Monday, December 8, 2014

Capaian Kinerja dan Prestasi Pemerintah Kota Solok

* TUJUH

 Kecintaan kepada Allah melingkupi hati, kecintaan ini membimbing hati dan bahkan merambah ke segala hal.
Imam Al Ghazali

SOSOK Irzal Ilyas dapat dikatakan sosok pekerja keras dan tegas dalam mengeksekusi setiap kebijakan publik yang telah digariskan bersama segenap jajaran aparatur, kolega legislatif dan para mitra. Usai dilantik pada Agustus 2010, bersama Wakil Wali Kota Zul Elfian, dia langsung menyingsingkan lengan bajunya untuk memberikan bukti atas janji-janjinya selama masa kampanye, untuk mengimplementasikan visi-misi yang telah diretasnya dan sepenuh hati melayani rakyatnya.
Bekerja keras dan tegas, demikian tutur Irzal Ilyas, selain sebagai wujud pengabdian kepada daerah kelahirannya, pun hakikatnya adalah ibadah atau amalan buat sesama umat di muka bumi. Sebagai bakti kepada Allah SWT, sehingga bermanfaat atau diperuntukkan bagi kebaikan orang banyak. Bekerja sebagai amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan semaksimal kemampuan yang dimilikinya dengan sepenuh hati, juga mengedepankan disiplin, profesionalisme, komitmen, dan kejujuran. Dengan begitu muncul spirit daya saing berkelanjutan dan menghasilkan nilai tambah (added value) bagi daerahnya. Sebuah prinsip yang mengajarkan kepada kita dan segenap sumber daya manusia (SDM) aparatur pemerintah kota untuk senantiasa bersyukur dan bekerja lebih kompeten, penuh disiplin dan profesional.
Tak terasa, kini, kepemimpinan Wali Kota Irzal Ilyas memasuki tahun kelima (2010-2015). Empat tahun kepemimpinan Irzal Ilyas telah banyak membawa perubahan dan kemajuan bagi daerah dan masyarakat Kota Solok.
Program yang memihak kepada kepentingan rakyat dan lebih dikenal dengan program pro-rakyat, menjadi program terdepan dan menjadi skala proritas bagi pasangan ini. Sehingga, langkah Pemerintah Kota Solok menciptakan Kota Solok yang maju dan terwujudnya masyarakat yang beriman, bertaqwa, sehat, edukatif dan sejahtera dengan pemerintah yang baik dan bersih serta berkeadilan, kian terlihat dan semakin nyata.
Irzal Ilyas tampaknya berhasil mengakselerasikan komitmennya dengan amanah rakyatnya. Didukung kompleksitas pengalaman yang dijalani selama ini dan begitu juga wakilnya H. Zul Elfian, SH, M.Si yang sudah termasuk sesepuh di birokrat dan fokus mengambil langkah kebijakan untuk bisa cepat memajukan dan mensejahterakan masyarakat Kota Solok.
Hal tersebut dapat dilihat dari skedul perjalanan Pemerintah Kota Solok di masa empat tahun terakhir. Diawali dengan melakukan penataan dan pengelolaan sistem pemerintahan dengan mengubah sistem pemerintahan menjadi lebih baik, efektif dan lebih efisien.
Usia Kota Solok telah mencapai 43 tahun dan Wali Kota Solok bersama wakilnya memasuki tahun kelima kepemimpinannya periode 2010-2015 ini. Artinya, apa-apa yang telah direncanakan harus mencapai target yang ditetapkan pada tahun kelima ini sesuai dengan RPJMD yang telah disusun sesuai dengan visi pemerintah “Terwujudnya masyarakat yang beriman, bertaqwa, sehat, edukatif dan sejahtera dengan pemerintah yang baik dan bersih menuju kota perdagangan dan jasa yang maju dan modern”.
Pemerintah Kota Solok pun bekerja keras mewujudkan 10 misi di Kota Solok yang tertuang dalam agenda pembangunan daerah dalam meningkatkan kualitas dan tatanan kehidupan masyarakat yang beriman, bertaqwa dan berbudaya. Selain itu, juga pembangunan hukum dan tata pemerintahan yang baik dan bersih, pembangunan sosial dan sumber daya manusia yang berkualitas, pembangunan ekonomi rakyat yang berdaya saing dan pembangunan prasarana dan sarana perkotaan yang berwawasan lingkungan.
A.   Menciptakan Keteguhan Beragama
Janganlah ragu kedekatan Allah kepada hamba-Nya. Di dalam Al-Qur’an ditegaskan bahwa pada kenyataannya Allah itu sangat dekat dengan hamba-Nya. Sebagaimana tersurat dalam Surat Al Baqarah ayat 186, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. ...”
Kita harus merasa yakin bahwa Allah itu demikian dekat dan selalu mengamati gerak-gerik kita. Sebuah kisah menarik barangkali bisa kita ambil hikmahnya mengenai keyakinan yang besar seseorang akan kedekatan seorang hamba kepada Tuhannya. Suatu waktu Umar bin Khattab melakukan kunjungan ke daerah pemerintahannya. Beliau ingin mengetahui secara langsung keadaan rakyatnya. Bertemulah beliau dengan seorang pemuda penggembala kambing. Umar rupanya ingin menguji kejujuran pemuda tersebut. Umar ingin membeli kambing yang digembalakan si pemuda, lalu beliau menyarankan si pemuda untuk berkata kepada sang pemilik kambing bahwasanya kambing tersebut hilang dimakan serigala. Rupanya si pemuda memiliki keimanan yang cukup kuat. Dan si pemuda balik bertanya, “Di manakah Allah?”
