Friday, December 27, 2013

menabung di kala muda, nyantai di hari tua



Ada mahasiswa abadi, tapi tidak ada karyawan abadi di kantor. Di usia sekitar 55 tahun-60 tahun, karyawan harus segera pensiun dan menikmati hari tua. Lebih dari sekadar menikmati masa tua, masa pensiun adalah saat menikmati buah usaha yang telah kita lakukan kala usia masih produktif. Memang, bagi Anda yang saat ini berusia 20-an tahun, pensiun bisa jadi belum terbayang. Anda yang berusia 30 hingga 40 tahun, karier dan upaya mengejar posisi di perusahaan masih menjadi fokus utama.

Tapi, bagi Anda yang sudah berusia 50 tahun, pensiun sudah di depan mata. Dan, jangan lupa bahwa adanya perubahan aturan perusahaan dan berubahnya aturan pemerintah bisa membuat rencana pensiun Anda berantakan. Bisa saja Anda merasa janggal karena perolehan Anda jauh lebih kecil.

Hingga saat ini dana pensiun baru menjangkau sekitar 2 juta peserta atau 4% angkatan kerja saja. Mungil, ya. Artinya, masa tua untuk 96% angkatan kerja lainnya masih riskan.

Eko Endarto, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan, mengingatkan bahwa lama masa bekerja dengan masa pensiun hampir sama. Bedanya, pada masa bekerja masih bisa menghasilkan uang, sementara di masa pensiun hanya bisa menghabiskan uang. “Karenanya, sejak sekarang harus sudah memikirkan masa pensiun,”katanya.

Taruh kata, Anda mulai bekerja di usia 25 tahun dan bakal pensiun di usia 55 tahun. Artinya, Anda memiliki masa produktif selama 30 tahun. “Anda bisa memilih produk yang memberikan hasil tinggi dengan risiko yang tinggi juga,”kata Eko. Lantaran usia produktifnya cukup lama, maka risiko yang tinggi itu masih bisa ditoleransi. Toh, meski naik turun, investasi ini tak pernah anjlok sangat drastis. Tapi tentu saja, risiko itu tetap harus terukur. Seperti memilih manajer investasi yang baik dan saham-saham yang terdaftar di bursa.

Kalau Anda adalah pegawai negeri sipil (PNS), Anda wajib membayar iuran pensiun tiap bulan. Selanjutnya, pemerintah bakal membayar pensiun Anda saban bulan.

Bagaimana kalau Anda karyawan swasta? Ketika pensiun, mungkin hanya akan dapat pesangon dari kantor sebagai bentuk penghargaan. Beruntunglah bila kantor tempat Anda bekerja mengikutsertakan Anda dalam program pensiun. Kalau tidak? Melihat seperti ini, Anda bisa merencanakan program pensiun sendiri. Di Indonesia ada sekitar 26 lembaga keuangan yang menawarkan program pensiun. Anda bisa memilih salah satunya. Penyelenggaraan program pensiun di Indonesia dikenal dengan dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) atau dana pensiun pemberi kerja (DPPK).

DPPK adalah sebuah lembaga buatan sebuah perusahaan guna mengelola dana pensiun para pekerjanya. Sedang DPLK merupakan sebuah badan yang bisa didirikan lembaga keuangan semacam bank atau perusahaan asuransi.

Salah satu keuntungan DPPK maupun DPLK adalah memberikan rasa aman pada pegawai akan hari tuanya secara hukum. Menga-pa? Karena keduanya dilindungi dengan undang-undang. DPPK dan DPLK juga memberikan manfaat jaminan secara finansial kepada para pegawai di masa pensiun mereka. Besar atau kecil manfaat pensiun, itu sangat relatif.

Iuran pensiun yang Anda bayarkan bakal berkembang biak karena di tangan lembaga pengelola dana pensiun, iuran tersebut bakal diinvestasikan pada instrumen yang menguntungkan. Nah, hasil atau manfaat dari investasi ini nanti akan diakumulasikan dalam dana pensiun Anda.

