* TUJUH
Kecintaan
kepada Allah melingkupi hati, kecintaan ini membimbing hati dan bahkan merambah
ke segala hal.
Imam Al Ghazali
SOSOK
Irzal Ilyas dapat dikatakan sosok pekerja keras dan tegas dalam mengeksekusi
setiap kebijakan publik yang telah digariskan bersama segenap jajaran aparatur,
kolega legislatif dan para mitra. Usai dilantik pada Agustus 2010, bersama Wakil
Wali Kota Zul Elfian, dia langsung menyingsingkan lengan bajunya untuk
memberikan bukti atas janji-janjinya selama masa kampanye, untuk
mengimplementasikan visi-misi yang telah diretasnya dan sepenuh hati melayani
rakyatnya.
Bekerja keras dan tegas, demikian
tutur Irzal Ilyas, selain sebagai wujud pengabdian kepada daerah kelahirannya,
pun hakikatnya adalah ibadah atau amalan buat sesama umat di muka bumi. Sebagai
bakti kepada Allah SWT, sehingga bermanfaat atau diperuntukkan bagi kebaikan
orang banyak. Bekerja sebagai amanah yang harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya dan semaksimal kemampuan yang dimilikinya dengan sepenuh hati,
juga mengedepankan disiplin, profesionalisme, komitmen, dan kejujuran. Dengan
begitu muncul spirit daya saing berkelanjutan dan menghasilkan nilai tambah (added value) bagi daerahnya. Sebuah
prinsip yang mengajarkan kepada kita dan segenap sumber daya manusia (SDM)
aparatur pemerintah kota untuk senantiasa bersyukur dan bekerja lebih kompeten,
penuh disiplin dan profesional.
Tak terasa, kini,
kepemimpinan Wali Kota Irzal Ilyas memasuki tahun kelima (2010-2015). Empat tahun
kepemimpinan Irzal Ilyas telah banyak membawa perubahan dan kemajuan bagi
daerah dan masyarakat Kota Solok.
Program yang memihak
kepada kepentingan rakyat dan lebih dikenal dengan program pro-rakyat, menjadi
program terdepan dan menjadi skala proritas bagi pasangan ini. Sehingga,
langkah Pemerintah Kota Solok menciptakan Kota Solok yang maju dan terwujudnya
masyarakat yang beriman, bertaqwa, sehat, edukatif dan sejahtera dengan
pemerintah yang baik dan bersih serta berkeadilan, kian terlihat dan semakin
nyata.
Irzal Ilyas tampaknya
berhasil mengakselerasikan komitmennya dengan amanah rakyatnya. Didukung
kompleksitas pengalaman yang dijalani selama ini dan begitu juga wakilnya H.
Zul Elfian, SH, M.Si yang sudah termasuk sesepuh di birokrat dan fokus
mengambil langkah kebijakan untuk bisa cepat memajukan dan mensejahterakan
masyarakat Kota Solok.
Hal tersebut dapat
dilihat dari skedul perjalanan Pemerintah Kota Solok di masa empat tahun
terakhir. Diawali dengan melakukan penataan dan pengelolaan sistem pemerintahan
dengan mengubah sistem pemerintahan menjadi lebih baik, efektif dan lebih
efisien.
Usia Kota Solok telah
mencapai 43 tahun dan Wali Kota Solok bersama wakilnya memasuki tahun kelima
kepemimpinannya periode 2010-2015 ini. Artinya, apa-apa yang telah direncanakan
harus mencapai target yang ditetapkan pada tahun kelima ini sesuai dengan RPJMD
yang telah disusun sesuai dengan visi pemerintah “Terwujudnya masyarakat yang
beriman, bertaqwa, sehat, edukatif dan sejahtera dengan pemerintah yang baik
dan bersih menuju kota perdagangan dan jasa yang maju dan modern”.