Kisah Umar bin Khattab dan si pemuda penggembala kambing itu memberikan pelajaran bahwa segala perbuatan yang kita lakukan akan diawasi Allah SWT dan menemui pembalasan dengan kadar yang tepat dan membutuhkan landasan bertindak. Landasan bertindak itu dapat terjadi dalam istilah “Tuhan itu dekat”. Menghadirkan kesadaran bahwa Tuhan itu dekat, bukan hanya membuat kita nyaman dalam meminta pertolongan-Nya, tapi juga akan menghindarkan diri dari segala tindakan tercela. Bagaimana mau melakukan perbuatan tercela, apabila kita telah memiliki pusat kesadaran bahwa sesungguhnya Allah itu dekat. Allah Yang Maha Tahu, baik daun yang jatuh di kesunyian malam ataupun kehebatan alam pikiran kita.
Kita perlu menghadirkan kesadaran bahwa Tuhan itu dekat, tak terkecuali pada diri seorang pemimpin. Dengan begitu, spirit ini mampu mengilangkan kesombongan dan cinta berlebih pada pencitraan. Mengapa? Selama ini rakyat bisa dikelabui melalui pencitraan, uang dan pembangunan fisik. Namun, Sang Maha Pencipta tidak dapat dikelabui. Pusat kesadaran tersebut menjadikan sang pemimpin merasa ikhlas melakukan kerja-kerja yang produktif dan pembangunan.
Sifat amanah sang pemimpin ini diharapkan berimplikasi pada kemajuan dan kecerahan hasil yang dipimpin. Sementara bagi sang pemimpin yang amanah, waktu yang dimiliki sedapat mungkin dimanfaatkan guna menghasilkan nilai tambah. Hal ini yang melekat pada sosok Irzal Ilyas. Dia senantiasa sibuk mengurusi rakyatnya.
Betapa sadar benar akan amanah kepemimpinan yang berakar pada kesadaran bahwa Tuhan itu dekat. Waktu kerja Irzal yang dipacu untuk menghasilkan sesuatu, dikarenakan dia sadar benar bahwa seorang pemimpin merupakan imam dari rakyat yang dipimpinnya. Ini tidak terlepas dari kiprahnya di ranah sosial-politik berangkat dari sikapnya yang selalu berusaha memakmurkan masjid. Maka, tatkala menjadi Wali Kota Solok, dia tetap berupaya dekat dengan masjid, giat menyampaikan ceramah yang inspiratif dan penuh petuah mulia melalui medium kunjungan kerja ke tengah-tengah masyarakat.
Menurut Irzal, pada prinsipnya, dengan merasa Tuhan itu dekat, akan memantik energi lebih untuk menyelesaikan segala kerja sebaik mungkin. Dia meyakini setiap kebaikan –sekalipun hanya sebesar biji zarrah—akan memperoleh balasan di negeri akherat kelak. Sebab, dari kerja ke kerja akan menghadirkan muatan transendental dan antroposentris. Muatan transendental adalah muatan nilai ketuhanan. Bahwasanya kerja-kerja di muka bumi merupakan peran kekhalifahan yang dibebankan kepada umat manusia. Sedangkan muatan antroposentris adalah nilai kemanusiaan. Bahwasanya setiap kerja yang dihasilkan mampu menghadirkan manfaat bagi khalayak masyarakat.
Menghadapi berbagai hasil kerja keras kita yang berangkat dari prinsip bahwa Tuhan itu dekat, demikian keyakinan Irzal Ilyas, akan menghadirkan ikhtiar optimal sembari bertawakal.  Manusia boleh berencana namun Tuhan yang menentukan. Karena itu segala rencana, segala kerja dengan presisi dan kesungguhan dilakukan untuk kemudian menyerahkan hasilnya kepada Sang Pencipta.
Sikap ini tidak hanya dihadirkan oleh Irzal Ilyas di tempat-tempat peribadahan. Dalam keseharian dalam memimpin segenap aparatur Pemerintah Kota Solok, dia selalu menekankan betapa pentingnya menjunjung prinsip bahwa Tuhan itu dekat dan bekerja sebagai bentuk implementasi amanah serta ibadah.
Islam memang memberi warna tersendiri bagi kultur Minang sebagai titik asal seorang Irzal Ilyas. Sehingga pola dan kehidupan religius Islam sangat lekat dengan keseharian masyarakat Minang dan sosok Irzal. Dengan dasar ini, tak berlebihan bila dirinya menyertakan unsur religiusitas dalam membangun Kota Solok pada peiode 2010-2015.
Dia menginginkan adanya peningkatan tatanan kualitas kehidupan masyarakat yang beriman dan bertaqwa, selain berusaha menyelenggarakan tata pemerintahan daerah yang baik dan bersih (good local governance and clean government), mengembangkan nilai-nilai adat dan budaya di tengah masyarakat berlandaskan adat basandi syara, syara basandi kitabullah, meningkatkan kualitas pelayanan di bidang pendidikan dan kesehatan. Hal ini dia lakukan lantaran nilai-nilai religius telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Minang.
Kedekatan umat Kota Solok dengan Allah dapat pula dilihat dari banyaknya jamaah haji yang berangkat ke tanah suci tahun 2013 yang mencapai sebanyak 119 orang dengan persen adalah jemaah perempuan. Ditinjau dari segi pendidikan, kelompok terbesar dari jamaah haji yaitu berijazah Sarjana dan SLTA masing-masing ada sebanyak 29 orang dan 48 orang, sedangkan kalau dilihat dari pekerjaan jamaah haji yang berangkat pada tahun 2013, sebagian besar (persen) adalah PNS.
Yang agak memprihatinkan bahwa kasus perceraian naik 3,25 persen dari kasus tahun 2011 menjadi kasus pada tahun 2012. Penyebab perceraian terbanyak dikarenakan tidak ada lagi keharmonisan rumah tangga dan kurangnya tanggung jawab kepala keluarga.

