Sejumlah kemajuan telah diraih
oleh Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Di antaranya berupa penurunan
jumlah desa tertinggal secara cukup berarti, tingkat pengangguran menurun sejak
dibangunnya kawasan agropolitan, dan beberapa investor mulai masuk Tanah Dairi.
Semua itu tentu tak terlepas dari kerja keras Bupati Dairi Johnny Sitohang
dalam menggerakkan segenap jajarannya. Bagaimana langkah-langkah Bupati KRA Johnny
Sitohang Adinegoro dalam membangun Dairi? Apa yang yang telah dilakukan? Apa
pula yang akan dilakukan di masa depan? Berikut penuturannya dalam perjumpaan
dengan Tim dari Penerbit Indomedia Global
(Jakarta) belum lama ini:
Apa
yang membuat Anda memutuskan menggapai cita-cita menjadi bupati?
Karir saya semula sebagai wakil rakyat di DPRD
Kabupaten Dairi, cukup lama, sejak tahun 1987 sampai 2004. Sekitar empat periode, dua periode sebagai
anggota biasa dan dua periode sebagai pimpinan.
Sebelumnya memang tidak terbersit bercita-cita menjadi bupati.
Selama pergulatan panjang sebagai wakil
rakyat, saya melihat bahwa perlu ada
sentuhan-sentuhan hati pada rkayat yang menderita dan semakin sakit ini. Rakyat
butuh uluran tangan, perlu menjaga asa di masa depan, meningkatkan pendidikan
dan perbaikan taraf kesehatannya. Sejak itu saya sangat ingin membaktikan diri
pada rakyat untuk mengatasi permasalahan mereka. Ketika Pak Tumanggor (Bupati
Dairi periode 2004-2009 MP Tumanggor) mempercayakan saya sebagai wakil bupati,
saya pikir ini sebuah awal pembelajaran saya untuk semakin dekat dengan rakyat.
Posisi di eksekutif akan lebih dekat
dengan rakyat karena langsung memiliki kunci pengambil kebijakan. Sejak saat
itulah, saya bertekad ingin menjadi bupati dan setelah melalui perjuangan saya
terpilih sebagai Bupati Dairi periode 2009-2014.
Lalu,
apa arti yang ingin Anda goreskan pada hati rakyat?
Selama lima tahun menjadi wakil bupati, saya
melihat cukup banyak yang telah dilakukan oleh Pak Tumanggor. Namun, di hati
saya, semua itu belum sampai pada sentuhan nurani rakyat. Untuk itu, saat saya
mulai jadi bupati, saya berusaha memperbaiki visi Pak Tumanggor “Membawa Rakyat Dairi Sejahtera”, saya
pertajam lagi dengan “”Bekerja untuk Rakyat”.
Menurut saya, membangun bersama rakyat belum
menyentuh nurani, perlu yang lebih menukik ‘bekerja untuk rakyat’. Hal ini
didasari pemikiran bahwa sesungguhnya penyelenggara pemerintahan itu pelayan. Juga
pembangunan, sekecil apapun, harus diletakkan kepada kepentingan rakyat. Misalkan
ada ide membangun mal di Dairi, saya pikir ide ini tidak memihak pada
kepentingan rakyat Dairi karena belum mampu berbelanja ke mal. Yang lebih tepat
adalah membangun dan memperbaiki pasar tradisional.
Kemudian
bagaimana realisasi visi Anda “Bekerja untuk Rakyat”?
Salah
satu langkah nyata adalah kunjungan ke desa-desa saban Sabtu-Minggu. Di sini
saya berusaha menyerap aspirasi, memahami permasalahan dan apa yang dibutuhkan
rakyat. Bersama tim Pemerintah Kabupaten Dairi, saya langsung mengeksekusi apa
yang benar-benar dibutuhkan rakyat, misalkan pengobatan gratis, pembuatan KTP
dan akta kelahiran, dan bhakti sosial pembukaan jalan-jalan baru membuka
isolasi daerah-daerah potensial pertanian.
Apa
sebenarnya yang ingin digapai dengan visi dan langkah semacam itu?
Kami ingin menjadikan Dairi yang aman baik
horizontal maupun vertikal, rakyat dapat berusaha/berinovasi, bisa bekerja
mandiri, tidak tergantung pada orang lain atau pemerintah, rakyat mampu membaca
peluang yang prospektif. Untuk itu, ketika kami turun ke desa-desa, kami terus
memberikan motivasi kerja keras dan kerja cerdas. Kami juga ingin rakyat Dairi
makmur, semua kebutuhan rakyat dapat terpenuhi sesuai dengan keadaan alam
Dairi. Minimal sebuah masyarakat Dairi yang memenuhi jargon DUMA (Damai, Usaha,
Makmur, Aman).
Sekarang ini tanda-tanda ke arah DUMA itu
telah tampak. Misalkan dari sisi makmur, tiap pekan masuk dua truk sepeda motor
ke Dairi dan laku saja di pasaran Dairi. Ini kan salah satu tanda kemakmuran,
mana mungkin sepeda motor sebanyak itu laku di pasar kalau tidak ada kemampuan
rakyat-masyarakat Dairi.
Bahwa
pembangunan daerah tidak bisa terlepas dari kehadiran investor, bagaimana
Pemerintah Kabupaten Dairi membuka diri dari kehadiran investor?
Kami memberikan kemudahan-kemudahan kepada
siapa saja yang ingin menanamkan modalnya di Dairi dengan tidak menyalahi apa
yang telah diatur oleh perda. Saat ini telah masuk investor penanaman kopi di
lahan seluas 400 hektar dan juga masih dalam proses untuk 3000 hektar. Selain
itu juga telah masuk investor di sektor pertambangan. kami sudah
menanda-tangani sembilan perizinan pembangunan pembangkit listrik. Kami
menyadari bahwa semakin banyak investor masuk maka kegiatan pembangunan akan
semakin lancar dan dirasakan langsung oleh rakyat.
Pada daerah-daerah yang belum dijamah oleh
investor, kami terus memacu bekerja untuk rakyat, memacu swadaya rakyat untuk membangun
sarana-prasarana fasilitas umum. Misalkan saat membuka jalan ke sentra produksi
pertanian, rakyat bergotong-royong dan pemerintah menyediakan semua peralatan
yang dibutuhkan. Jadi tidak semata-mata mengandalkan dana dari APBD.
Apa
yang akan digenjot sebagai produk unggulan yang ditawarkan ke investor?
Andalan utama saat ini adalah kopi Sidikalang.
Selain itu, kami juga akan meningkatkan produksi jagung Dairi yang tidak kalah
potensial dibandingkan dengan jagung Gorontalo dan jagung Rote. Kedua komoditi tersebut
kurang greget karena kurang promosi. Juga karena petani Dairi kurang
pengetahuan ihwal penggunaan bibit unggul, cara bercocok-tanam yang tepat dan
cara pemupukan yang pas. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Dairi berusaha
memberikan bantuan gratis bibit unggul kopi dan jagung, memberikan penyuluhan
pertanian, dan bantuan pupuk yang cocok. Lebih jauh kami berusaha menjaga
kestabilan harga komoditi pertanian yang menjadi andalan sebagian besar petani
Dairi. Di sini kami berusaha mewujudkan kemakmuran pada rakyat. ***
No comments:
Post a Comment