Saturday, June 21, 2014

Zurich Bidik Perempuan Produktif Indonesia

* Luncurkan Kampanye Srikandi Protection

Head of Proposition Zurich Ade Bungsu (kiri) dan Chief Marketing Officer Zurich Heru Gunadi saat meluncurkan kampanye program Srikandi Protection.

Perusahaan asuransi jiwa Zurich meluncurkan Srikandi Protection sebagai upaya perlindungan untuk kaum hawa di Indonesia. Kampanye itu dibutuhkan karena perempuan sangat rentan terserang penyakit kritis mematikan. Sementara selama ini, industri asuransi belum banyak yang menyasar kaum hawa, tetapi lebih fokus untuk perlindungan kaum pria sebagai tulang punggung keluarga.
“Padahal, ketika seorang ibu menderita sakit, tentu akan sangat berpengaruh pada kehidupan keluarga. Biaya rumah tangga akan tergerus untuk merawat sang ibu yang menjadi tumpuan kasih sayang anak-anaknya,”ujar Presiden Direktur PT Zurich Topas Life (Zurich) Oemin Handajanto sesaat sebelum meluncurkan produk Srikandi Protection di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (18/6).
Dijelaskan, saat ini perempuan Indonesia rentan terserang 44 penyakit kritis seperti kanker serviks, kanker payudara, jantung, dan stroke.
Berdasarkan data Yayasan Kanker Indonesia (YKI) pada 2013 lalu, kanker serviks lah yang menjadi penyakit pembunuh nomor satu perempuan di Indonesia. Tiap tahun, sekitar 15.000 kasus kanker serviks terjadi di Indonesia. Setidaknya, tiap hari di Indonesia, dari 40 wanita yang terdiagnosa menderita kanker serviks, 20 di antaranya meninggal dunia.
Parahnya, jika ada wanita yang terdiagnosa kanker serviks, biaya pengobatannya rata-rata Rp 100 juta per bulan.
“Makanya kami hadirkan Srikandi Protection. Produk ini merupakan perlindungan untuk kehidupan, karena hidup itu penting. Kami memberikan uang perlindungan hingga Rp 1 miliar ketika nasabah terdiagnosa salah satu dari 44 penyakit kritis,” ujarnya.
Menurut Oemin, lewat produk yang merupakan bagian dari paket Prestigio itu, Zurich juga memberikan santunan pengobatan hingga Rp 500 juta yang diberikan di awal, segera setelah peserta terdiagnosa salah satu dari 32 penyakit kritis. Intinya, kata dia, Zurich ingin memberikan asuransi kehidupan, tak hanya asuransi kematian. Sebab, Zurich ingin memberikan proteksi bagi kehidupan peserta.
Dijelaskan, sejumlah manfaat lainnya, peserta juga akan mendapat penggantian medical check up diagnosa awal sebesar Rp 10 juta. Kemudian, ada manfaat berupa biaya pengobatan selama masa perawatan sebesar Rp 3 juta per bulan selama 12 bulan. Peserta juga akan menerima dana pemulihan selama lima tahun dengan besaran Rp 3 juta di tahun pertama dan selanjutnya naik 15% tiap tahunnya.
Manfaat lainnya, kata Oemin, peserta mendapat pembebasan pembayaran premi dasar dan top up berkala apabila menderita cacat tetap total atau terdiagnosa penyakit kritis hingga usia 70 tahun, dan juga ada santunan meninggal dunia atas sebab apa pun sampai Rp 250 juta.
“Belum lagi adanya potensi pengembalian investasi yang optimal untuk membantu mencapai tujuan finansial peserta,” katanya.
Chief Marketing Officer Zurich Heru Gunadi mengatakan, asuransi bukan hanya untuk perlindungan meninggal dunia, namun menjaga supaya kita bisa hadir untuk yang dikasihi.
Untuk produk terbaru ini, kata Heru, pihaknya membidik kaum perempuan produktif di rentang usia 25-49 tahun. Produk Prestigio dengan paket Srikandi Protection dapat memberikan perlindungan atas penyakit kritis sampai empat kali uang pertanggungan meninggal.
Pihaknya menyediakan empat pilihan kelas untuk produk Srikandi Protection yakni kelas silver, gold, platinum, dan diamond. Besaran premi mulai dari Rp 450.000 per bulan hingga Rp 5,6 juta per bulan. Dengan manfaat asuransi perlindungan terhadap diagnosa 44 penyakit kritis sebesar Rp 300 juta hingga Rp 1 miliar dan perlindungan jiwa Rp 100 juta hingga Rp 250 juta.