B.    Berantas Korupsi Lewat Pendekatan Keagamaan
 Irzal Ilyas nyaris tak pernah menggembar-gemborkan program pemberantasan korupsi dalam visi-misinya. Padahal, penyakit korupsi sudah sangat mewabah di negeri ini. Saat ini orang tak punya lagi rasa malu untuk korupsi, bahkan dipenjara karena kasus korupsi pun dianggap sesuatu yang wajar dan lumrah. Namun begitu, Irzal bukan tak peduli atas penyakit korupsi. Dia berupaya memberantas korupsi dengan cara membunuh akarnya, yaitu menumbuhkan kembali rasa malu untuk berbuat korup.
Rasa malu itu ditumbuhkan melalui program puasa sunnah setiap hari Senin dan Kamis bagi pejabat eselon Pemerintah Kota Solok. Dengan program ini setidaknya dua hari dalam sepekan para pejabat eselon yang tengah berpuasa itu terganjal keinginannya untuk korupsi.
Tidak hanya puasa sunnah Senin-Kamis, para pejabat eselon ini pun diwajibkan mengikuti safari subuh setiap Jumat pagi. Saat safari subuh ini, para pejabat digiring untuk melaksanakan shalat Subuh berjamaah di masjid-masjid yang ada di Kota Solok.
Melalui shalat berjamaah, antara warga masyarakat dan pejabat saling kenal dan secara tak langsung para pejabat eselon ini dapat pula menyaksikan kehidupan masyarakat plus segala problematikanya. Dan hal ini sudah barang tentu sangat bermanfaat bagi pejabat dalam merumuskan suatu kebijakan publik.
Dengan adanya safari subuh, berarti bertambah satu hari lagi bagi para pejabat eselon harus menahan birahi korupsinya. Lantaran terlanjur dekat dengan warga masyarakat, rasa malu untuk korupsi pun tumbuh dalam diri para pejabat eselon ini. Program puasa sunnah Senin-Kamis ditambah program safari subuh minimal telah berhasil meredam keinginan korupsi selama tiga hari dalam sepekan atau 50 persen dari hari kerja.
Agar penyakit korupsi ini tidak menular ke generasi muda, Pemerintah Kota Solok pun meluncurkan program Mabit (malam bina iman dan taqwa) bagi pelajar SLTA dan SLTP. Program ini mewajibkan pelajar Kota Solok untuk melakukan Mabit di masjid terdekat sekali dalam sepekan.

