Ada
mahasiswa abadi, tapi tidak ada karyawan abadi di kantor. Di usia sekitar 55
tahun-60 tahun, karyawan harus segera pensiun dan menikmati hari tua. Lebih
dari sekadar menikmati masa tua, masa pensiun adalah saat menikmati buah usaha
yang telah kita lakukan kala usia masih produktif. Memang, bagi Anda yang saat
ini berusia 20-an tahun, pensiun bisa jadi belum terbayang. Anda yang berusia
30 hingga 40 tahun, karier dan upaya mengejar posisi di perusahaan masih
menjadi fokus utama.
Tapi, bagi
Anda yang sudah berusia 50 tahun, pensiun sudah di depan mata. Dan, jangan lupa
bahwa adanya perubahan aturan perusahaan dan berubahnya aturan pemerintah bisa
membuat rencana pensiun Anda berantakan. Bisa saja Anda merasa janggal karena
perolehan Anda jauh lebih kecil.
Hingga saat
ini dana pensiun baru menjangkau sekitar 2 juta peserta atau 4% angkatan kerja
saja. Mungil, ya. Artinya, masa tua untuk 96% angkatan kerja lainnya masih
riskan.
Eko
Endarto, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan, mengingatkan bahwa lama
masa bekerja dengan masa pensiun hampir sama. Bedanya, pada masa bekerja masih
bisa menghasilkan uang, sementara di masa pensiun hanya bisa menghabiskan uang.
“Karenanya, sejak sekarang harus sudah memikirkan masa pensiun,”katanya.
Taruh kata,
Anda mulai bekerja di usia 25 tahun dan bakal pensiun di usia 55 tahun.
Artinya, Anda memiliki masa produktif selama 30 tahun. “Anda bisa memilih
produk yang memberikan hasil tinggi dengan risiko yang tinggi juga,”kata Eko.
Lantaran usia produktifnya cukup lama, maka risiko yang tinggi itu masih bisa
ditoleransi. Toh, meski naik turun, investasi ini tak pernah anjlok sangat
drastis. Tapi tentu saja, risiko itu tetap harus terukur. Seperti memilih
manajer investasi yang baik dan saham-saham yang terdaftar di bursa.
Kalau Anda
adalah pegawai negeri sipil (PNS), Anda wajib membayar iuran pensiun tiap
bulan. Selanjutnya, pemerintah bakal membayar pensiun Anda saban bulan.
Bagaimana
kalau Anda karyawan swasta? Ketika pensiun, mungkin hanya akan dapat pesangon
dari kantor sebagai bentuk penghargaan. Beruntunglah bila kantor tempat Anda
bekerja mengikutsertakan Anda dalam program pensiun. Kalau tidak? Melihat
seperti ini, Anda bisa merencanakan program pensiun sendiri. Di Indonesia ada
sekitar 26 lembaga keuangan yang menawarkan program pensiun. Anda bisa memilih
salah satunya. Penyelenggaraan program pensiun di Indonesia dikenal dengan dana
pensiun lembaga keuangan (DPLK) atau dana pensiun pemberi kerja (DPPK).
DPPK adalah
sebuah lembaga buatan sebuah perusahaan guna mengelola dana pensiun para
pekerjanya. Sedang DPLK merupakan sebuah badan yang bisa didirikan lembaga
keuangan semacam bank atau perusahaan asuransi.
Salah satu
keuntungan DPPK maupun DPLK adalah memberikan rasa aman pada pegawai akan hari
tuanya secara hukum. Menga-pa? Karena keduanya dilindungi dengan undang-undang.
DPPK dan DPLK juga memberikan manfaat jaminan secara finansial kepada para
pegawai di masa pensiun mereka. Besar atau kecil manfaat pensiun, itu sangat
relatif.
Iuran
pensiun yang Anda bayarkan bakal berkembang biak karena di tangan lembaga
pengelola dana pensiun, iuran tersebut bakal diinvestasikan pada instrumen yang
menguntungkan. Nah, hasil atau manfaat dari investasi ini nanti akan
diakumulasikan dalam dana pensiun Anda.
Asal tahu
saja, saat ini dana kelolaan DPPK sudah mencapai Rp 80 triliun dari 297 DPPK.
