Hari sudah gelap, aktivitas bongkar muat sudah tidak ada lagi. Namun pintu kantor jasa pengiriman barang di Legenda Avenue itu masih terbuka. Di dalam kantor yang dipenuhi barang-barang itu, seorang wanita dan pria asyik ngobrol sambil bekerja di depan laptopnya. Mereka adalah Renei Indriaty dan Salmuddin, pasangan suami istri pemilik usaha kargo. ''Beginilah kalau usaha dijalankan di rumah, harus siap capek. Orang tidak akan tahu kalau kita lagi sakit atau butuh istirahat. Mereka tetap datang dan minta dilayani,''kata Renei yang juga menjadi agen gas 3 kg.
Walau begitu diakui Renei, menjadi pemilik usaha sendiri lebih menyenangkan, karena ia bisa tetap di rumah sambil menjaga anak-anaknya. Ternyata Renei juga sangat peduli dengan perlindungan dirinya. Berbagai asuransi diikuti Renei mulai dari asuransi kesehatan Prudential dan asuransi jiwa Bumiputera. Asuransi jiwa sudah diikuti Renei sejak tahun 2005, sedangkan asuransi kesehatan baru diikuti Renei satu tahun ini.
Diakui Renei, asuransi kesehatan dan asuransi jiwa wajib dimiliki pemilik usaha seperti dirinya. ''Kalau kita bekerja dengan pihak lain, mereka yang mengcover semuanya. Sedangkan saya bekerja sendiri, jadi mau tak mau harus ikut asuransi sendiri. Kalau terjadi resiko, saya sudah aman, karena dibayarkan asuransi. Jadi saya tidak perlu khawatir lagi soal biaya pengobatan,''kata Renei.
Bagaimana dengan perlindungan hari tua? Renei justru lebih dulu melakukan antisipasi. Sejak tahun 2002, Renei sudah membuka tabungan dana pensiun di Bank BNI. ''Setiap bulannya saya setor uang tunai yang nilainya beragam. Dari tabungan inilah saya akan terima pensiun untuk masa tua nanti. Jadi saat kami berdua tak kuat lagi bekerja, kami tetap bisa hidup tenang dengan uang pensiun yang kami simpan di bank. Rasanya aman saja menginvestasikan uang di bank dalam jangka lama,''kata Renei.
Tak hanya itu, Renei juga melakukan tabungan dalam bentuk lain. Yaitu membeli beberapa tanah, rumah juga perhiasan emas. Walau jumlahnya tak terlalu banyak, Renei yakin simpanannya ini bisa menjadi tabungan untuk hari tua.
''Sayakan wiraswasta, makanya harus punya simpanan untuk segala bentuk,''kata Renei, Rabu (30/12) di rumahnya yang sekaligus kantor di Legenda Avenue.
Berbeda dengan Debi, notaris yang juga pemilik sekolah Tije School and Club di The Central Sukajadi, ia hanya mengandalkan bisnisnya untuk tabungan hari tua. ''Kalau anak-anak saya ikutkan asuransi pendidikan. Pencairannya setiap beberapa tahun sekali, biasanya saat masuk sekolah, misalnya ketika anak saya masuk TK, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi,''kata Debi yang bersama-sama Tije Hang, suaminya mengelola sekolah.
Ada juga Wealya Absari, yang juga memilih asuransi Axa untuk melindungi hari tuanya nanti. ''Suami yang mengurus semuanya. Dia mendaftarkan nama saya juga. Asuransi ini sekaligus tabungan kami,''kata Lia, istri dari seorang pengusaha.
Lela (35), yang juga seorang konsultan Asuransi Sequislife, lebih memilih asuransi tabungan. Setiap tahunnya Lela hanya membayar 12 juta (cukup dibayar selama 5 tahun saja).
''Jika 15 tahun kemudian saya tarik dananya bisa dapat Rp340 juta (dengan asumsi bunga 19%). Saya juga dapat proteksi meninggal karena kecelakaan Rp750juta sampai usia 80 tahun. Seandainya saya masih hidup sampai 80 tahun, dan uang tadi belum saya ambil sama sekali, maka uang saya menjadi 69 Milyar. Produknya murni investasi. Seratus persen nilai uang kita diinvestasikan setelah dikurangi biaya asuransi yang timbul. Jadi kalau ingin merencanakan pendidikan atau kuliah anak kita, investasilah sekarang juga,''kata Lela sekaligus berpromosi.
Lalu, bagaimana dengan pekerja yang sudah mendapatkan jaminan hari tua (JHT) dari Jamsostek, apakah mereka juga masih memilih asuransi lain untuk menambah tabungan hari tuanya?
Olive, pegawai negeri sipil yang kini bertugas di Tanjungpinang masih menambah perlindungan dirinya dengan mengikuti Tabungan Pensiun PRUsyariah di Prudential. Padahal dengan pekerjaannya sekarang, dana pensiunnya sudah di-cover PT Taspen, Sedangkan suaminya yang bekerja di salah satu perusahaan swasta, uang pensiunnya juga sudah dibayarkan Jamsostek. ''Setiap bulannya kami bayar Rp1 juta untuk dua orang,''kata Olive.
Yanti, pegawai swasta di salah satu perusahaan jasa di Batam juga menambahkan tabungan untuk hari tuanya. Sejak bulan Maret lalu, Ia mulai menyisihkan gajinya untuk membayarkan asuransi Prulink dari Prudential.
