Penerapan JKN Masih Terkendala Verifikasi Pasien di Rumah Sakit (Foto: Dede/Okezone)
PENERAPAN Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah berlangsung selama satu semester. Dalam rentang waktu tersebut, masih banyak kekurangan yang tentunya harus diperbaiki.
Dijelaskan Supriyantoro, Sekertaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kendala yang harus segera ditangani pemerintah adalah proses verifikasi peserta BPJS. Sejauh ini, pelayanan kesehatan masih perlu ditingkatkan agar bisa benar-benar memuaskan masyararakat.
"Kendala sejauh ini, harus diakui, proses verifikasi pasien untuk menerima pelayanan kesehatan, dan surat rujukan pasien kepesertaan pasien masih belum maksimal. Itu bisa terjadi karena likuiditas dari peserta," katanya dalam acara yang bertema diskusi bersama Sekertaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI: Semester Pertama Penerapan Program JKN, di Restoran Makan-Makan, lantai 2 room Merak, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 23 Juli 2014.
Meski begitu, Kemenkes tidak tinggal diam. Pemerintah terus berupaya untuk mengatasi berbagai hambatan yang terjadi di lapangan. (Baca: Penyakit Khas Para Pemudik)
"Kami sedang dalam proses identifikasi digital printing. Sebab proses menjembatani antara rumah sakit dan BPJS sudah dilakukan tapi belum maksimal. Kita sendiri sedang membangun sistem informasi untuk rumah sakit, biar pelayanan kesehatan maksimal," terangnya.
Selain itu, belum sebandingnya outlet BPJS yang tersebar di daerah di Indonesia dengan para pendaftar juga menjadi masalah tersendiri. Karena itu, kondisi ini memengaruhi pelayanan kesehatan yang didapat masyarakat.
"Dengan belum meratanya peserta di banyak outlet BPJS, membuat akhirnya peserta jadi mengantri. Bahkan beberapa peserta BPJS di daerah harus menunggu dari subuh untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Ini ini masih dalam perbaikan memang," tutupnya. (http://health.okezone.com/)
Dijelaskan Supriyantoro, Sekertaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kendala yang harus segera ditangani pemerintah adalah proses verifikasi peserta BPJS. Sejauh ini, pelayanan kesehatan masih perlu ditingkatkan agar bisa benar-benar memuaskan masyararakat.
"Kendala sejauh ini, harus diakui, proses verifikasi pasien untuk menerima pelayanan kesehatan, dan surat rujukan pasien kepesertaan pasien masih belum maksimal. Itu bisa terjadi karena likuiditas dari peserta," katanya dalam acara yang bertema diskusi bersama Sekertaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI: Semester Pertama Penerapan Program JKN, di Restoran Makan-Makan, lantai 2 room Merak, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 23 Juli 2014.
Meski begitu, Kemenkes tidak tinggal diam. Pemerintah terus berupaya untuk mengatasi berbagai hambatan yang terjadi di lapangan. (Baca: Penyakit Khas Para Pemudik)
"Kami sedang dalam proses identifikasi digital printing. Sebab proses menjembatani antara rumah sakit dan BPJS sudah dilakukan tapi belum maksimal. Kita sendiri sedang membangun sistem informasi untuk rumah sakit, biar pelayanan kesehatan maksimal," terangnya.
Selain itu, belum sebandingnya outlet BPJS yang tersebar di daerah di Indonesia dengan para pendaftar juga menjadi masalah tersendiri. Karena itu, kondisi ini memengaruhi pelayanan kesehatan yang didapat masyarakat.
"Dengan belum meratanya peserta di banyak outlet BPJS, membuat akhirnya peserta jadi mengantri. Bahkan beberapa peserta BPJS di daerah harus menunggu dari subuh untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Ini ini masih dalam perbaikan memang," tutupnya. (http://health.okezone.com/)
No comments:
Post a Comment