Ilustrasi BPJS (Liputan6.com/Andri Wiranuari)
Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Komaruddin Hidayat, mengungkapkan, alokasi dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berpotensi jebol. Hal itu disebabkan semakin tingginya tingkat perokok di Indonesia.
"Dana BPJS kita bisa jebol karena kesehatan," kata dia, Jakarta, Jumat (4/7/2014).
Menurut pengamatan Komaruddin, masyarakat berpenghasilan rendah justru menggunakan pendapatannya untuk rokok. Padahal, mestinya dana tersebut bisa digunakan untuk yang lebih penting seperti kebutuhan anak.
"Saya amati yang merokok, uang yang digunakan untuk anaknya, rela beli rokok kemudian di bakar," lanjut dia.
Sementara itu, hal tersebut berbeda dengan negara-negara lain di negara maju. "Saya dari Amerika, di ruang publik rokok dikucilkan, Indonesia tidak terkontrol," ujar Komaruddin.
Oleh karena itu, ia menilai, pengeluaran rumah tangga yang populer saat ini tidak hanya dari pembelian pulsa tapi juga dari rokok. "Income keluarga habis untuk pulsa dan rokok,"tukas dia.
"Dana BPJS kita bisa jebol karena kesehatan," kata dia, Jakarta, Jumat (4/7/2014).
Menurut pengamatan Komaruddin, masyarakat berpenghasilan rendah justru menggunakan pendapatannya untuk rokok. Padahal, mestinya dana tersebut bisa digunakan untuk yang lebih penting seperti kebutuhan anak.
"Saya amati yang merokok, uang yang digunakan untuk anaknya, rela beli rokok kemudian di bakar," lanjut dia.
Sementara itu, hal tersebut berbeda dengan negara-negara lain di negara maju. "Saya dari Amerika, di ruang publik rokok dikucilkan, Indonesia tidak terkontrol," ujar Komaruddin.
Oleh karena itu, ia menilai, pengeluaran rumah tangga yang populer saat ini tidak hanya dari pembelian pulsa tapi juga dari rokok. "Income keluarga habis untuk pulsa dan rokok,"tukas dia.
No comments:
Post a Comment