Thursday, June 19, 2014

"Tunjangan" Kematian Akibat Kecelakaan dan Bencana Alam di China

Berapa banyak jumlah maksimal orang yang “boleh dinyatakan” meninggal di China selama banjir, gempa bumi, atau epidemi di setiap wilayah negara ini ditentukan oleh pemerintah.
Pemerintah setempat harus mengikuti angka korban jiwa yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat ketika melaporkan tentang bencana yang menimpa daerah mereka dan angka korban jiwa yang sebenarnya dilarang untuk diungkapkan.
Selama hujan deras awal bulan ini di Beijing, tidak ada seorangpun yang “dinyatakan meninggal.”
Hujan turun lebih dari 4 inci di Beijing sekitar pukul 8 malam pada 7 Juli dan 6 pagi pada 8 Juli, berdasarkan data dari stasiun pemanatuan di Distrik Fengtai. Pada 9 Juli, Televisi pemerintah CCTV mengumumkan bahwa pemerintah telah menginstruksikan agar “tidak ada seorangpun yang boleh dinyatakan meninggal” dalam badai tersebut. Pejabat lokal akan bertanggung jawab apabila adanya korban.
Tunjangan Kematian
Kementrian Keamanan Umum China, berdasarkan keputusan yang dibuat oleh Dewan Negara China pada tahun 2004, menuntut agar setiap provinsi dan pemerintah kota membuat anggaran “tunjangan kematian” akibat dari bencana yang terjadi setiap tahun.
Misalnya, pada bulan April 2007, tunjangan maksimum Beijing adalah 1.733 kematian, termasuk 1.373 dari kecelakaan lalu lintas, 33 kebakaran, dan 196 akibat kecelakaan kerja.
Jumlah tersebut selanjutnya dibagi oleh Distrik. Tahun ini, Distrik Chaoyang menerima total tunjangan kematian sebesar 250 jiwa, termasuk delapan kebakaran.
Di setiap awal tahun, berdasarkan statistik terakhir, Dewan Negara menghitung “tunjangan keseluruhan” yang sesuai untuk tahun mendatang, termasuk kematian akibat kecelakaan industri, kebakaran, lalu lintas, kereta api, dan penerbangan.
Komite Keselamatan Produksi Dewan Negara kemudian mengalokasikan angka ini untuk masing-masing provinsi, yang kemudian memberikan angka-angka ini untuk kota mereka. Kota-kota ini lalu mengalokasikan angka-angka ini kembali ke masing-masing perusahaan. Sebagai contoh, pada tahun 2004, Kota Datong di Provinsi Shanxi memiliki tunjangan 54 kematian, termasuk 23 yang dialokasikan ke Datong Coal Group.
Pada tahun 2006 tunjangan kematian menjadi bagian dari rencana lima tahun rezim, dan membuatnya menjadi salah satu langkah yang paling penting untuk menilai prestasi para pejabat.
Epidemi
Tujuan dari pengaturan “Tunjangan kematian” ini tampakya bukan hanya untuk meningkatkan kesiap-siagaan bencana, melainkan juga untuk menjaga agar publik tidak tahu jumlah korban yang sebenarnya. Ini membuat cara kerja pemerintah terlihat bagus dan mengurangi kritik publik tentang ketidakmampuan pemerintah dalam mencegah atau menanggapi bencana.
Selama bertahun-tahun ketika bencana melanda, keluarga korban dan para aktivis sering mempertanyakan angka korban dan cara-cara rahasia pemerintah dalam menangani upaya penyelamatan. Daftar nama korban hampir tidak pernah dipublikasikan.
Salah satu contohnya adalah wabah SARS sepuluh tahun lalu. SARS pertama kali ditemukan di wilayah selatan daratan China pada tanggal 11 November 2002. Untuk mempartahankan suasana politik yang baik selama Kongres Partai Komunis ke-16, Departemen Propaganda Partai Komunis melarang media melaporkan ke luar wabah secara terbuka.
Kepala Partai Komunis saat itu, Jiang Zemin, memberi perintah bahwa jika kasus SARS dilaporkan secara luas, para pejabat lokal akan kehilangan posisi mereka. Akibatnya, banyak pejabat pemerintah setempat tidak berani melaporkan wabah SARS. Mereka menyembunyikan kasus SARS dengan segala macam cara. Metode yang paling umum digunakan adalah memerintahkan rumah sakit untuk mengubah penyebab kematian dari pasien.
Pada saat itu, seorang dokter di Provinsi Guangdong mengatakan: "Tidak ada statistik pada pasien SARS. Beijing memberi jumlah target untuk setiap wilayah, jumlah yang ditetapkan untuk setiap tempat, setiap orang yang dilaporkan adalah berdasarkan jumlah target yang ditetapkan. Setiap orang bisa melihat, angka resmi yang diterbitkan sangat rapi. "
Petugas kepolisian Shenzhen yang ditugaskan untuk mengkremasi tubuh pasien SARS mengatakan: “Karena tubuh pasien SARS mengandung virus menular, ada satuan tugas kepolisian khusus di setiap wilayah yang ditugaskan untuk mengkremasi mayat-mayat tersebut... Beijing hanya membolehkan tiga puluh orang yang dinyatakan meninggal akibat SARS di Shenzhen. Kenyataannya, angka kematian di Shenzhen jauh melebihi angka yang dipublikasikan. (EpochTimes)

No comments:

Post a Comment