Sebuah jasa penguburan terbesar di Taiwan, berniat menjual sahamnya kepublik pada 12 Desember 2013. Didukung sejumlah investor, seperti Carlyle Group dan perusahaan hedge fund Farallon Investors, perusahaan bernama Fu Shou Yuan itu bakal meraup dana sebanyak US$ 250 juta atau sekitar Rp250 miliar lebih.
Keyakinan
para investor asing itu tampaknya tak main-main. Maklum, bisnis mengurus
‘Perjalanan ke Akhirat’ meningkat 17% tiap tahun mencapai 100 miliar yuan atau
sekitar $ 16,4 milyar pada 2017 nanti. Menurut data yang dihimpun perusahaan
riset Euromonitor, generasi uzur di China bertambah sampai 10,4 juta jiwa per
tahun, naik dari 9,7 jiwa tahun lalu.
Yang
terpenting, keluarga China menganggap acara penguburan harus dirayakan seperti
acara penganten dan syukuran lainnya. Seorang pengusaha menghabiskan 5 kita
Yuan untuk menguburkan ibunda tercinta. Acara itu termasuk arak-arakan jenasah
menggunakan kanon emas dan mobil Limousine bagi jenasah dan para pengiringnya.
Belum
terhitung mahalnya harga batu nisan di Beijing yang sebiji berkisar 20 ribu
sampai 50 ribu Yuan atau sekitar Rp 30 juta sampai Rp 50 juta. Dan, yang tak
kalah pentingnya, harga tanah kuburan di Beijing atau di Shanghai yang
selangit.
Perusahaan
Fu Shou Yuan bahkan menjanjikan kuburan kaum elite yang dihuni selebriti,
seperti Dewi Ruan Lingyu, lalu politikus kondang Daohan yang mencoba menyambung
hubungan China-Taiwan dan penyanyi terkenal Teresa Teng, asli China yang
dikuburkan di Taiwan. (pasarmodal.inilah.com)
No comments:
Post a Comment