Pemerintah Kota Solok pun
bekerja keras mewujudkan 10 misi di Kota Solok yang tertuang dalam agenda
pembangunan daerah dalam meningkatkan kualitas dan tatanan kehidupan masyarakat
yang beriman, bertaqwa dan berbudaya. Selain itu, juga pembangunan hukum dan
tata pemerintahan yang baik dan bersih, pembangunan sosial dan sumber daya
manusia yang berkualitas, pembangunan ekonomi rakyat yang berdaya saing dan
pembangunan prasarana dan sarana perkotaan yang berwawasan lingkungan.
A.
Menciptakan
Keteguhan Beragama
Janganlah ragu kedekatan
Allah kepada hamba-Nya. Di dalam Al-Qur’an ditegaskan bahwa pada kenyataannya
Allah itu sangat dekat dengan hamba-Nya. Sebagaimana tersurat dalam Surat Al
Baqarah ayat 186, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad)
tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. ...”
Kita harus merasa yakin
bahwa Allah itu demikian dekat dan selalu mengamati gerak-gerik kita. Sebuah
kisah menarik barangkali bisa kita ambil hikmahnya mengenai keyakinan yang besar
seseorang akan kedekatan seorang hamba kepada Tuhannya. Suatu waktu Umar bin
Khattab melakukan kunjungan ke daerah pemerintahannya. Beliau ingin mengetahui
secara langsung keadaan rakyatnya. Bertemulah beliau dengan seorang pemuda
penggembala kambing. Umar rupanya ingin menguji kejujuran pemuda tersebut. Umar
ingin membeli kambing yang digembalakan si pemuda, lalu beliau menyarankan si
pemuda untuk berkata kepada sang pemilik kambing bahwasanya kambing tersebut
hilang dimakan serigala. Rupanya si pemuda memiliki keimanan yang cukup kuat.
Dan si pemuda balik bertanya, “Di manakah Allah?”
Kisah Umar bin Khattab
dan si pemuda penggembala kambing itu memberikan pelajaran bahwa segala
perbuatan yang kita lakukan akan diawasi Allah SWT dan menemui pembalasan dengan
kadar yang tepat dan membutuhkan landasan bertindak. Landasan bertindak itu
dapat terjadi dalam istilah “Tuhan itu dekat”. Menghadirkan kesadaran bahwa
Tuhan itu dekat, bukan hanya membuat kita nyaman dalam meminta pertolongan-Nya,
tapi juga akan menghindarkan diri dari segala tindakan tercela. Bagaimana mau
melakukan perbuatan tercela, apabila kita telah memiliki pusat kesadaran bahwa sesungguhnya
Allah itu dekat. Allah Yang Maha Tahu, baik daun yang jatuh di kesunyian malam
ataupun kehebatan alam pikiran kita.
Kita perlu menghadirkan
kesadaran bahwa Tuhan itu dekat, tak terkecuali pada diri seorang pemimpin.
Dengan begitu, spirit ini mampu mengilangkan kesombongan dan cinta berlebih
pada pencitraan. Mengapa? Selama ini rakyat bisa dikelabui melalui pencitraan,
uang dan pembangunan fisik. Namun, Sang Maha Pencipta tidak dapat dikelabui.
Pusat kesadaran tersebut menjadikan sang pemimpin merasa ikhlas melakukan
kerja-kerja yang produktif dan pembangunan.
Sifat amanah sang
pemimpin ini diharapkan berimplikasi pada kemajuan dan kecerahan hasil yang
dipimpin. Sementara bagi sang pemimpin yang amanah, waktu yang dimiliki sedapat
mungkin dimanfaatkan guna menghasilkan nilai tambah. Hal ini yang melekat pada
sosok Irzal Ilyas. Dia senantiasa sibuk mengurusi rakyatnya.
Betapa sadar benar akan
amanah kepemimpinan yang berakar pada kesadaran bahwa Tuhan itu dekat. Waktu
kerja Irzal yang dipacu untuk menghasilkan sesuatu, dikarenakan dia sadar benar
bahwa seorang pemimpin merupakan imam dari rakyat yang dipimpinnya. Ini tidak
terlepas dari kiprahnya di ranah sosial-politik berangkat dari sikapnya yang
selalu berusaha memakmurkan masjid. Maka, tatkala menjadi Wali Kota Solok, dia
tetap berupaya dekat dengan masjid, giat menyampaikan ceramah yang inspiratif
dan penuh petuah mulia melalui medium kunjungan kerja ke tengah-tengah
masyarakat.
Menurut Irzal, pada
prinsipnya, dengan merasa Tuhan itu dekat, akan memantik energi lebih untuk
menyelesaikan segala kerja sebaik mungkin. Dia meyakini setiap kebaikan
–sekalipun hanya sebesar biji zarrah—akan memperoleh balasan di negeri akherat
kelak. Sebab, dari kerja ke kerja akan menghadirkan muatan transendental dan
antroposentris. Muatan transendental adalah muatan nilai ketuhanan. Bahwasanya
kerja-kerja di muka bumi merupakan peran kekhalifahan yang dibebankan kepada
umat manusia. Sedangkan muatan antroposentris adalah nilai kemanusiaan. Bahwasanya
setiap kerja yang dihasilkan mampu menghadirkan manfaat bagi khalayak
masyarakat.
Menghadapi berbagai hasil
kerja keras kita yang berangkat dari prinsip bahwa Tuhan itu dekat, demikian
keyakinan Irzal Ilyas, akan menghadirkan ikhtiar optimal sembari bertawakal. Manusia boleh berencana namun Tuhan yang
menentukan. Karena itu segala rencana, segala kerja dengan presisi dan
kesungguhan dilakukan untuk kemudian menyerahkan hasilnya kepada Sang Pencipta.
Sikap ini tidak hanya
dihadirkan oleh Irzal Ilyas di tempat-tempat peribadahan. Dalam keseharian
dalam memimpin segenap aparatur Pemerintah Kota Solok, dia selalu menekankan
betapa pentingnya menjunjung prinsip bahwa Tuhan itu dekat dan bekerja sebagai
bentuk implementasi amanah serta ibadah.
Islam memang memberi
warna tersendiri bagi kultur Minang sebagai titik asal seorang Irzal Ilyas. Sehingga
pola dan kehidupan religius Islam sangat lekat dengan keseharian masyarakat
Minang dan sosok Irzal. Dengan dasar ini, tak berlebihan bila dirinya
menyertakan unsur religiusitas dalam membangun Kota Solok pada peiode
2010-2015.
Dia menginginkan adanya
peningkatan tatanan kualitas kehidupan masyarakat yang beriman dan bertaqwa,
selain berusaha menyelenggarakan tata pemerintahan daerah yang baik dan bersih
(good local governance and clean
government), mengembangkan nilai-nilai adat dan budaya di tengah masyarakat
berlandaskan adat basandi syara, syara
basandi kitabullah, meningkatkan kualitas pelayanan di bidang pendidikan
dan kesehatan. Hal ini dia lakukan lantaran nilai-nilai religius telah menjadi
bagian yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Minang.
Kedekatan umat Kota Solok
dengan Allah dapat pula dilihat dari banyaknya jamaah haji yang berangkat ke
tanah suci tahun 2013 yang mencapai sebanyak 119 orang dengan persen adalah
jemaah perempuan. Ditinjau dari segi pendidikan, kelompok terbesar dari jamaah
haji yaitu berijazah Sarjana dan SLTA masing-masing ada sebanyak 29 orang dan
48 orang, sedangkan kalau dilihat dari pekerjaan jamaah haji yang berangkat
pada tahun 2013, sebagian besar (persen) adalah PNS.
Yang agak memprihatinkan
bahwa kasus perceraian naik 3,25 persen dari kasus tahun 2011 menjadi kasus
pada tahun 2012. Penyebab perceraian terbanyak dikarenakan tidak ada lagi
keharmonisan rumah tangga dan kurangnya tanggung jawab kepala keluarga.
B.
Berantas
Korupsi Lewat Pendekatan Keagamaan
Irzal Ilyas nyaris tak pernah
menggembar-gemborkan program pemberantasan korupsi dalam visi-misinya. Padahal,
penyakit korupsi sudah sangat mewabah di negeri ini. Saat ini orang tak punya
lagi rasa malu untuk korupsi, bahkan dipenjara karena kasus korupsi pun
dianggap sesuatu yang wajar dan lumrah. Namun begitu, Irzal bukan tak peduli
atas penyakit korupsi. Dia berupaya memberantas korupsi dengan cara membunuh
akarnya, yaitu menumbuhkan kembali rasa malu untuk berbuat korup.
Rasa malu itu ditumbuhkan
melalui program puasa sunnah setiap hari Senin dan Kamis bagi pejabat eselon
Pemerintah Kota Solok. Dengan program ini setidaknya dua hari dalam sepekan
para pejabat eselon yang tengah berpuasa itu terganjal keinginannya untuk
korupsi.
Tidak hanya puasa sunnah
Senin-Kamis, para pejabat eselon ini pun diwajibkan mengikuti safari subuh
setiap Jumat pagi. Saat safari subuh ini, para pejabat digiring untuk
melaksanakan shalat Subuh berjamaah di masjid-masjid yang ada di Kota Solok.
Melalui shalat berjamaah,
antara warga masyarakat dan pejabat saling kenal dan secara tak langsung para
pejabat eselon ini dapat pula menyaksikan kehidupan masyarakat plus segala
problematikanya. Dan hal ini sudah barang tentu sangat bermanfaat bagi pejabat
dalam merumuskan suatu kebijakan publik.
Dengan adanya safari
subuh, berarti bertambah satu hari lagi bagi para pejabat eselon harus menahan
birahi korupsinya. Lantaran terlanjur dekat dengan warga masyarakat, rasa malu
untuk korupsi pun tumbuh dalam diri para pejabat eselon ini. Program puasa
sunnah Senin-Kamis ditambah program safari subuh minimal telah berhasil meredam
keinginan korupsi selama tiga hari dalam sepekan atau 50 persen dari hari
kerja.
Agar penyakit korupsi ini
tidak menular ke generasi muda, Pemerintah Kota Solok pun meluncurkan program
Mabit (malam bina iman dan taqwa) bagi pelajar SLTA dan SLTP. Program ini
mewajibkan pelajar Kota Solok untuk melakukan Mabit di masjid terdekat sekali
dalam sepekan.
C.
Pendidikan
untuk Semua
Perkembangan Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Solok dalam waktu tiga tahun ini sangat pesat
sekali. Tahun 2010 PAUD sudah berjumlah 31 buah, sehingga jumlah murid TK
semakin hari semakin menciut jumlahnya. Hal ini terkait kemudahan pemberian
izin pendidrian PAUD. Upaya penyediaan layanan pendidikan pada jenjang PAUD
telah menunjukkan peningkatan. Angka partisipasi kasar (APK) pada jenjang ini
PAUD 24,45 persen dan TK 30,94 persen.
Kemudian pendidikan dasar
program Wajib Belajar 9 (sembilan) tahun adalah bagian dari hak asasi manusia
dan hak setiap warga masyarakat yang usaha penuntasannya harus direncanakan dan
dijalankan sebaik mungkin. Penuntasan Wajar 9 tahun merupakan hak masyarakat
untuk memperoleh pendidikan dasar yang bermutu merupakan ukuran keadilan dan
pemerataan atas hasil pembangunan. Karena itu, program pendidikan untuk semua
yang inklusif diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, non-formal, dan
informal dengan sistem pendidikan yang demokratis. Paradigma ini menjamin
keberpihakan kepada peserta didik yang memiliki hambatan fisik ataupun mental,
hambatan ekonomi dan sosial. Bahkan Pemerintah Kota Solok telah berhasil
menyelenggarakan program Wajar 12 tahun gratis.
Pada jenjang
SD/MI/SDLB/Paket A terjadi peningkatan angka partisipasi kasar (APK) dari 104%
pada tahun 2009 menjadi 119.% pada tahun 2010 dan menjadi 120% pada tahun 2011.
Seiring dengan perkembangan itu, angka partisipasi murni (APM) naik dari 96%
pada tahun 2009 menjadi 97% pada tahun 2010, dan menjadi 98% pada tahun 2011.
Pada jenjang SMP/MTs/sederajat, APK meningkat dari 104,45% pada tahun 2008 menjadi
106% pada tahun 2009 dan menjadi 110% pada tahun 2011.
Prosentase kelulusan
peserta ujian mulai jenjang SMP/MTs/SMPLB/Paket B dari tahun ajaran 2008/2009
sampai tahun 2009/2010 mengalami kenaikan walaupun tidak secara konsisten atau
berfluktuasi dari tahun ke tahun. Rata-rata nilai UN SMP/MTs pada tahun 2008 adalah
sebesar 6,5 dengan tingkat kelulusan sebesar 93%. Rata-rata nilai ujian SMP/MTs
masih belum maksimal.
Dari sisi perkembangan
fisik bangunan sekolah, sebagaimana dilansir Badan Pusat Statistik Kota Solok, pada
tahun 2013, jumlah sekolah TK hingga SMU/SMK yang di bawah Depdiknas ada
sebanyak 55 sekolah negeri dan 18 sekolah swasta, sedangkan di bawah Depag ada
3 sekolah negeri dan 14 sekolah swasta. Jika dirinci menurut jenjang pendidikan
ada sebanyak 49 SD negeri/swasta, 9 SLTP sederajat negeri/swasta dan SMU/SMK 12
sekolah negeri/swasta. Perguruan tinggi terdapat juga di Kota Solok yaitu 2
unit di Kecamatan Lubuk Sikarah dan 2 unit di Kecamatan Tanjung Harapan.
Kemudian prestasi siswa
SMP di bidang Olimpiade semenjak digelar setiap tahun, Kota Solok selalu
mewakili Provinsi Sumatera Barat ke tingkat nasional. Untuk beberapa mata
pelajaran, tercatat siswa SMP memperoleh lima medali perunggu pada Olimpiade
Sains. Pada cabang olah raga tertentu, Kota Solok juga menunjukkan prestasi
yang meningkat pada Pekan Olahraga Propinsi (Porprop) 2010. Kota Solok meraih lima
medali emas.
D.
Pelayanan
Sosial, Ekonomi dan Kesehatan
Untuk peningkatan
pelayanan tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui pembentukan ULP
dan LPSE. Dan selain itu Pemerintah Kota Solok juga telah memanfaatkan Kantor
DPRD lama menjadi klinik rawat inap tumbuh kembang anak yang menjadi fasilitas
kesehatan.
Dalam upaya pengentasan
kemiskinan yang ada di Kota Solok, Pemerintah Kota mendorong program
pembangunan sosial. Dari data PPLS tahun 2011, jumlah keluarga miskin di Kota
Solok sebanyak 2.774 Rumah tangga (RT) yang dikelompokkan menjadi tiga
kelompok. Kelompok 1 (paling miskin) sebanyak 703 RT, kelompok 2 (hampir
miskin) sebanyak 1.036 RT dan kelompok tiga (rentan miskin) sebanyak 1.035 RT.
Sedangkan tahun 2012, KK miskin di Kota Solok difokuskan pada kelompok 21 dan 2
sebesar 1.739 KK, dan untuk menurunkan angka kemiskinan perlu didukung berbagai
program. Di antaranya hingga tahun 2013 telah dilaksanakan rehab rumah tidak
layak huni, sebanyak 683 unit.
Tabel
12.2 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kota Solok 2008-2013 àambil di DDA Kota Solok 2014 halaman
358
Sedangkan untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat pada lembaga keuangan mikro (LKMA),
Koperasi dan Pra-Koperasi dilaksanakan pembinaan usaha dan produk IKM, UKM dan produksi pertanian
yang sampai tahun 2014 ini telah terjadi peningkatan jumlah, pertumbuhan modal,
total aset, omset dan tenaga kerja. Dari tahun 2011 jumlah UKM sebanyak 763 unit
sekarang telah menjadi 1.006 unit UKM.
Tabel
Nama Hotel, Losmen/Wisma dan Golongannya àambil dari DDA Kota Solok 2014
halaman 285.
Di bidang pariwisata,
Pemerintah Kota Solok terus berupaya menarik wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara,
untuk berkunjung ke Kota Solok.
Tabel
Nama Objek Wisata di Kota Solok dan Jarak Dari Pusat Kota Solok àambil di DDA Kota Solok 2014 halaman
287
E.
Infrastruktur
Pemerintah Kota Solok
memproritaskan pelaksanaan lanjutan peningkatan pelayanan infrastruktur. Antara
lain dalam bentuk peningkatan kualitas jalan dan jembatan, seperti pembangunan
jalan lingkar utara, pembangunan pengendalian banjir di aliran Sungai Batang Lembang,
serta peningkatan jaringan irigasi.
Kemudian peningkatan
pengelolaan sanitasi dan air bersih. Untuk pengelolaan air bersih dan
peningkatan kapasitas air baku, Pemerintah Kota Solok telah menjalin bekerja
sama dengan Pemerintah Kota Toyohasi. Juga telah dilakukan peningkatan
pengelolaan sanitasi dengan peningkatan kualitas TPA regional dan peningkatan
kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH).
F.
Apresiasi
dan Penghargaan
Berkat berbagai program
pembangunan dan kinerja yang cukup bagus, tak seberapa lama setelah mengemban
Wali Kota Solok (2011), Irzal Ilyas sudah mempersembahkan penghargaan Piala
Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup, Juara 1 lomba Cipta Menu 3B berbasis sumber
daya lokal tingkat, Plakat Wahana Tata Nugraha dari Menteri Perhubungan RI dan
Penghargaan e-KTP dari Menteri Dalam Negeri RI.
Di tahun 2011 pula,
Pemerintah Kota Solok meraih penghargaan Peningkatan Produksi Beras Nasional
(P2BN). Sebuah penghargaan terhadap keberhasilan daerah dalam upaya
meningkatkan produksi beras. Untuk penghargaan yang satu ini Pemerintah Kota
Solok patut diacungi jempol. Betapa tidak? Kota Solok berhasil meningkatkan
produksi beras di tengah-tengah penyusutan lahan atau perubahan fungsi lahan.
Kemudian pada penghujung
tahun 2011, Kota Solok meraih prestasi sebagai Kota Sehat (Swastisaba Pandapa).
Penghargaan ini diterima langsung oleh Wali Kota Solok Irzal Ilyas.
“Keberhasilan Kota Solok
meraih penghargaan Swastisaba tersebut tidak terlepas dari kepedulian warga
dalam meningkatkan kesehatan yang dibarengi dengan dorongan dari pemerintah
daerah memasyarakatkan hidup sehat di tengah-tengah masyarakat. Dorongan itu
dimulai sejak tahun 2009, kemudian tahun 2010, melalui peningkatan
sarana-prasarana lingkungan pemukiman, fasilitas kesehatan lingkungan
masyarakat dan adanya peningkatan derajat kesehatan menuju manusia sehat dan
mandiri,” terang Wali Kota yang senantiasa dekat rakyatnya ini.
Pada awal kepemimpinan
Irzal Ilyas tersebut, lahan persawahan di Kota Solok menurun cukup drastis dari
1.300 hektar (2010) menjadi 835 hektar (2011). Kendati begitu, berbagai macam
terobosan baru dilakukan dalam upaya budidaya pertanian, seperti legalisasi
varietas padi unggul dan pengembangan tanaman padi dengan pola System of Rice Intensification (SRI), penyusutan
lahan tidak terlalu berdampak terhadap produksi beras.
Tahun 2013, Irzal berhasil
mendapatkan pengakuan dalam pengelolaan keuangan daerah dengan predikat Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
Bahkan, Pemerintah Kota Solok dipercaya menjadi pelaksana pilot project dalam pemberantasan korupsi.
Masih seputar pengelolaan
manajemen pemerintahan daerah, tahun 2014, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)
RI memberikan penghargaan atas kinerja terbaik yang dilakukan Pemerintah Kota
Solok. Penghargaan sebagai daerah dengan Kinerja Sangat Tinggi dari Menteri
Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi itu diterima secara langsung oleh Wali
Kota Solok Irzal Ilyas pada tanggal 25 April 2014 bersamaan dengan acara
peringatan Hari Otonomi Daerah (Otda).
“Penghargaan ini menjadi
semangat baru bagi segenap aparatur Pemerintah Kota Solok dalam
menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, jujur serta memberikan pelayanan
prima bagi masyarakat,” ujar Irzal Ilyas, atas prestasi yang diraihnya.
Penghargaan dari
Kemendagri ini, demikian kata Irzal, seakan mendonorkan semangat baru bagi Pemerintah
Kota Solok untuk meningkatkan kinerja aparatur pemerintahan. Penghargaan ini
sekaligus mempertegas keberhasilan Pemerintah Kota dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Penghargaan ini untuk
seluruh aparatur pemerintahan dan masyarakat yang telah mendukung upaya Pemerintah
Kota Solok dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan bersih menuju
pelayanan masyarakat yang lebih baik,” ulas Irzal Ilyas.
Penghargaan yang diraih
Pemerintah Kota Solok ini patut dibanggakan. Bukan hal berlebihan, tapi melihat
dari sekitar 500 kabupaten/kota di Indonesia, hanya 35 kabupaten/kota yang
meraih penghargaan Kinerja Sangat Tinggi dari Kemendagri RI. Meski sebuah kota
kecil, Kota Solok merupakan salah satu kota yang berhak meraih penghargaan
tersebut.
Irzal Ilyas selalu
menekankan bahwa penghargaan ataupun prestasi yang diraih bukan suatu tujuan
akhir dari sebuah pengabdian. Tapi, menurutnya, penghargaan dan prestasi yang
berhasil diraih tersebut merupakan tanggung-jawab lebih besar buat meningkatkan
kinerja dan tekad lebih baik.
“Dalam artian penghargaan
dan prestasi merupakan sebuah cambuk bagi kita semua untuk terus berbuat,
bekerja dan mengabdi lebih baik kepada daerah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang lebih baik,” Irzal menegaskan.
Dia juga menyampaikan
terima kasih kepada seluruh warga masyarakat dan aparatur pemerintahan di lingkungan
Pemerintah Kota Solok atas dukungan mereka sehingga Kota Solok mendapat
kepercayaan atas penghargaan kepala daerah dengan Kinerja Sangat Tinggi.
Pemerintah Pusat setiap
tahun memberikan penghargaan kepada kepala daerah yang mempunyai kinerja sangat
tinggi. Penilaiannya mengacu pada hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (EKPPD) dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(LPPD) Tahun 2012.
Bagi Irzal Ilyas, upaya
untuk mewujudkan sistem pengelolaan pemerintahan yang bersih jujur serta
optimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, cukup lama diharapkannya.
Begitu pula dengan sistem pengelolaan keuangan daerah yang bersih dan tepat
sasaran sesuai dengan ketentuan peraturan yang ada.
Diakui Irzal Ilyas,
keberhasilan yang telah diraih bukan hal yang mudah digapai. Kerja keras serta
komitmen yang kuat sangat diperlukan. “Bukan suatu hal yang gampang untuk
diraih karena membutuhkan kerja keras dan komitmen yang kuat,” tutur Irzal.
Sedikit mundur ke tahun
2012, Kota Solok memperoleh penghargaan Piala Adipura, Piala Wahana Tata
Nugraha (WTN), Piala Adiwiyata, Piagam Juara II Nasional UP2K, Piala ICT Pura Kategori
Muda. Lalu tahun 2013, kembali memperoleh Piala WTN, Piala Adipura, dan penataan
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Juga penghargaan Manggala Karya Kencana dari
BKKBN RI, Adiwiyata Mandiri, Penghargaan terbaik sebagai penyelenggara
pelayanan publik, Swastisaba Wiwerda, Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara,
Penghargaan Cipta Karya, Penghargaan Perpustakaan umum Tingkat Nasional, serta
Penghargaan Lembaga Kearsipan Teladan
Tingkat Nasional.
Kembali masuk ke tahun
2014, Pemerintah Kota Solok berhasil meraih penghargaan Penyelenggaraan Otonomi
Daerah dari Kementerian Dalam Negeri, Penghargaan Terbaik I Pemerintah Daerah
Pelaksanaan PMT-AS Tingkat Nasional, Terbaik II Sekolah Pelaksana PMT-AS
tingkat Nasional, dan penghargaan Tanda Kehormatan Bakti Koperasi dan UKM dari
Kementerian Koperasi dan UKM RI. Wali Kota Solok bersama Wakil Wali Kota Solok
berniat sampai akhir masa jabatannya tahun 2015 mendatang dapat terus memperjuangkan
dan mensejahterakan masyarakat, jelas Irzal Ilyas.
Masih di tahun 2014, Wali
Kota Solok menerima piagam penghargaan sebagai Daerah Tertib Ukur dari Menteri
Perdagangan. Menteri Perdagangan Republik Indonesia memberikan piagam
penghargaan daerah tertib ukur tahun 2014 kepada tiga Kepala daerah, satu di antaranya
Wali Kota Solok Irzal Ilyas Dt Lawik Basa. Dua daerah lain yang menerima
penghargaan serupa adalah Kota Semarang dan Kota Banda Aceh.
Piagam penghargaan Daerah
Tertib Ukur tersebut diterima langsung oleh Wali Kota Solok Irzal Ilyas Dt
Lawik Basa dalam acara resmi yang dilangsungkan Gedung Lawang Sewu, Semarang,
Jawa Tengah, pekan ketiga November 2014. Penghargaan diserahkan langsung oleh
Direktur Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen (SPK) Widodo atas nama
Menteri Perdagangan Republik Indonesia.
Dalam acara tersebut Wali
Kota Solok juga menerima bantuan timbangan secara simbolis dari Direktur
Jenderal SPK Kementerian Perdagangan. Bantuan timbangan ini juga diberikan
kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Pada kesempatan itu, Kepada Dinas
Provinsi Sumatera Barat juga menerima penghargaan dari Direktur Jenderal SPK
atas peran serta dalam mendukung kegiatan pembentukan daerah tertib ukur di
Kota Solok serta pembentukan pasar tertib ukur di Provinsi Sumatera Barat tahun
2014.
Penetapan Kota Solok
sebagai Daerah Tertib Ukur berdasarkan Kepmendag No 1238/M-DAG/ Kep/11/2014
tentang penetapan Kota Solok sebagai Daerah Tertib Ukur. Kota Solok dinilai telah
memenuhi syarat dan kriteria sebagai berikut:
* Semua alat-alat ukur, takar, timbang dan
perlengkapannya (UTTP) yang digunakan untuk melakukan kuanta dalam transaksi
perdagangan telah bertanda tera sah yang berlaku.
* Pemilik/pengguna UTTP
telah memperoleh pemahaman mengenai penggunaan UTTP secara benar.
* Pemerintah Kabupaten/Kota
memiliki data tahunan tentang jumlah, jenis dan pemilik/pengguna UTTP.
* Pemerintah Kabupaten/Kota
telah menetapkan pembinaan dan pengawasan menjadi program tahunan daerah.
Menteri Perdagangan Rahmat
Gobel, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Direktur Jenderal SPK Widodo,
mengapresiasi daerah yang telah sukses menyelenggarakan Daerah Tertib Ukur
tahun 2014. Penghargaan ini juga untuk menjamin konsumen dalam tertib ukur
perdagangan.
Daerah tertib ukur
berhasil karena adanya kerja sama, sinkronisasi dan harmonisasi Kementerian Perdagangan
dengan Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah mendukung penilaian daerah tertib
ukur tahun 2014. Dengan piagam penghargaan ini, Kementerian Perdagangan
bertekad terus meningkatkan daerah-daerah tertib ukur di seluruh Indonesia yang
disertai dengan pemberian sebanyak 750 unit timbangan untuk pasar yang terpilih
sebagai pasar tertib ukur.
Ya, Wali Kota Solok telah
menerima kehormatan atas apa yang telah diberikannya kepada rakyat-masyarakat
Solok. Dia telah berhasil merekatkan nilai Tuhan itu Dekat ke dalam kehidupan
sehari-hari yang kemudian berbuah pada sikap-tindak yang jujur dan baik di
kalangan masyarakat Kota Solok. (*)
No comments:
Post a Comment