Sementara itu, dana kelolaan DPLK sepersepuluhnya, yaitu Rp 8 triliun dari 26 perusahaan.
Meski jumlah pengelola dana pensiun ini kian menciut, toh aset kelolaannya
meningkat sekitar 20% per tahun. DPPK mengelola program pensiun manfaat pasti.
Dalam pro-gram ini, manfaatnya ditentukan terlebih dulu, baru diperhitungkan
besar iuran yang mesti Anda bayarkan sebagai peserta.
Dengan pola
ini, Anda bisa menghitung besarnya manfaat pensiun. Kelemahannya, karena
penyelenggaranya adalah pemberi kerja, besarnya manfaat program pensiun ini
tergantung dari masa kerja dan faktor penghargaan dari pemberi kerja.Lain
dengan skema yang dianut DPLK. Nasabah membayar iuran pasti. Dalam program ini,
besaran iuran ditentukan terlebih dulu, baru dihitung manfaatnya.
Besarnya
manfaat ditentukan oleh akumulasi iuran dan hasil pengembangan atau investasinya.
Kelebihan dari program iuran pasti ini adalah nilai hak peserta setiap saat
mudah ditetapkan.
Allianz
adalah salah satu pengelola DPLK. Menurut catatan Jens Reisch, Presiden
Direktur Allianz Life Indonesia, pihaknya mengelola aset sekitar Rp 300 miliar
dari 70 perusahaan. Meski terbilang kecil, namun pertumbuhannya sekitar 30% per
tahun. AIG Life tak ingin kalah dari Allianz. Sedikit lebih gendut ketimbang
Allianz, AIG mengelola aset DPLK sebesar Rp 500 miliar dengan pertumbuhan 20%
per tahun.
Sekarang
ambil kalkulator Anda dan coba hitung manfaat di masa pensiun Anda. Kalau
ternyata belum cukup menanggung masa pensiun, “Anda bisa memakai yang lain,
misalnya, membeli produk dari perusahaan asuransi,”kata Eko.
Ada asuransi, ada juga dana pensiun
bank
Cukup
banyak perusahaan asuransi membikin produk dana pensiun. AIG Life, misalnya.
Perusahaan asuransi ini juga punya SevPay, SevPay Plus, serta Dana Pesangon.
Produk dana pesangon kita itu bentuknya full fund. Artinya, dana yang
diinvestasikan di tempatnya bekerja itu tidak dialokasikan ke masing-masing
orang, tapi menjadi satu untuk satu peru-sahaan.
Contohnya,
PT Maju Makmur menyertakan 200 karyawannya dengan premi sebesar Rp 50 juta
sebulan. Maka, uang itu tidak dialokasikan ke si A, si B, si C, tapi untuk 200
karyawan yang ada. Sehingga, nantinya karyawan yang keluar dari perusahaan itu
diambilkan dana dari situ.
Manulife
juga punya Manulife Karyawan Sejahtera Plus dan Manulife Program Pesangon Plus.
Manulife Karyawan Sejahtera ini mirip dengan pensiun, yaitu tiap karyawan
memiliki rekening masing-masing. Dus, jika terjadi sesuatu bakal ditanggung
dari rekening tersebut.
Sedangkan
untuk Manulife Program Pesangon, menggunakan pola full fund. Manulife sendiri
memberikan asuransi kecelakaan dalam produk ini. Misalnya kalau Anda meninggal
karena kecelakaan, maka Anda akan mendapatkan manfaat tambahan.
Pekan ini
Allianz Life bergandengan dengan Bank Danamon meluncurkan RencanaKU Syariah.
Produk bancassurance dengan prinsip syariah yang memberikan manfaat investasi
dan perlindungan bagi nasabah pada masa pensiun.
Sebenarnya,
ini bukan produk anyar. RencanaKU Syariah adalah pengembangan dari RencanaKU
konvensional tahun lalu yang juga produk kolaborasi keduanya. Produk ini
memberikan proteksi jiwa dan penyakit kritis dengan premi minimal Rp 500.000.
“Produk itu
untuk siapa saja yang ingin mempersiapkan dana pensiun berdasarkan prinsip
syariah,”kata Reisch. Dari produk RencanaKU Syariah ini, Anda bisa memilih
paket Aktif, Progresif, atau Eksekutif.
