah, dengan adanya BPJS Kesehatan melalui program jaminan kesehatan
nasional, kita berharap agar penduduk Indonesia dapat merasakan fasilitas
jaminan kesehatan secara merata, setidaknya di tahun 2019," tambah mantan
Koordinator Sekretaris Bersama 5 Organisasi Profesi Kesehatan (Ikatan Bidan
Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Persatuan
Dokter Gigi Indonesia, dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia) itu.
Fahmi
menambahkan, saat ini, jumlah orang miskin dan tidak mampu yang ditanggung pemerintah
melalui skema Jamkesmas meningkat dari 76,4 juta jiwa tahun 2012, menjadi 86,4
juta jiwa di 2013. Ditargetkan, jumlah ini akan bertambah menjadi 97,6 juta
jiwa atau berkisar 40% dari seluruh masyarakat Indonesia dengan tingkat
kesejahteraan terendah. "Kami terus melakukan peningkatan layanan kepada
masyarakat melalui program gotong royong untuk sehat," imbuhnya.
Ayah tiga
anak yang pernah menerima penghargaan Satyalancana Karya Satya X oleh Presiden
SBY pada 2010 itu menjelaskan, nantinya jumlah peserta BPJS Kesehatan tatkala
beroperasi sebanyak 121,4 juta orang. Jumlah itu berasal dari peserta Askes,
program JPK Jamsostek, Jamkesda, Jamkesmas, dan lainnya. "Hal yang perlu
diperhatikan pemerintah, salah satunya, jumlah penduduk lanjut usia di atas 60
tahun diperkirakan akan terus meningkat hingga 2025. Masalah ini tidak hanya
membayangi negara Indonesia saja, tapi juga menjadi masalah negara-negara lain
di dunia," ungkapnya. (http://www.sindoweekly-magz.com)
Lelaki yang
sudah mendapat pelatihan sekaligus pengkajian kesehatan di berbagai negara
seperti Filipina, Australia, hingga Jerman ini, lantas menggenjot peran besar
BPJS Kesehatan. Hal utama adalah soal penyerapan kartu Jamkesmas yang tahun
lalu baru mencapai 6.915.598 surat keabsahan peserta. Tentu saja, meningkatnya
jumlah peserta akan memaksa adanya penambahan armada tenaga kerja. "Untuk
verifikator independen yang ada selama ini akan direkrut menjadi pegawai BPJS
Kesehatan karena sudah punya pengalaman. Tentunya melalui mekanisme perekrutan
pegawai dan seleksi pegawai yang telah ditetapkan," jelas lulusan terbaik
predikat andalan peserta program pendidikan reguler Lemhannas RI XLV pada 2010
tersebut.
BIODATA
Nama : Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes.
Tempat dan tanggal lahir : Palembang, 1 Februari 1968
Istri : Dr. dr. Rini
Purnamasari, Sp. A.
Anak : Ridho Fachri M., Rizqy
Fachri M., dan Rifa Rahma A.
PEKERJAAN:
1997–sekarang : Dosen FK UNSRI
2007–2011 : Dewan Pengawas RS Moh. Husin
Palembang (BLU)
2008–sekarang : Dewan Komisaris PT Askes (Persero)
2009–2011 : Wakil Ketua Komite Audit PT
Askes (Persero)
2013–2018 : Dirut PT Askes (Persero)
PENDIDIKAN:
1986–1993 : Fakultas Kedokteran Unsri
1996–1998 : Magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Program Pascasarjana UI
1998–2003 : Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat
UI
No comments:
Post a Comment