Gubernur
Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjamin tak akan bisa ada kapling mengkapling dalam
penyaluran bantuan sosial yang dilakukan anggota Dewan perwakilan Rakyat Daerah
Jawa Tengah. “Tidak ada kapling mengkapling penyaluran bantuan oleh DPRD,” kata
Ganjar Pranowo, Sabtu 11 Januari 2014.
Pernyataan
Ganjar ini menanggapi adanya rekaman rapat anggota DPRD yang membagikan dana
aspirasi. Pada rapat yang dipimpin Ketua DPRD Jawa Tengah Rukma Setyabudi itu
terdengar ada rencana pembagian jatah bansos dalam APBD 2014. Dalam rekaman
rapat, Rukma menyebut per anggota dewan dijatah dana aspirasi Rp 4 miliar.
Tak hanya
itu, tiap komisi juga dijatah Rp 20
miliar-25 miliar. Rukma pun bersuara: ”Saya sendiri dapat Rp 25 miliar.
Wakil-wakil (Pimpinan DPRD) dapat Rp 20 miliar,” kata Rukma. Jika lancar, total
dana aspirasi itu sekitar Rp 500 miliar. Dalam rekaman rapat itu, Rukma
menyatakan skema dana aspirasi itu merupakan hasil rapat dengan pihak eksekutif
(Pemerintah Provinsi Jawa Tengah).
Rukma sudah
mengakui adanya rapat itu. Kata dia, rapat itu baru usulan anggota. Saat
diajukan ternyata ditolak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah karena anggarannya
tak sesuai kebutuhan.
Toh Ganjar
menyatakan sah-sah saja jika anggota DPRD ikut memperjuangkan dana bantuan
untuk kelompok masyarakat. Kata dia, seorang wakil rakyat memang harus bisa
menyerap aspirasi konstituennya. Salah satu aspirasi itu biasanya bisa
menyalurkan bantuan. “Itu tidak apa-apa,” kata dia.
Ganjar
mengaku pernah bertemu seorang wakil rakyat di Amerika Serikat yang menjabat
sebanyak sembilan kali karena sering memperjuangkan bantuan ke konstituennya.
Ganjar menyatakan yang tak boleh dalam penyaluran bantuan itu adalah jika
anggota DPRD malah memotong bantuan yang seharusnya diperuntukan untuk
masyarakat.
Sebelumnya
di Kota Yogyakarta DPRD malah digeruduk ormas, Federasi Olahraga Rekreasi
Masyarakat Indonesia (Formi), Kamis 9 Januari 2014. Pasalnya, ormas yang baru
berdiri dua tahun itu memprotes
pemangkasan dana bantuan sosial oleh dewan yang mereka ajukan untuk
tahun anggaran 2014. Formi yang biasa menggelar senam masal ini mengajukan
anggaran yang biasanya hanya Rp 100-Rp 150 juta kini mengajukan Rp 2 miliar.
Badan
Anggaran DPRD Kota Yogya memang menggencarkan pemangkasan besar besaran dana
hibah dan bantuan sosial agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan politik
menjelang pemilu 2014. “Kalau alasannya
dewan khawatir kami menyalahgunakan dana itu untuk kegiatan kampanye salah satu
calon, itu tak masuk akal,” kata Wakil Ketua Formi Kota Yogyakarta Dwi Astuti
yang pernah menjadi anggota DPRD dari
Fraksi Golkar. (www.tempo.co)
No comments:
Post a Comment