Kesehatan dan keselamatan kerja
cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi yang
memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat
tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu.
Perkembangan
perindustrian dan perekonomian Indonesia secara bersamaan turut memberikan
lahan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Tetapi banyaknya serapan tenaga
kerja di Indonesia masih belum dibarengi dengan kepedulian akan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
Akibatnya
tragedi kecelakaaan kerja sering terjadi. Setiap tahun tercatat lebih dari
99.000 kasus kecelakaan kerja, 70% diantaranya berakibat kematian atau cacat
seumur hidup. Hal ini berarti puluhan ribu keluarga kehilangan sumber nafkah,
dan anak-anak kehilangan kasih sayang dari figur orangtua yang meninggal di
tempat kerja.
Kesehatandan
keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun
lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen,
dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Data
International Labour Organization (ILO) menunjukkan, setiap tahun jumlah
kerugian akibat kecelakaan kerja mencapai
4% dari kurang lebih 7000 triliun Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
Indonesia atau sebanyak Rp280 triliun. Namun penanganan aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), kesadaran maupun perilaku terhadap K3 masih sangat lemah.
Menyadari
hal tersebut, Dewan K3 Nasional (DK3N) merasa terpanggil untuk dapat lebih
mensosialisasikan K3 kepada masyarakat luas, yaitu dengan menjadikan K3 ini
sebagai sebuah gaya hidup. “Kesehatan dan Keselamatan Kerja tidak hanya penting
untuk diterapkan di tempat kerja yang memiliki faktor risiko tinggi seperti
pertambangan, konstruksi dan lain-lain tetapi juga harus diterapkan di seluruh
sektor industri bahkan di lingkungan rumah tinggal,” ujar Ketua Dewan K3
Nasional Waluyo.
Ia
menambahkan bahwa dengan mempraktikkan K3 di manapun, akan terjadi peningkatan
kualitas dan kinerja seseorang baik sebagai pekerja maupun sebagai individu.
Sedangkan,
saat membuka acara K3 Expo dan Konferensi APOSHO (Asia Pacific Occupational
Safety and Health Organization), Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Muhaimin Iskandar, menyatakan bahwa, “Tujuan APOSHO antara lain
meningkatkan kerjasama dan kemampuan dalam pelatihan dan penelitian, pertukaran
informasi, berbagi pengalaman dalam keahlian, dan harmonisasi standar dan
pedoman keselamatan dan kesehatan kerja, yang akan meminimalkan hambatan teknis
di antara negara anggota APOSHO,” tuturnya.
Oleh karena
itu, Muhaimin berharap pertemuan dan konferensi tahunan ini akan berhasil dan
bermanfaat untuk berkontribusi dan meningkatkan kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja di Wilayah Asia Pasifik.
K3 Expo dan
Konferensi APOSHO (Asia Pacific Occupational Safety and Health Organization)
adalah rangkaian upaya untuk meningkatkan penanganan aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) serta kesadaran dan perilaku masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari di berbagai aspek.
Konferensi
APOSHO merupakan acara tahunan bagi kalangan profesional K3 dari seluruh Asia
Pasifik berkumpul. Dan tahun ini, Indonesia dipercaya untuk menjadi tuan rumah
perhelatan bertaraf internasional ini. The 28th APOSHO Conference, Seminar,
& Expo 2013 akan berlangsung di Jakarta International Expo (JIExpo)
Kemayoran, Jakarta pada tanggal 9 – 12 Oktober 2013 kemarin.
Edukasi K3
Sementara
itu, Fahmi Munsah, direktur PT Sinergi Solution Indonesia mengungkapkan, perusahaannya yang bergerak di bidang
konsultan merupakan salah satu yang sangat peduli dengan keselamatan K3,
edukasi yang diberikan perusahaan ini membuat kesadaran bagi perusahaan yang
belum mengetahui mengetai keselamatan K3. "Kami sangat fokus mengenai K3,
kami memberikan pengarahan pada perusahaan agar lebih mengutamakan keselamatan
para pekerja," kata Fahmi.
Ia
mengatakan, sejauh ini standar
keselamatan pekerja pada perusahaan-perusahaan sangat standar sekali, maka dari
itu edukasi yang kami berikan membuat kesadaran untuk perusahaan agar lebih
memperhatikan keselamatan pekerja. Dia sangat berharap keselamatan pekerja di
Indonesia terus diperhatikan, karena dampak yang timbul bagi kesehatan itu
dalam waktu yang lama, tidak berdampak langsung, seperti pencahayaan, udara.
“Ini kan tidak akan berdampak langsung bagi kesehatan prosesnya akan lama yang
akan menimbulakan bagi kesehatan,” tuturnya.
(www.neraca.co.id)
No comments:
Post a Comment