C.   Pendidikan untuk Semua
Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Solok dalam waktu tiga tahun ini sangat pesat sekali. Tahun 2010 PAUD sudah berjumlah 31 buah, sehingga jumlah murid TK semakin hari semakin menciut jumlahnya. Hal ini terkait kemudahan pemberian izin pendidrian PAUD. Upaya penyediaan layanan pendidikan pada jenjang PAUD telah menunjukkan peningkatan. Angka partisipasi kasar (APK) pada jenjang ini PAUD 24,45 persen dan TK 30,94 persen.
Kemudian pendidikan dasar program Wajib Belajar 9 (sembilan) tahun adalah bagian dari hak asasi manusia dan hak setiap warga masyarakat yang usaha penuntasannya harus direncanakan dan dijalankan sebaik mungkin. Penuntasan Wajar 9 tahun merupakan hak masyarakat untuk memperoleh pendidikan dasar yang bermutu merupakan ukuran keadilan dan pemerataan atas hasil pembangunan. Karena itu, program pendidikan untuk semua yang inklusif diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, non-formal, dan informal dengan sistem pendidikan yang demokratis. Paradigma ini menjamin keberpihakan kepada peserta didik yang memiliki hambatan fisik ataupun mental, hambatan ekonomi dan sosial. Bahkan Pemerintah Kota Solok telah berhasil menyelenggarakan program Wajar 12 tahun gratis.
Pada jenjang SD/MI/SDLB/Paket A terjadi peningkatan angka partisipasi kasar (APK) dari 104% pada tahun 2009 menjadi 119.% pada tahun 2010 dan menjadi 120% pada tahun 2011. Seiring dengan perkembangan itu, angka partisipasi murni (APM) naik dari 96% pada tahun 2009 menjadi 97% pada tahun 2010, dan menjadi 98% pada tahun 2011. Pada jenjang SMP/MTs/sederajat, APK meningkat dari 104,45% pada tahun 2008 menjadi 106% pada tahun 2009 dan menjadi 110% pada tahun 2011.
Prosentase kelulusan peserta ujian mulai jenjang SMP/MTs/SMPLB/Paket B dari tahun ajaran 2008/2009 sampai tahun 2009/2010 mengalami kenaikan walaupun tidak secara konsisten atau berfluktuasi dari tahun ke tahun. Rata-rata nilai UN SMP/MTs pada tahun 2008 adalah sebesar 6,5 dengan tingkat kelulusan sebesar 93%. Rata-rata nilai ujian SMP/MTs masih belum maksimal.
Dari sisi perkembangan fisik bangunan sekolah, sebagaimana dilansir Badan Pusat Statistik Kota Solok, pada tahun 2013, jumlah sekolah TK hingga SMU/SMK yang di bawah Depdiknas ada sebanyak 55 sekolah negeri dan 18 sekolah swasta, sedangkan di bawah Depag ada 3 sekolah negeri dan 14 sekolah swasta. Jika dirinci menurut jenjang pendidikan ada sebanyak 49 SD negeri/swasta, 9 SLTP sederajat negeri/swasta dan SMU/SMK 12 sekolah negeri/swasta. Perguruan tinggi terdapat juga di Kota Solok yaitu 2 unit di Kecamatan Lubuk Sikarah dan 2 unit di Kecamatan Tanjung Harapan.
Kemudian prestasi siswa SMP di bidang Olimpiade semenjak digelar setiap tahun, Kota Solok selalu mewakili Provinsi Sumatera Barat ke tingkat nasional. Untuk beberapa mata pelajaran, tercatat siswa SMP memperoleh lima medali perunggu pada Olimpiade Sains. Pada cabang olah raga tertentu, Kota Solok juga menunjukkan prestasi yang meningkat pada Pekan Olahraga Propinsi (Porprop) 2010. Kota Solok meraih lima medali emas.

