Jabir ibn
Abdullah mengisahkan, “Ketika aku tak sadarkan diri (pingsan) karena menderita
sakit keras, Rasulullah bersama Abu Bakar menjengukku di Desa Bani Salamah.
Ketika itu, beliau minta air untuk berwudhu lalu memercikkan air itu di atas
mukaku sehingga membuatku tersadar. Kemudian, aku bertanya, ‘Apa yang engkau perintahkan
kepadaku tentang harta bendaku, wahai Rasulullah?’ Saat itu juga beliau
mendapatkan wahyu:[1]
“Allah mensyari'atkan bagimu tentang
(pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu, bagian seorang anak laki-laki sama
dengan bagian dua orang anak perempuan.” (QS
AL-Nisâ [4]: 11).
Sakit
Mata Ali bin Abi Thalib Sembuh Berkat Diludahi Nabi Muhamad Saw
Ali bin
Abi Thalib adalah pengganti Rasulullah dalam memimpin perang Khaibar. Saat itu,
dia mengalami rasa sakit di kedua matanya. Lalu Rasulullah memanggil Ali dan
meludahi kedua matanya serta mendoakannya hingga dia sembuh seketika.
Dalam
Hadits Shahih dikisahkan bahwa saat perang Khaibar Rasulullah berkata,
"Sungguh, esok hari aku akan menyerahkan bendera komando ini kepada
seorang laki-laki yang lewat tangannya Allah akan memenangkan peperangan ini.
Dia adalah orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan Allah dan Rasul-Nya pun
mencintainya." Karena itu, semalaman orang-orang memperbincangkan siapa di
antara mereka yang akan diberikan kepercayaan itu. Keesokan harinya,
orang-orang telah berkumpul di hadapan Rasulullah dan masing-masing berharap
mendapat kepercayaan tersebut. Beliau bertanya, "Di manakah Ali bin Abu Thalib?” Para
sahabat menjawab, "Dia sedang sakit mata, wahai Rasulullah." Beliau
berpesan, "Datangilah dan bawa dia ke mari.” Rasulullah lalu meludahi
matanya dan mendo'akannya. Seketika itu pula matanya sembuh seakan tidak ada
bekas sakit sebelumnya. Akhirnya beliau menyerahkan bendera komando perang
tersebut kepadanya.
Ali bin
Abi Thalib berkata, "Wahai Rasulullah, aku akan memerangi mereka hingga
mereka menjadi seperti kita (masuk agama Islam)." Beliau berpesan, "Laksanakanlah
dengan tenang hingga kamu singgah pada tempat tinggal mereka lalu ajaklah
mereka menerima Islam dan kabarkan kepada mereka apa yang menjadi kewajiban
mereka dari hak-hak Allah. Sungguh seandainya Allah memberi hidayah kepada
seseorang lewat perantaraan kamu, hal itu lebih baik buatmu daripada unta merah
(harta yang paling baik)."[2]
Kesembuhan
Mata Qotadah bin al-Nu’man r.a.
Diriwayatkan
bahwa pada pertempuran Uhud, mata Qatadah bin al-Nu’man r.a. terkena anak panah
musuh, sampai matanya hampir turun ke pipinya. Kemudian Nabi Saw mengobati mata
Qatadah tersebut. Bersyukur, mata Qatadah r.a dapat sembuh dan melihat kembali.
Bahkan, matanya bersinar terang lebih
terang daripada sebelumnya.[3]
No comments:
Post a Comment