Sebagai
gambaran saja, Made yang berusia 30 tahun, menyetor Rp 1 juta setiap bulan
untuk masa pembayaran 10 tahun. Ia akan mendapatkan manfaat pensiun saat usia
60 tahun-70 tahun Rp 100 juta per tahun dengan tingkat hasil investasi 12%. Ada
bonus di usia 60 tahun sebesar Rp 1,5 miliar dan di usia 75 tahun sebanyak Rp
4,8 miliar.Allianz Life berharap bisa meraup premi sebesar Rp 10 miliar dari
produk ini. Sementara itu, penambahan pemegang polisnya menggemuk jadi 3.000
orang.
BNI Life
punya asuransi kumpulan untuk masa pensiun, yaitu Pension Plan. Produk ini
merupakan perencanaan pensiun karyawan dengan pola asuransi dan sesuai
keinginan perusahaan (tailor made). Bentuk perencanaan pensiun dapat berupa
manfaat pasti, seperti Tunjangan Hari Tua Karyawan dan Executive atau BLife
Saving Plan yang memberikan kontribusi investasi lebih dari bunga pasar.
“Perusahaan yang enggak mau pusing-pusing, ambil Saving Plan,”kata Azwir
Arifin, Direktur Teknik dan Operasional BNI Life.
Bringin
Life punya produk un tuk para pensiunan yang bernama Program Kesehatan Pensiun
(Prospens). Produk ini memungkinkan Anda mendapat jaminan perawatan di
rumahsakit sejak pensiun sampai seumur hidup. Bahkan, besarnya santunan atau
manfaat asuransi ini akan meningkat sebesar 10% setiap tahun.
Produk lain
yang tak kalah menarik berasal dari Citibank yang bergandengan dengan PT Sun
Life Financial Indonesia. Keduanya menggelontorkan produk jaminan hari tua
(JHT) plus asuransi jiwa yang bertajuk Golden in Safe. Jadi, kartu kredit
Citibank bermanfaat juga untuk merancang program pensiun.
Anda bisa
memilih empat target nilai dana hari tua Anda; yaitu: Rp 25 juta, Rp 50 juta,
Rp 75 juta, dan Rp 100 juta. Enaknya, total dana yang Anda peroleh ternyata
jauh lebih besar dari target tersebut. Kok, bisa?
Pada saat
memasuki usia pensiun, Anda akan memperoleh uang tunai sebesar 100% dari target
dana tersebut. Mulai usia 56 tahun sampai 69 tahun, Anda juga akan memperoleh
manfaat uang tunai tahunan. Besarnya 10% dari target dana Anda. Dus, kalau
target dana Anda Rp 50 juta, saban tahun Anda akan memperoleh Rp 5 juta selama
periode tersebut.
Anda juga
bisa mencoba tabungan pensiun. Misalnya, BNI Simponi. Skemanya mirip dengan
tabungan biasa. Jadi, Anda menyetor dana secara bulanan, minimal Rp 50.000.
Tapi, bedanya dengan tabungan, Simponi memberikan hasil lebih besar. Keunggulan
lain, Anda bisa mendapat dana bila pensiun Anda dipercepat. Setiap peserta
Simpon terkena fee administrasi Rp 12.000 per tahun dan fee pengelolaan sebesar
0,75% dari total dana.
Jangan sampai telat menyiapkan
pensiun
Eko
berharap, Anda memiliki komitmen yang kuat untuk menyiapkan masa tua. Selain
itu, mumpung masih produktif, juga mampu menyisihkan dana untuk pensiun.
“Banyak orang baru sadar masa pensiun ini saat menjelang pensiun,”keluhnya.
Jadi, ia menyarankan, kini harus mulai menyusun strategi.
M. Ikhsan,
perencana keuangan Prime Planner, mengingatkan masa pensiun adalah masa yang
tidak sama dengan masa kerja. Dus, Anda harus menyiapkannya sejak sedini
mungkin. Meski sudah punya DPPK atau DPLK Anda tetap harus cermat. “Hitung
kembali saat ini, dan Anda harus menghitung berapa yang akan Anda dapat dan
berapa yang Anda inginkan,”katanya. Produk asuransi hari tua atau produk bank
apa pun yang dipilih, investasinya harus dapat memberikan pertumbuhan.
