Friday, January 17, 2014

Istri Paman Nabi yang Beliau Muliakan


            Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai adalah seorang perempuan dari klan Hasyim sekaligus ibu Ali bin Abu Thalib. Dia termasuk salah satu perempuan yang merawat Nabi Saw setelah ditinggal wafat ibu kandungnya.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa ketika Fatimah binti Asad bin Hasyim meninggal, Nabi datang bertakziah dan duduk di sampingnya seraya bersabda, "Semoga Allah memberimu rahmat, wahai ibuku. Engkau adalah ibuku setelah ibu kandungku meninggal. Engkau rela lapar demi membuatku kenyang. Engkau rela kekurangan pakaian demi memberiku pakaian yang pantas. Engkau rela makan seadanya demi aku. Engkau hanya mengharap ridha Allah dan pembalasan hari kiamat."
            Nabi Saw memerintahkan kepada para sahabatnya agar jenazah Fatimah binti Asad segera dimandikan tiga kali. Nabi sendiri ikut menyiramkan air dengan tangannya langsung. Setelah dikafani, Nabi melepas baju luarnya untuk kemudian dipakaikan pada jenazah Fatimah. Di kepalanya ditambah kain burdah. Nabi Saw memanggil Usamah bin Zaid, Abu Ayyub Al-Anshari, dan Umar bin Khattab serta seorang budak berkulit hitam untuk menggali kubur. Ketika galian sampai di liang lahat, Nabi Saw sendiri yang melanjutkan. Setelah selesai, Nabi duduk seraya berdo’a, “Allah Dzat yang menghidupkan dan mematikan. Dialah Dzat yang Maha Hidup dan tidak akan mati. Ampunilah ibuku Fatimah binti Asad. Ajarilah dia mempertanggung-jawabkan amalnya kelak. Luaskanlah tempat kembalinya. Sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pengasih.”
            Nabi kemudian bertakbir empat kali, dengan dibantu al-Abbas dan Abu Bakar, Nabi Saw lalu memasukkan jenazah Fatimah ke liang lahat.[1]
            Ada sebuah kisah dari Al-Abbas, tatkala Fatimah binti Asad meninggal, Nabi Saw melepas qamish (baju luarnya) dan memakaikan pada jenazah beliau. Nabi kemudian terlihat duduk di kuburannya. Ketika proses pemakaman selesai, para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, kami melihatmu melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah engkau lakukan pada orang lain?" Nabi menjawab, "Saya memberinya pakaianku agar dia diberi pakaian surga oleh Allah SWT dan saya sengaja duduk di samping kuburannya agar dia tidak merasa berat dengan azab kubur. Perempuan ini adalah manusia terbaik setelah Abu Thalib."[2]              



[1]al-Thabrani dalam Al-Kâbir dan Al-Awsat. Di sana juga terdapat periwayatan dari Rauh bin Shalah yang menurut Ibnu Hibban dan al-Hakim dapat dipercaya.
[2] Diriwayatkan oleh al-Haitsami dalam Majma' Az-Zawâid (9/424-425). Dan terdapat pula di dalam kitab Siyaru A'lam –Nubalâ (4/382) karya al-Dzahabi, Al-Isti'âb (4/382) karya Ibn ‘Abd al-Bar, dan Al-Ishâbah (4/380).

No comments:

Post a Comment