D.   Pelayanan Sosial, Ekonomi dan Kesehatan
Untuk peningkatan pelayanan tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui pembentukan ULP dan LPSE. Dan selain itu Pemerintah Kota Solok juga telah memanfaatkan Kantor DPRD lama menjadi klinik rawat inap tumbuh kembang anak yang menjadi fasilitas kesehatan.
Dalam upaya pengentasan kemiskinan yang ada di Kota Solok, Pemerintah Kota mendorong program pembangunan sosial. Dari data PPLS tahun 2011, jumlah keluarga miskin di Kota Solok sebanyak 2.774 Rumah tangga (RT) yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok 1 (paling miskin) sebanyak 703 RT, kelompok 2 (hampir miskin) sebanyak 1.036 RT dan kelompok tiga (rentan miskin) sebanyak 1.035 RT. Sedangkan tahun 2012, KK miskin di Kota Solok difokuskan pada kelompok 21 dan 2 sebesar 1.739 KK, dan untuk menurunkan angka kemiskinan perlu didukung berbagai program. Di antaranya hingga tahun 2013 telah dilaksanakan rehab rumah tidak layak huni, sebanyak 683 unit.

Tabel 12.2 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kota Solok 2008-2013 àambil di DDA Kota Solok 2014 halaman 358

Sedangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pada lembaga keuangan mikro (LKMA), Koperasi dan Pra-Koperasi dilaksanakan pembinaan usaha  dan produk IKM, UKM dan produksi pertanian yang sampai tahun 2014 ini telah terjadi peningkatan jumlah, pertumbuhan modal, total aset, omset dan tenaga kerja. Dari tahun 2011 jumlah UKM sebanyak 763 unit sekarang telah menjadi 1.006 unit UKM.

Tabel Nama Hotel, Losmen/Wisma dan Golongannya àambil dari DDA Kota Solok 2014 halaman 285.