Menurut S.
Budisuharto, Ketua Asosiasi Perencana Keuangan Indonesia, sebagian orang
Indonesia masih menggantungkan nasib masa tua pada anak-anaknya yang diharapkan
akan “menjadi orang”. “La, kalau anaknya itu ternyata mbambung atau bandel?”cetus
Budi yang juga Wakil Presiden Direktur AIG Life itu.
Untuk itu,
ia menyarankan agar Anda menabung, apa pun bentuk tabungan itu. Lagi pula,
tidak semua perusahaan memberikan dana pensiun untuk karyawannya. Jadi, Anda
juga harus berjaga-jaga.
Eko
Nugroho, seorang pengamat asuransi, juga mengingatkan agar dalam penghitungan
tetap mempertimbangkan inflasi sebesar 8%-10%. Sedangkan untuk alokasi anggaran
yang disisihkan untuk membeli produk hari tua ini, “Besarannya 10%, karena Anda
juga tetap membutuhkan dana untuk hidup saat ini,”katanya.
Nah, mulai
sekarang, mulailah mempertimbangkan investasi di hari tua. Bukan cuma mengatur
keuangan, tetapi juga mengubah pola hidup. “Agar masa tua kita tetap hidup
layak,”kata Azwir.Anda setuju, kan?
+++++
Bagaimana kalau Telat Merencanakan
Pensiun?
Bagi Anda
yang masih berusia produktif, para perencana keuangan sangat menyarankan untuk
merencanakan masa pensiun sesegera mungkin. Tapi, bagaimana kalau telat
merancang pensiun? Taruh kata, dalam hitungan kurang dari lima tahun, Anda
harus menanggalkan seragam perusahaan Anda. Tedy Fardiansyah Idris, Direktur
Program MM Manajemen Risiko Perbanas, pernah menjelaskan adanya formula untuk
mengatasi penyesalan akibat tak sempat merancang pensiun.
Tindakan
penyelamatan adalah menghitung kembali dana untuk hidup nyaman saat pensiun.
Jadi, Anda cukup menulis: saya membutuhkan dana Rp 20 juta per bulan untuk
memenuhi segala kebutuhan selama saya pensiun. Hanya, jangan lupa untuk tetap
realistis.
Selain itu,
Anda juga wajib mengecek kembali apakah ada sumber dana lain selain tabungan.
Umpamanya dana pensiun, asuransi jiwa, atau sumber lain. Dari sini akan
ketahuan apakah sumber dana ini mampu memenuhi kebutuhan Anda selama pensiun.
Dalam
kondisi seperti ini, tak ada salahnya juga Anda sedikit menahan diri. Misalnya
saja, jika selama ini Anda tinggal di lokasi dengan ongkos hidup yang cukup
tinggi, mungkin bisa dipertimbangkan kembali untuk pindah ke lokasi yang lebih
ramah dengan kantong Anda; sehingga saldo di tabungan bisa lebih terdongkrak.
Tedy
mengingatkan, sebaiknya Anda jangan terlalu konservatif. Meski sudah nyaris
pensiun, Anda masih punya kesempatan untuk menggelembungkan brankas. Anda masih
bisa berinvestasi agar uang Anda bisa berbiak lebih cepat daripada hanya tidur
di tabungan atau deposito. Saat ini banyak instrumen investasi yang bisa
digunakan untuk menyiapkan dana pensiun, misalnya reksadana, obligasi, juga
saham.
Anda masih
punya utang? Jangan lupa segera lunasi sebelum batas jatuh tempo. Misalnya saja
utang kartu kredit. Anda bisa memindahkan tagihan Anda (transfer balance) ke
kartu kredit yang tidak mengenakan biaya tahunan. Jelas, ini sebuah penghematan
tersendiri. Utang-utang lain seperti cicilan perangkat elektronik atau
kendaraan lebih baik segera kurangi, dan lunasi jika memang memungkinkan.
(kancutmerah.wordpress.com)
No comments:
Post a Comment