Heru menambahkan, saat ini, dari total penduduk Indonesia sebanyak 244 juta orang, jumlah kaum perempuan usia produktif di Indonesia sekitar 47,86 juta atau 19,5%. Untuk pemasaran produk itu, pihaknya masih membidik di empat kota besar di mana kantor pemasaran Zurich berada yakni Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. “Tapi, produk itu juga kami jual di 20 kantor keagenan kami yang tersebar dari Medan ke Papua,” ujarnya.
Khusus di Surabaya, pihaknya memang memberi perhatian lebih, karena wilayah ini terus berkembang pesat.
Berdasarkan data statistik, dari total penduduk di Jatim sebanyak 38,36 juta (data tahun 2013), penduduk laki-laki sebanyak 18,5 juta jiwa dan perempuan sebanyak 18,97 jiwa. Dari jumlah itu, angkatan kerja sebesar 18,63 juta orang, di mana sejumlah 18,23 juta orang di antaranya bekerja, sedangkan 397.934 orang merupakan pencari kerja.
Pendapatan per Kapita penduduk Jatim juga meningkat, tahun lalu, sebesar US$ 3.500. Tahun ini diperkirakan US$ 2.700 hingga US$ 2.800.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selama tiga tahun terakhir juga terus meningkat. Pada 2010, pertumbuhan ekonomi Jatim sebesar 6,68%, tahun berikutnya 7,22 persen, dan pada 2012 sebesar 7,27%, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tahun 2012 terutama didukung oleh pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 10,06%, sektor pengangkutan dan komunikasi 9,65%, dan sektor keuangan, persewaaan, dan jasa perusahaan sebesar 8,01%.
Undian Berhadiah
Heru menambahkan, pihaknya juga memberikan kejutan kepada peserta yang membeli produk Srikandi Protection.
Dijelaskan, setiap nasabah yang membeli polis Srikandi Protection pada periode 12 Juni hingga 12 September 2014, berpeluang meraih hadiah perjalanan wisata lengkap dengan biaya akomodasi dan transportasi untuk ke Zurich (Swiss), Milan (Italia), dan Paris (Prancis).
Setiap pembelian produk Prestigio dengan minimal tiga rider per polis, bisa mendapatkan satu kupon undian. Selain itu, setiap peserta yang juga merupakan penumpang maskapai penerbangan Citilink, akan mendapat tambahan empat kupon undian. Seluruh kupon akan diundi pada 9 Oktober 2014.
Sementara itu, Head of Proposition Zurich Ade Bungsu mengatakan, sebagai perusahaan asuransi baru, Zurich akan terus berupaya berkontribusi dalam meningkatkan penetrasi proteksi di Indonesia. Saat ini, penetrasi asuransi baru lima persen.
“Masih ada 95 persen yang belum tersentuh, kita ingin semakin banyak masyarakat Indonesia yang memahami perlunya proteksi untuk perlindungan diri dan keluarga,” ujarnya.
Ade menjelaskan, PT Zurich Topas Life merupakan anak perusahaan Zurich Insurance Group Ltd yang berpusat di Swiss. Perusahaan asuransi multinasional itu sudah berdiri sejak 1872 dan memiliki sekitar 55.000 karyawan di 170 negara.
Di Indonesia, Zurich baru hadir pada November 2010 dan mulai beroperasi memasarkan produknya pada 2 Januari 2013. Hanya dalam tiga tahun, pihaknya sudah memiliki sekitar 6.000 agen, ditargetkan hingga akhir 2014 ini jumlahnya bertambah menjadi lebih dari 7.000 agen dengan total nasabah 10.000 orang.
“Pertumbuhan mulai stabil. Saat ini pertumbuhannya terlihat positif, dan hingga akhir tahun ini kami optimistis pencapaian akan lebih baik dari tahun lalu,” ujar Ade.
Tahun 2013 lalu, Zurich menutup tahun dengan pendapatan premi sebesar Rp 84,83 miliar. Tahun sebelumnya, pendapatan premi hanya Rp 7,3 miliar. Sedangkan untuk rasio likuiditas, Zurich sudah mencapai 221%. Kemudian, rasio kecukupan investasi sebesar 1.461%, dan rasio beban (klaim, usaha, dan komisi terhadap pendapatan premi neto) sebesar 294%.
Ade yakin, dalam beberapa tahun ke depan, Zurich bisa menjadi salah satu perusahaan asuransi jiwa terbesar di Indonesia. Bahkan, masuk dalam 10 besar, apalagi dengan melihat potensi besar yang ada di Indonesia. (www.beritasatu.com)

No comments:

Post a Comment