Asal tahu saja, saat ini dana kelolaan DPPK sudah mencapai Rp 80 triliun dari 297 DPPK. Sementara itu, dana kelolaan DPLK sepersepuluhnya, yaitu Rp 8 triliun dari 26 perusahaan. Meski jumlah pengelola dana pensiun ini kian menciut, toh aset kelolaannya meningkat sekitar 20% per tahun. DPPK mengelola program pensiun manfaat pasti. Dalam pro-gram ini, manfaatnya ditentukan terlebih dulu, baru diperhitungkan besar iuran yang mesti Anda bayarkan sebagai peserta.

Dengan pola ini, Anda bisa menghitung besarnya manfaat pensiun. Kelemahannya, karena penyelenggaranya adalah pemberi kerja, besarnya manfaat program pensiun ini tergantung dari masa kerja dan faktor penghargaan dari pemberi kerja.Lain dengan skema yang dianut DPLK. Nasabah membayar iuran pasti. Dalam program ini, besaran iuran ditentukan terlebih dulu, baru dihitung manfaatnya.

Besarnya manfaat ditentukan oleh akumulasi iuran dan hasil pengembangan atau investasinya. Kelebihan dari program iuran pasti ini adalah nilai hak peserta setiap saat mudah ditetapkan.

Allianz adalah salah satu pengelola DPLK. Menurut catatan Jens Reisch, Presiden Direktur Allianz Life Indonesia, pihaknya mengelola aset sekitar Rp 300 miliar dari 70 perusahaan. Meski terbilang kecil, namun pertumbuhannya sekitar 30% per tahun. AIG Life tak ingin kalah dari Allianz. Sedikit lebih gendut ketimbang Allianz, AIG mengelola aset DPLK sebesar Rp 500 miliar dengan pertumbuhan 20% per tahun.

Sekarang ambil kalkulator Anda dan coba hitung manfaat di masa pensiun Anda. Kalau ternyata belum cukup menanggung masa pensiun, “Anda bisa memakai yang lain, misalnya, membeli produk dari perusahaan asuransi,”kata Eko.

Ada asuransi, ada juga dana pensiun bank

Cukup banyak perusahaan asuransi membikin produk dana pensiun. AIG Life, misalnya. Perusahaan asuransi ini juga punya SevPay, SevPay Plus, serta Dana Pesangon. Produk dana pesangon kita itu bentuknya full fund. Artinya, dana yang diinvestasikan di tempatnya bekerja itu tidak dialokasikan ke masing-masing orang, tapi menjadi satu untuk satu peru-sahaan.

Contohnya, PT Maju Makmur menyertakan 200 karyawannya dengan premi sebesar Rp 50 juta sebulan. Maka, uang itu tidak dialokasikan ke si A, si B, si C, tapi untuk 200 karyawan yang ada. Sehingga, nantinya karyawan yang keluar dari perusahaan itu diambilkan dana dari situ.

Manulife juga punya Manulife Karyawan Sejahtera Plus dan Manulife Program Pesangon Plus. Manulife Karyawan Sejahtera ini mirip dengan pensiun, yaitu tiap karyawan memiliki rekening masing-masing. Dus, jika terjadi sesuatu bakal ditanggung dari rekening tersebut.

Sedangkan untuk Manulife Program Pesangon, menggunakan pola full fund. Manulife sendiri memberikan asuransi kecelakaan dalam produk ini. Misalnya kalau Anda meninggal karena kecelakaan, maka Anda akan mendapatkan manfaat tambahan.

Pekan ini Allianz Life bergandengan dengan Bank Danamon meluncurkan RencanaKU Syariah. Produk bancassurance dengan prinsip syariah yang memberikan manfaat investasi dan perlindungan bagi nasabah pada masa pensiun.

Sebenarnya, ini bukan produk anyar. RencanaKU Syariah adalah pengembangan dari RencanaKU konvensional tahun lalu yang juga produk kolaborasi keduanya. Produk ini memberikan proteksi jiwa dan penyakit kritis dengan premi minimal Rp 500.000.

