Saturday, December 7, 2013

Serigala Ridha Atas keputusan Nabi Muhamad Saw



Hamzah bin Abi Usaid bercerita, “Ketika Rasulullah Saw mengantar jenazah seorang laki-laki dari golongan Anshar di Baqi’,[1] tiba-tiba ada seekor serigala yang duduk menghalangi jalan. Kemudian Rasulullah berkata, ‘Serigala ini meminta bagian maka berikanlah bagian pada dia.’ Mereka (para sahabat Nabi) berkata, ‘Bagaimana pendapat engkau wahai Rasulullah?’ Nabi menjawab, ‘Setiap satu kandang ternak itu satu kambing setiap tahun.’ Mereka berkata, ‘Banyak sekali.’ Lalu Rasulullah memberi isyarat kepada serigala itu sambil menoleh ke para sahabat.  Serigala pun pergi berlalu sebagai tanda sepakat dengan keputusan Rasulullah.”[2]

Serigala Berbicara dengan Bahasa Manusia dan Mengakui Kenabian Muhamad Saw
Abi Said al Khudri r.a. bercerita, “Ketika seorang penggembala sedang menggembalakan dombanya, tiba-tiba ada seekor serigala yang berusaha memangsa dombanya. Si penggembala itu pun segera mencegahnya. Setelah gagal memangsa domba, serigala itu akhirnya duduk dan berkata kepada si penggembala, ‘Apakah kamu tidak takut kepada Allah SWT karena kamu telah menghalangi diriku untuk mengambil rezekiku?’ Si penggembala menjawab, ‘Aneh, ada sekor serigala berbicara padaku dengan bahasa manusia.’
Serigala itu pun berkata, ‘Apakah kamu ingin tahu hal yang menakjubkan lebih dari ini? Bahwa Muhamad Saw yang tinggal di kota Yatsrib (Madinah) telah mengabarkan kepada penduduk mengenai berita umat-umat terdahulu.’ Kemudian si penggembala bergegas menggiring kambing-kambingnya menuju Yatsrib untuk segera bertemu dengan orang yang diceritakan oleh serigala itu, yaitu Muhamad Saw.
Setibanya di Yatsrib, si penggembala bertemu Rasulullah dan menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Rasulullah Saw lantas memerintahkan kepada para sahabat untuk berkumpul di masjid sembari menunaikan shalat berjamaah. Setelah selesai shalat, beliau lalu keluar menemui si penggembala dan memintanya menceritakan perihal seekor serigala tadi. Dan dia pun kemudian menceritakan apa yang telah dialaminya kepada para jamaah.
Rasulullah Saw berkata, ‘Benar apa yang dikatakannya. Demi Dzat yang diriku ada di dalam genggaman Kuasa-Nya, bahwa kiamat tidak akan tiba hingga ada binatang-binatang buas yang berbicara pada manusia dengan bahasa mereka; sampai ada seseorang yang diajak bicara oleh ujung cambuknya; dan oleh tali sepatunya; serta diberitahu oleh pahalanya mengenai apa yang telah diperbuat oleh keluarganya sepeninggalnya’.”[3]

Unta Berbicara dengan Bahasa Manusia
Ya’la bin Murrah berkata, “Aku melihat tiga hal dari Rasulullah yang belum pernah dilihat sebelumnya selain aku. Suatu hari, aku bersama Rasulullah berjalan menuju Makkah dan di tengah perjalanan kami bertemu seorang perempuan dan anaknya yang mengalami gangguan jiwa. Perempuan itu berkata, ‘Wahai Rasulullah, anakku mengalami ganguan jiwa seperti yang engkau lihat saat ini.’
‘Jika kamu menghendaki, aku akan mendo’akannya,” ucap Rasulullah. Kemudian beliau mendoakan anak itu.
Lalu kami meneruskan perjalanan kembali. Sebagaimana peristiwa sebelumnya, kami di tengah perjalanan bertemu seekor unta. Unta ini tiba-tiba berjalan mendatangi Rasulullah. Unta ini berkeluh-kesah kepada beliau seraya meletakkan lehernya di atas tanah.
Rasulullah berkata, Milik siapakah unta ini?’ Selang beberapa saat, si pemilik unta pun datang.
Rasulullah kemudian berkata kepada si pemilik unta, ‘Unta ini mengadu kepadaku bahwa kamu telah banyak mempekerjakannya, hingga ketika sudah tua renta, kamu berniat akan menyembelihnya.’
Setelah itu, kami meneruskan perjalanan kembali. Di pertengahan jalan, kami melihat dua pohon yang masing-masing agak berjauhan. Lalu beliau berkata kepadaku, ‘Pergilah dan panggil kedua pohon itu untuk berkumpul di dekatku.’ Lalu kedua pohon itu berkumpul (berdekatan) menutupi Rasulullah ketika beliau sedang menunaikan hajatnya.”[4]


[1] Adalah tempat pemakaman bagi sahabat-sahabat Rasulullah [Penj].
[2]Hadits Hasan, HR Baihaqi dalam kitabnya Dalâil al--Nubuwah (6/40-43), HR Abu Nu’aim dan HR Al-Bazar.
[3]Hadits Shahih, HR Ahmad (3/83-84), HR Tirmidzi (4/476), HR Baihaqi (6/42)
[4]Hadits Shahih, HR Baihaqi dalam kitabnya Dalâil al-Nubuwah (6/22-23), HR Ibnu Majah (339), HR Al-Darami (4), Hakim (2/617).

No comments:

Post a Comment