Di bidang pariwisata, Pemerintah Kota Solok terus berupaya menarik wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara, untuk berkunjung ke Kota Solok.  
Tabel Nama Objek Wisata di Kota Solok dan Jarak Dari Pusat Kota Solok àambil di DDA Kota Solok 2014 halaman 287

E.    Infrastruktur
Pemerintah Kota Solok memproritaskan pelaksanaan lanjutan peningkatan pelayanan infrastruktur. Antara lain dalam bentuk peningkatan kualitas jalan dan jembatan, seperti pembangunan jalan lingkar utara, pembangunan pengendalian banjir di aliran Sungai Batang Lembang, serta peningkatan jaringan irigasi.
Kemudian peningkatan pengelolaan sanitasi dan air bersih. Untuk pengelolaan air bersih dan peningkatan kapasitas air baku, Pemerintah Kota Solok telah menjalin bekerja sama dengan Pemerintah Kota Toyohasi. Juga telah dilakukan peningkatan pengelolaan sanitasi dengan peningkatan kualitas TPA regional dan peningkatan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH).

F.    Apresiasi dan Penghargaan
Berkat berbagai program pembangunan dan kinerja yang cukup bagus, tak seberapa lama setelah mengemban Wali Kota Solok (2011), Irzal Ilyas sudah mempersembahkan penghargaan Piala Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup,  Juara 1 lomba Cipta Menu 3B berbasis sumber daya lokal tingkat, Plakat Wahana Tata Nugraha dari Menteri Perhubungan RI dan Penghargaan e-KTP dari Menteri Dalam Negeri RI.
Di tahun 2011 pula, Pemerintah Kota Solok meraih penghargaan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Sebuah penghargaan terhadap keberhasilan daerah dalam upaya meningkatkan produksi beras. Untuk penghargaan yang satu ini Pemerintah Kota Solok patut diacungi jempol. Betapa tidak? Kota Solok berhasil meningkatkan produksi beras di tengah-tengah penyusutan lahan atau perubahan fungsi lahan.
Kemudian pada penghujung tahun 2011, Kota Solok meraih prestasi sebagai Kota Sehat (Swastisaba Pandapa). Penghargaan ini diterima langsung oleh Wali Kota Solok Irzal Ilyas.
“Keberhasilan Kota Solok meraih penghargaan Swastisaba tersebut tidak terlepas dari kepedulian warga dalam meningkatkan kesehatan yang dibarengi dengan dorongan dari pemerintah daerah memasyarakatkan hidup sehat di tengah-tengah masyarakat. Dorongan itu dimulai sejak tahun 2009, kemudian tahun 2010, melalui peningkatan sarana-prasarana lingkungan pemukiman, fasilitas kesehatan lingkungan masyarakat dan adanya peningkatan derajat kesehatan menuju manusia sehat dan mandiri,” terang Wali Kota yang senantiasa dekat rakyatnya ini.
Pada awal kepemimpinan Irzal Ilyas tersebut, lahan persawahan di Kota Solok menurun cukup drastis dari 1.300 hektar (2010) menjadi 835 hektar (2011). Kendati begitu, berbagai macam terobosan baru dilakukan dalam upaya budidaya pertanian, seperti legalisasi varietas padi unggul dan pengembangan tanaman padi dengan pola System of Rice Intensification (SRI), penyusutan lahan tidak terlalu berdampak terhadap produksi beras.  
Tahun 2013, Irzal berhasil mendapatkan pengakuan dalam pengelolaan keuangan daerah dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Bahkan, Pemerintah Kota Solok dipercaya menjadi pelaksana pilot project dalam pemberantasan korupsi.
Masih seputar pengelolaan manajemen pemerintahan daerah, tahun 2014, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI memberikan penghargaan atas kinerja terbaik yang dilakukan Pemerintah Kota Solok. Penghargaan sebagai daerah dengan Kinerja Sangat Tinggi dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi itu diterima secara langsung oleh Wali Kota Solok Irzal Ilyas pada tanggal 25 April 2014 bersamaan dengan acara peringatan Hari Otonomi Daerah (Otda).
