Monday, August 11, 2014

Kisah Pilu Mantan Pejuang Kemerdekaan


Kisah Pilu Mantan Pejuang KemerdekaanIlustrasi







Sebagai mantan pejuang yang berperang melawan penjajah, tak lantas kehidupannya setelah kemerdekaan menjadi lebih baik. 

Mantan pejuang kemerdekaan di Demak, Jawa Tengah harus hidup sederhana, sebab tak mudah untuk mengurus gaji pensiunan veteran. Selain membutuhkan waktu yang lama juga menghabiskan biaya besar hingga menjual rumah untuk mendapatkan tunjangan hari tua.

Sidik yang merupakan mantan pejuang kemerdekaan yang tergabung dalam tentara pelajar nasional, memasuki sembilan puluh tahun lebih. Warga Desa Brumbung, Kecamatan Mranggen, ini telah pikun dan sering keluar rumah sendirian, tak jarang ia juga membawa senjata tajam sehingga membahayakan dirinya sendiri dan orang lain.

Kakek belasan cucu dan lima anak ini juga sulit diajak berkomunikasi, selain fungsi pendengarannya telah berkurang, kenangan masa perjuangan begitu lekat di ingatannya. Hampir semua jenis pertanyaan selalu dijawab dengan cerita kegigihan para pejuang untuk memperebutkan kemerdekaan.

Pertempuran lima hari di Semarang merupakan peristiwa yang paling diingat, karena banyak rekan-rekan seperjuangannya yang gugur, beruntung saat itu ia bersama sejumlah pejuang lainnya berhasil selamat setelah mundur sementara dari medan perang.
Meski telah mempertaruhkan nyawanya untuk mengusir penjajah, tak serta merta ia mendapatkan penghidupan yang layak setelah kemerdekaan, tak mudah baginya untuk mendapatkan gaji pensiun veteran.

Surat keputusan Departemen Pertahanan tentang gelar kehormatan pejuang yang diperoleh pada tahun 1951 juga tidak lantas membuatnya langsung mendapatkan gaji pensiun veteran, baru sekitar 17 tahun terakhir ia mendapatkan tunjangan hari tua untuk para pejuang, itupun melalui proses berbelit yang sangat lama dan menelan biaya besar. Bahkan rumah dan sawah telah dijual untuk mengurus dana pensiun tersebut.

Mestinya kini Sidik mendapatkan gaji pensiun sebesar Rp950 ribu per bulan, namun karena mempunyai tunggakan hutang, akhirnya yang ia hanya memperoleh sekira Rp250 ribu saja setiap bulannya. 

Di tengah melambungnya harga kebutuhan pokok saat ini, Sidik dan istrinya Karsanah harus berhemat agar dana tersebut cukup untuk biaya hidup selama sebulan. (http://news.okezone.com/)

No comments:

Post a Comment