“Produk itu untuk siapa saja yang ingin mempersiapkan dana pensiun berdasarkan prinsip syariah,”kata Reisch. Dari produk RencanaKU Syariah ini, Anda bisa memilih paket Aktif, Progresif, atau Eksekutif.

Sebagai gambaran saja, Made yang berusia 30 tahun, menyetor Rp 1 juta setiap bulan untuk masa pembayaran 10 tahun. Ia akan mendapatkan manfaat pensiun saat usia 60 tahun-70 tahun Rp 100 juta per tahun dengan tingkat hasil investasi 12%. Ada bonus di usia 60 tahun sebesar Rp 1,5 miliar dan di usia 75 tahun sebanyak Rp 4,8 miliar.Allianz Life berharap bisa meraup premi sebesar Rp 10 miliar dari produk ini. Sementara itu, penambahan pemegang polisnya menggemuk jadi 3.000 orang.

BNI Life punya asuransi kumpulan untuk masa pensiun, yaitu Pension Plan. Produk ini merupakan perencanaan pensiun karyawan dengan pola asuransi dan sesuai keinginan perusahaan (tailor made). Bentuk perencanaan pensiun dapat berupa manfaat pasti, seperti Tunjangan Hari Tua Karyawan dan Executive atau BLife Saving Plan yang memberikan kontribusi investasi lebih dari bunga pasar. “Perusahaan yang enggak mau pusing-pusing, ambil Saving Plan,”kata Azwir Arifin, Direktur Teknik dan Operasional BNI Life.

Bringin Life punya produk un tuk para pensiunan yang bernama Program Kesehatan Pensiun (Prospens). Produk ini memungkinkan Anda mendapat jaminan perawatan di rumahsakit sejak pensiun sampai seumur hidup. Bahkan, besarnya santunan atau manfaat asuransi ini akan meningkat sebesar 10% setiap tahun.

Produk lain yang tak kalah menarik berasal dari Citibank yang bergandengan dengan PT Sun Life Financial Indonesia. Keduanya menggelontorkan produk jaminan hari tua (JHT) plus asuransi jiwa yang bertajuk Golden in Safe. Jadi, kartu kredit Citibank bermanfaat juga untuk merancang program pensiun.

Anda bisa memilih empat target nilai dana hari tua Anda; yaitu: Rp 25 juta, Rp 50 juta, Rp 75 juta, dan Rp 100 juta. Enaknya, total dana yang Anda peroleh ternyata jauh lebih besar dari target tersebut. Kok, bisa?

Pada saat memasuki usia pensiun, Anda akan memperoleh uang tunai sebesar 100% dari target dana tersebut. Mulai usia 56 tahun sampai 69 tahun, Anda juga akan memperoleh manfaat uang tunai tahunan. Besarnya 10% dari target dana Anda. Dus, kalau target dana Anda Rp 50 juta, saban tahun Anda akan memperoleh Rp 5 juta selama periode tersebut.

Anda juga bisa mencoba tabungan pensiun. Misalnya, BNI Simponi. Skemanya mirip dengan tabungan biasa. Jadi, Anda menyetor dana secara bulanan, minimal Rp 50.000. Tapi, bedanya dengan tabungan, Simponi memberikan hasil lebih besar. Keunggulan lain, Anda bisa mendapat dana bila pensiun Anda dipercepat. Setiap peserta Simpon terkena fee administrasi Rp 12.000 per tahun dan fee pengelolaan sebesar 0,75% dari total dana.

Jangan sampai telat menyiapkan pensiun

Eko berharap, Anda memiliki komitmen yang kuat untuk menyiapkan masa tua. Selain itu, mumpung masih produktif, juga mampu menyisihkan dana untuk pensiun. “Banyak orang baru sadar masa pensiun ini saat menjelang pensiun,”keluhnya. Jadi, ia menyarankan, kini harus mulai menyusun strategi.

M. Ikhsan, perencana keuangan Prime Planner, mengingatkan masa pensiun adalah masa yang tidak sama dengan masa kerja. Dus, Anda harus menyiapkannya sejak sedini mungkin. Meski sudah punya DPPK atau DPLK Anda tetap harus cermat. “Hitung kembali saat ini, dan Anda harus menghitung berapa yang akan Anda dapat dan berapa yang Anda inginkan,”katanya. Produk asuransi hari tua atau produk bank apa pun yang dipilih, investasinya harus dapat memberikan pertumbuhan.