“Penghargaan ini menjadi semangat baru bagi segenap aparatur Pemerintah Kota Solok dalam menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, jujur serta memberikan pelayanan prima bagi masyarakat,” ujar Irzal Ilyas, atas prestasi yang diraihnya.
Penghargaan dari Kemendagri ini, demikian kata Irzal, seakan mendonorkan semangat baru bagi Pemerintah Kota Solok untuk meningkatkan kinerja aparatur pemerintahan. Penghargaan ini sekaligus mempertegas keberhasilan Pemerintah Kota dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Penghargaan ini untuk seluruh aparatur pemerintahan dan masyarakat yang telah mendukung upaya Pemerintah Kota Solok dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan bersih menuju pelayanan masyarakat yang lebih baik,” ulas Irzal Ilyas.
Penghargaan yang diraih Pemerintah Kota Solok ini patut dibanggakan. Bukan hal berlebihan, tapi melihat dari sekitar 500 kabupaten/kota di Indonesia, hanya 35 kabupaten/kota yang meraih penghargaan Kinerja Sangat Tinggi dari Kemendagri RI. Meski sebuah kota kecil, Kota Solok merupakan salah satu kota yang berhak meraih penghargaan tersebut.
Irzal Ilyas selalu menekankan bahwa penghargaan ataupun prestasi yang diraih bukan suatu tujuan akhir dari sebuah pengabdian. Tapi, menurutnya, penghargaan dan prestasi yang berhasil diraih tersebut merupakan tanggung-jawab lebih besar buat meningkatkan kinerja dan tekad lebih baik.
“Dalam artian penghargaan dan prestasi merupakan sebuah cambuk bagi kita semua untuk terus berbuat, bekerja dan mengabdi lebih baik kepada daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik,” Irzal menegaskan.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh warga masyarakat dan aparatur pemerintahan di lingkungan Pemerintah Kota Solok atas dukungan mereka sehingga Kota Solok mendapat kepercayaan atas penghargaan kepala daerah dengan Kinerja Sangat Tinggi.
Pemerintah Pusat setiap tahun memberikan penghargaan kepada kepala daerah yang mempunyai kinerja sangat tinggi. Penilaiannya mengacu pada hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2012.
Bagi Irzal Ilyas, upaya untuk mewujudkan sistem pengelolaan pemerintahan yang bersih jujur serta optimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, cukup lama diharapkannya. Begitu pula dengan sistem pengelolaan keuangan daerah yang bersih dan tepat sasaran sesuai dengan ketentuan peraturan yang ada.
Diakui Irzal Ilyas, keberhasilan yang telah diraih bukan hal yang mudah digapai. Kerja keras serta komitmen yang kuat sangat diperlukan. “Bukan suatu hal yang gampang untuk diraih karena membutuhkan kerja keras dan komitmen yang kuat,” tutur Irzal.
Sedikit mundur ke tahun 2012, Kota Solok memperoleh penghargaan Piala Adipura, Piala Wahana Tata Nugraha (WTN), Piala Adiwiyata, Piagam Juara II Nasional UP2K, Piala ICT Pura Kategori Muda. Lalu tahun 2013, kembali memperoleh Piala WTN, Piala Adipura, dan penataan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Juga penghargaan Manggala Karya Kencana dari BKKBN RI, Adiwiyata Mandiri, Penghargaan terbaik sebagai penyelenggara pelayanan publik, Swastisaba Wiwerda, Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara, Penghargaan Cipta Karya, Penghargaan Perpustakaan umum Tingkat Nasional, serta Penghargaan Lembaga Kearsipan  Teladan Tingkat Nasional.
