Monday, December 30, 2013

Sukacita Orang-Orang Saleh Ketika Menyambut Kematian



Orang berakal adalah mereka yang mempersiapkan kehidupan dunianya sebagai bekal kehidupan di akhirat. Dengan bekal amal salehnya, ia akan berjumpa Tuhannya dengan hati yang bersih. Harta dan anak-anak mereka tak sedikitpun dapat memberikan manfaat. Walaupun manusia dalam hidupnya diberi kenikmatan berupa kesehatan, harta, jabatan, dan wanita. Sungguh semua yang dimilikinya akan lenyap dan sirna. Maka dari itu, mempersiapkan bekal untuk perjalanan panjang –yaitu hari kematian dan perpisahan– merupakan hal paling mendasar bagi setiap manusia yang harus diperhatikan secara sadar dan waspada.
Di samping itu, kita telah banyak menyaksikan ketakwaan dan kezuhudan orang-orang saleh dengan sinaran ilmu dan amal mereka. Mereka benar-benar mempersiapkan hari kematian dengan kesungguhan agar tidak terlena oleh kenikmatan duniawi semata.
Bahkan demi persiapan menyambut hari kematian telah menyebabkan mereka melinangkan air mata, serta kaki-kaki mereka membengkak. Hal ini terjadi lantaran mereka tak merasa lelah untuk selalu bermunajat kepada Sang Pencipta di kegelapan malam.
Mereka telah pula mempersiapkan diri akan tibanya hari itu (kematian) yang disertai dengan siksaan-siksaan yang amat pedih. Mereka senantiasa bermunajat mendekatkan diri kepada Allah SWT di setiap waktunya, baik itu dalam keadaan sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan, malam hari ataupun siang hari, dan dalam keadaan bahagia ataupun sedih.
Mereka telah mempersiapkan bekal untuk menyambut kedatangan hari yang dinanti-nanti itu. Hingga mereka merasa mendapatkan sebenar-benarnya kemenangan. Karena itu, mereka rela menukar kehidupan duniawi ini dengan kehidupan yang jauh lebih nikmat ketika berada di dalamnya, yaitu kehidupan akhirat. Hal ini mereka lakukan demi meraih kemenangan yang hakiki bagi seorang Muslim. Lantaran, bagi mereka, dunia ini merupakan tempat hina, tidak kekal dan akan berlangsung beberapa saat saja. Sementara kehidupan akhirat pasti kekal dan tempat memetik buah amal kesalehan ketika berada di dunia. 
Mereka juga tahu bahwa setiap sesuatu yang seharusnya datang pasti akan datang. Dan angan-angan yang terlampau jauh tanpa diiringi dengan perbuatan nyata itu hanyalah sekadar ilusi dan pasti tak akan datang.
“Ingatlah! Akan datang kematian kepada kita beserta rasa sakitnya saat sakaratul maut.
Ingatlah! Akan datang kematian kepada kita beserta kengeriaannya.
Ingatlah! Akan datang kubur kepada kita beserta keganasannya.
Ingatlah! Akan datang hari kiamat kepada kita beserta rasa khawatir di dalamnya.
Bagaimana perasaan kalian wahai umat Islam?
Siapa yang akan menshalatkan kalian setelah mati nanti?
Siapa yang akan membayarkan puasa kalian setelah kalian tiada?
Siapa yang akan mendoakan kalian setelah kalian mati?
Bukankah kalian akan menangisi diri kalian sendiri di sisa-sisa hidup kalian ini?”
Kematian akan mendatangi siapa saja. Kubur akan jadi rumahnya, tanah jadi tempat tidurnya, dan cacing jadi sahabatnya.
Di dalam kubur, setiap manusia menunggu akan datangnya hari paling mengerikan dan menakutkan, yaitu hari kiamat. Apakah kalian pernah membayangkan bagaimana keadaan kalian saat itu?
Seperti inilah sedikit gambaran dari para sahabat dan tabi’in di detik-detik mereka dalam menjemput ajal. Mereka yang memiliki keteguhan hati tetap saja gelisah. Yang semula tenang-tenang saja jadi terganggu. Yang keras hatinya menjadi lunak. Air mata yang beku menjadi cair. Dan, mereka yang malas jadi bangkit dan semangat.

No comments:

Post a Comment