Menurut S. Budisuharto, Ketua Asosiasi Perencana Keuangan Indonesia, sebagian orang Indonesia masih menggantungkan nasib masa tua pada anak-anaknya yang diharapkan akan “menjadi orang”. “La, kalau anaknya itu ternyata mbambung atau bandel?”cetus Budi yang juga Wakil Presiden Direktur AIG Life itu.

Untuk itu, ia menyarankan agar Anda menabung, apa pun bentuk tabungan itu. Lagi pula, tidak semua perusahaan memberikan dana pensiun untuk karyawannya. Jadi, Anda juga harus berjaga-jaga.

Eko Nugroho, seorang pengamat asuransi, juga mengingatkan agar dalam penghitungan tetap mempertimbangkan inflasi sebesar 8%-10%. Sedangkan untuk alokasi anggaran yang disisihkan untuk membeli produk hari tua ini, “Besarannya 10%, karena Anda juga tetap membutuhkan dana untuk hidup saat ini,”katanya.

Nah, mulai sekarang, mulailah mempertimbangkan investasi di hari tua. Bukan cuma mengatur keuangan, tetapi juga mengubah pola hidup. “Agar masa tua kita tetap hidup layak,”kata Azwir.Anda setuju, kan?

+++++
Bagaimana kalau Telat Merencanakan Pensiun?

Bagi Anda yang masih berusia produktif, para perencana keuangan sangat menyarankan untuk merencanakan masa pensiun sesegera mungkin. Tapi, bagaimana kalau telat merancang pensiun? Taruh kata, dalam hitungan kurang dari lima tahun, Anda harus menanggalkan seragam perusahaan Anda. Tedy Fardiansyah Idris, Direktur Program MM Manajemen Risiko Perbanas, pernah menjelaskan adanya formula untuk mengatasi penyesalan akibat tak sempat merancang pensiun.

Tindakan penyelamatan adalah menghitung kembali dana untuk hidup nyaman saat pensiun. Jadi, Anda cukup menulis: saya membutuhkan dana Rp 20 juta per bulan untuk memenuhi segala kebutuhan selama saya pensiun. Hanya, jangan lupa untuk tetap realistis.

Selain itu, Anda juga wajib mengecek kembali apakah ada sumber dana lain selain tabungan. Umpamanya dana pensiun, asuransi jiwa, atau sumber lain. Dari sini akan ketahuan apakah sumber dana ini mampu memenuhi kebutuhan Anda selama pensiun.

Dalam kondisi seperti ini, tak ada salahnya juga Anda sedikit menahan diri. Misalnya saja, jika selama ini Anda tinggal di lokasi dengan ongkos hidup yang cukup tinggi, mungkin bisa dipertimbangkan kembali untuk pindah ke lokasi yang lebih ramah dengan kantong Anda; sehingga saldo di tabungan bisa lebih terdongkrak.

Tedy mengingatkan, sebaiknya Anda jangan terlalu konservatif. Meski sudah nyaris pensiun, Anda masih punya kesempatan untuk menggelembungkan brankas. Anda masih bisa berinvestasi agar uang Anda bisa berbiak lebih cepat daripada hanya tidur di tabungan atau deposito. Saat ini banyak instrumen investasi yang bisa digunakan untuk menyiapkan dana pensiun, misalnya reksadana, obligasi, juga saham.

Anda masih punya utang? Jangan lupa segera lunasi sebelum batas jatuh tempo. Misalnya saja utang kartu kredit. Anda bisa memindahkan tagihan Anda (transfer balance) ke kartu kredit yang tidak mengenakan biaya tahunan. Jelas, ini sebuah penghematan tersendiri. Utang-utang lain seperti cicilan perangkat elektronik atau kendaraan lebih baik segera kurangi, dan lunasi jika memang memungkinkan. (kancutmerah.wordpress.com)

No comments:

Post a Comment