Kembali masuk ke tahun 2014, Pemerintah Kota Solok berhasil meraih penghargaan Penyelenggaraan Otonomi Daerah dari Kementerian Dalam Negeri, Penghargaan Terbaik I Pemerintah Daerah Pelaksanaan PMT-AS Tingkat Nasional, Terbaik II Sekolah Pelaksana PMT-AS tingkat Nasional, dan penghargaan Tanda Kehormatan Bakti Koperasi dan UKM dari Kementerian Koperasi dan UKM RI. Wali Kota Solok bersama Wakil Wali Kota Solok berniat sampai akhir masa jabatannya tahun 2015 mendatang dapat terus memperjuangkan dan mensejahterakan masyarakat, jelas Irzal Ilyas.
Masih di tahun 2014, Wali Kota Solok menerima piagam penghargaan sebagai Daerah Tertib Ukur dari Menteri Perdagangan. Menteri Perdagangan Republik Indonesia memberikan piagam penghargaan daerah tertib ukur tahun 2014 kepada tiga Kepala daerah, satu di antaranya Wali Kota Solok Irzal Ilyas Dt Lawik Basa. Dua daerah lain yang menerima penghargaan serupa adalah Kota Semarang dan Kota Banda Aceh.
Piagam penghargaan Daerah Tertib Ukur tersebut diterima langsung oleh Wali Kota Solok Irzal Ilyas Dt Lawik Basa dalam acara resmi yang dilangsungkan Gedung Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah, pekan ketiga November 2014. Penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen (SPK) Widodo atas nama Menteri Perdagangan Republik Indonesia.
Dalam acara tersebut Wali Kota Solok juga menerima bantuan timbangan secara simbolis dari Direktur Jenderal SPK Kementerian Perdagangan. Bantuan timbangan ini juga diberikan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Pada kesempatan itu, Kepada Dinas Provinsi Sumatera Barat juga menerima penghargaan dari Direktur Jenderal SPK atas peran serta dalam mendukung kegiatan pembentukan daerah tertib ukur di Kota Solok serta pembentukan pasar tertib ukur di Provinsi Sumatera Barat tahun 2014.
Penetapan Kota Solok sebagai Daerah Tertib Ukur berdasarkan Kepmendag No 1238/M-DAG/ Kep/11/2014 tentang penetapan Kota Solok sebagai Daerah Tertib Ukur. Kota Solok dinilai telah memenuhi syarat dan kriteria sebagai berikut:
*  Semua alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP) yang digunakan untuk melakukan kuanta dalam transaksi perdagangan telah bertanda tera sah yang berlaku.
* Pemilik/pengguna UTTP telah memperoleh pemahaman mengenai penggunaan UTTP secara benar.
* Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki data tahunan tentang jumlah, jenis dan pemilik/pengguna UTTP.
* Pemerintah Kabupaten/Kota telah menetapkan pembinaan dan pengawasan menjadi program tahunan daerah.
Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Direktur Jenderal SPK Widodo, mengapresiasi daerah yang telah sukses menyelenggarakan Daerah Tertib Ukur tahun 2014. Penghargaan ini juga untuk menjamin konsumen dalam tertib ukur perdagangan.
Daerah tertib ukur berhasil karena adanya kerja sama, sinkronisasi dan harmonisasi Kementerian Perdagangan dengan Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah mendukung penilaian daerah tertib ukur tahun 2014. Dengan piagam penghargaan ini, Kementerian Perdagangan bertekad terus meningkatkan daerah-daerah tertib ukur di seluruh Indonesia yang disertai dengan pemberian sebanyak 750 unit timbangan untuk pasar yang terpilih sebagai pasar tertib ukur.

Ya, Wali Kota Solok telah menerima kehormatan atas apa yang telah diberikannya kepada rakyat-masyarakat Solok. Dia telah berhasil merekatkan nilai Tuhan itu Dekat ke dalam kehidupan sehari-hari yang kemudian berbuah pada sikap-tindak yang jujur dan baik di kalangan masyarakat Kota Solok. (*)

No comments:

Post a Comment