''Sebenarnya dari kantor sudah ada JHT Jamsostek, setiap bulan gaji saya dipotong Rp100 ribuan. Kira-kira sekarang sudah terkumpul Rp13 juta. Saya sudah bekerja di perusahaan itu sekitar 11 tahunan. Nah, kalau asuransi untuk hari tua ini, saya ingin coba saja. Lagian bisa untuk tabungan. Makanya saya hanya sanggup Rp350 ribu setiap bulannya,''kata ibu dari dua anak ini.
Dengan nilai sebesar itu, kata Yanti, jika sakit, biaya selama di rumah sakit sudah dibayarkan asuransi. Uang pensiun yang ia dapatkan 10 tahun kemudian sekitar Rp40 juta (jika bunga bank tinggi). Tapi jika uang itu tidak ditarik hingga usia 65 tahun, uang tabungannya tadi bisa mencapai Rp221juta. ''Menurut saran agen dari Prudential, sebaiknya ketika usia 65 tahun, uang diambil sedikit-sedikit saja, misalnya Rp2juta, sebagai uang makan tiap bulan. Jadi uang hanya berkurang sedikit saja. Jadi uang masih banyak, tiba-tiba perlu untuk naik haji atau untuk kuliah anak bisa diambil dalam jumlah besar,''kata Yanti lagi.
Selama kita tidak berhenti berasuransi, maka seluruh biaya kesehatan dan jiwa di-cover asuransi. Nilai untuk asuransi jiwanya sekitar Rp100juta. ''Jadi ketika terjadi meninggal dunia, maka si orang yang berasuransi akan menerima seluruh uang yang disimpannya tadi ditambah Rp100juta asuransi jiwanya. Total bisa mencapai Rp300juta. Uang ini bisa digunakan untuk ahli warisnya,''kata Yanti menerangkan. ***
Bank Lebih Aman, Asuransi Lebih Menggiurkan
Ada dua jenis tabungan hari tua yang bisa dipilih. Menurut Arniati, konsultan keuangan, tabungan pensiun adalah pilihan pertama, yang kedua adalah asuransi hari tua
Untuk memilih tabungan atau asuransi hari tua, Arniati menyarankan agar :
- Memilih tabungan pensiun yang pembayarannya fleksibel, atau asuransi yang bisa top up pembayaran sewaktu-waktu kita ada dana.
- Pilih lembaga dana pensiun atau asuransi yang terpercaya dan sudah disahkan Menteri Keuangan. Karena bisanya nama besar perusahaan itu menunjukkan keamanan dan kualitas pelayanan yang diberikan, dan lamanya perusahaan asuransi itu berdiri menunjukkan kemampuan perusahaan tersebut membayar klaim nasabahnya
-Lihak kemampuan finansial perusahaan tersebut , terutama RBC ( Risk Based Capital ) yang menggambarkan besar kemampuan perusahaan asuransi membayar klaim nasabahnya. Semakin besar RBCnya tentu semakin baik
- Baca polis asuransi dengan detil dan seksama, bila ada yang tidak jelas segera tanyakan ke agen Anda
- Pilih asuransi hari tua yang memberikan layanan fasilitas tambahan yang menjamin bahwa asuransi tetap terbayarkan ketika kita dalam kondisi kritis
- Pilih asuransi hari tua yang memberikan beberapa layanan tambahan seperti rawat inap dan jumlah jenis penyakit kritis yang memadai
- Perhatikan return hasil investasinya . Kemana perusahaan asuransi akan menginvestasikan dana Anda. Dari setiap premi yang Anda bayarkan tiap waktu-waktu tertentu, maka pihak perusahaan asuransi melalui manajer investasi mengelola dana-dana yang terkumpul dari seluruh nasabah asuransi hari tua ke dalam produk-produk investasi. Jika manager investasi konservatif , biasanya pilihan produk investasinya juga konservatif atau berisiko rendah seperti tabungan , deposito atau SBI yang penting tetap dapat return investasi walaupun tidak terlalu besar. Jika kebijakan manager investasinya lebih moderat maka pilihan produk investasinya juga bisa jadi lebih moderat atau lebih berisiko namun diimbangi dengan return investasi yang lebih tinggi , tidak hanya tabungan , deposito atau SBI mugkin juga bisa ditempatkan kedalam obligasi pemerintah maupun swasta. Logikanya semakin konservatif pilihan produk investasinya maka return investasinya juga semakin kecil, dan semakin moderat pilihan produk investasi maka semakin tinggi pula terurn hasil investasinya. Nah , tinggal Anda yang menentukan tipe investor macam apakah Anda. Yang konservatif atau yang moderat . Setelah itu barulah mencari perusahaan Asuransi yang kebijakan investasinya sesuai dengan karakter Anda dalam berinvestasi
- Berapa besarnya premi asuransi jiwa . Tidak semua premi yang Anda bayarkan tersebut diinvestasikan kembali oleh perusahaan asuransi, karena Anda juga harus membayar untuk Asuransi Jiwa dalam Program Pensiun tersebut maka preminya menjadi mahal. Semakin besar yang dibayarkan untuk asuransi jiwanya tentunya akan mengurangi besarnya jumlah investasi Anda. Karena itu carilah yang porsi pembayaran asuransi jiwa dari premi yang Anda bayarkan , cukup wajar menurut Anda.
Arniati juga mengingatkan bahwa ada untung dan ruginya jika menabung untuk hari tua di bank dan berasuransi. ''Untuk tabungan pensiun biasanya nilai investasi yang kita dapat tidak terlalu besar. Sedangkan untuk asuransi pensiun biasanya investasi yang diperoleh lebih besar, namun biaya yang dikeluarkan juga lebih besar dan resikonya juga besar,''jelas Arniati yang juga dosen Politeknik Batam. (agn/berbagai sumber/http://mahiraqil.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment