Pengalaman negara Kolombia dalam mereformasi program jaminan kesehatannya sangat menarik untuk dikemukakan. Pada awalnya pemerintah Kolombia membatasi pilihan perusahaan asuransi kepada satu perusahaan penyelenggara (monopoli) dalam melaksanakan program jaminan kesehatannya. Namun karena banyaknya keluhan terhadap kualitas program kesehatan ini maka pemerintah melakukan reformasi yang sangat mendasar. Program jaminan kesehatan pada dasarnya dibagi dua: Pertama adalah asuransi kesehatan wajib bagi pekerja formal yang disebut social health insurance (SHI). Kedua adalah program jaminan kesehatan bagi pekerja informal dan masyarakat miskin.
Pemerintah Kolombia membuka account
dimana pekerja formal anggota SHI mengiur sebesar 11 % dari pendapatannya untuk
program ini. Pembayaran sebesar 11 % dari pendapatan ini ditanggung 1/3 oleh
pekerja dan 2/3 oleh pemberi kerja.
Pengelolaan account ini tidak diserahkan kepada sebuah perusahaan
pemerintah tetapi kepada tiga bank. Pemerintah menetapkan standard dan jenis
layanan komprehensif yang harus dicakup dalam SHI. Selanjutnya pemerintah
melakukan seleksi kepada perusahaan asuransi penyelenggara jaminan kesehatan.
Perusahaan yang mengikuti seleksi ini dapat berbentuk perusahaan pemerintah,
swasta, atau swasta asing. Dari seleksi ini terpilih 28 perusahaan peserta
penyelenggara jaminan kesehatan. Pekerja peserta SHI dapat memilih salah satu
dari 28 perusahaan ini sebagai penyelenggara jaminan kesehatan untuk pekerja
itu sendiri dan keluarganya. Setelah pekerja menetapkan pilihannya maka uang
premi akan dibayarkan dari account tadi langsung kepada perusahaan
asuransi penyelenggara jaminan kesehatan. Bila sudah memilih salah satu
perusahaan penyelenggara maka pekerja tidak diperbolehkan untuk pindah perusahaan
minimal dalam 3 tahun. Perusahaan asuransi penyelenggara jaminan kesehatan ini
dapat bekerja sama dengan berbagai rumah sakit pemerintah dan swasta yang ada
atau dapat juga melaksanakan sebagian dari pelayanan kesehatannya sendiri.
Program jaminan kesehatan bagi pekerja informal dan masyarakat
miskin disubsidi oleh peserta pekerja
formal dan pemerintah. Jumlah pekerja formal yang dicakup oleh SHI berjumlah
sekitar 30 % dari penduduk. Penduduk miskin dan pekerja informal berjumlah
sekitar 60 %. Mereka ini tidak mampu untuk membayar iuran jaminan kesehatan.
Untuk itu pemerintah melakukan subsidi yang diambil dari anggaran pemerintah
dan juga sumbangan 1 % dari pendapatan pekerja formal. Program jaminan
kesehatan bersubsidi ini dilaksanakan melalui pemerintah daerah. Pemerintah
daerah melakukan seleksi untuk memilih siapa yang berhak menerima bantuan uang
iuran jaminan kesehatan. Setelah pemerintah daerah menentukan siapa yang berhak
menerima maka pemerintah pusat mengirim dana tadi ke pemerintah daerah dan dana
tersebut dibayarkan sebagai uang premi jaminan kesehatan kepada perusahaan
penyelenggara jaminan kesehatan yang dipilih oleh pekerja informal dan penduduk
miskin tadi. Dari 60% penduduk yang tergolong pekerja informal dan miskin tadi
hanya sekitar 30 % yang berhak untuk memperoleh bantuan jaminan kesehatan atau
hanya sekitar 20 % dari populasi. Dengan demikian masih ada sekitar 40 %
penduduk yang tidak tercakup dalam program jaminan kesehatan. Mereka ini tidak
tergolong miskin sehingga tidak berhak untuk memperoleh bantuan jaminan
kesehatan tetapi tidak cukup mampu untuk membayar premi SHI sebesar 11 % dari
pendapatan. Selain itu kebanyakan masyarakat yang dicakup adalah masyarakat
perkotaan dan hanya sebagian masyarakat perdesaan. Ini merupakan tantangan
berat yang sedang terus diupayakan untuk dipecahkan oleh pemerintah Kolombia.
Model jaminan kesehatan di negara Chili juga merupakan model lain
yang menarik untuk dipertimbangkan. Reformasi jaminan kesehatan di Chili
dilakukan mulai tahun 1980an. Jaminan kesehatan dibagi dua, bagi peserta yang
mampu mengikuti program kesehatan yang disebut dengan ISAPRE sedangkan bagi
yang tidak mampu mengikuti program yang disebut FONASA. ISAPRE adalah program
asuransi jaminan kesehatan yang terdiri dari 18 perusahaan asuransi kesehatan
swasta. Kriteria dari mampu atau tidak adalah dengan melihat 7 % dari
pendapatan calon peserta. Seandainya 7 % dari pendapatan calon peserta sesuai
dengan premi yang harus dibayarkan kepada ISAPRE maka pekerja tadi dapat
memilih untuk masuk sebagai peserta ISAPRE atau FONASA. Namun bila penghasilan
pekerja tadi tidak mencukupi maka tidak ada pilihan kecuali menjadi peserta
FONASA.
ISAPRE didanai dari iuran peserta yang besarnya adalah 7 % dari
pendapatan pekerja dan bagi yang menginginkan manfaat yang lebih luas dapat
membayar iuran tambahan. ISAPRE ini lah yang menjual paket-paket asuransi
kesehatan kepada pekerja. Sampai saat ini ada kurang lebih 10.000 paket
kesehatan yang dapat dibeli melalui ISAPRE. Untuk melaksanakan pelayanan kesehatan
ISAPRE bekerja sama dengan penyelenggara layanan kesehatan swasta. Pemerintah
menetapkan standar manfaat kesehatan yang harus dipenuhi oleh ISAPRE tetapi
pemerintah tidak memberikan subsidi kepada ISAPRE. Sedangkan FONASA murni
dikelola oleh pemerintah, selain dibiayai dari 7 % iuran pekerja pemerintah
juga memberikan tambahan sebesar iuran yang terkumpul dari pekerja. Jaringan
penyedia layanan kesehatan FONASA adalah gabungan antara penyedia layanan
kesehatan pemerintah dan swasta.
No comments:
Post a Comment